SOLSEL (RP) - Kapolda Sumbar Brigjen Pol Noer Ali tak bisa menyembunyikan kegeramannya terhadap kinerja jajaran Polres Solok Selatan (Solsel). Jika hingga 4 Mei nanti Polres Solsel tidak mampu memberantas tambang liar, Kapolda mengambil alih operasi pemberantasan.
Instruksi itu disampaikan jenderal bintang satu ini di hadapan Kapolres Solsel dan ratusan anak buahnya di Mapolres Sosel, Selasa (30/4). Kapolda mengumpulkan jajarannya di Polres Solsel karena dinilai lamban memberantas aktivitas pertambangan emas liar itu.
” Jika tanggal 4 Mei masih ada alat berat di lokasi tambang, saya memimpin langsung operasi pemberantasan tambang liar,” tegas Kapolda Noer Ali tanpa menyebut sanksi bagi Kapolres bila gagal memberantas illegal mining itu.
Kapolda menegaskan, keterbatasan personel, medan yang berat, serta tidak memiliki kendaraan tidak bisa dijadikan alasan tidak tuntasnya pemberantasan tambang liar di Solsel. ”Saya tidak terima alasan apa pun, pokoknya illegal mining wajib dihapuskan. Bila ada oknum polisi bermain, siapa pun mereka saya copot,” tegas Noer Ali.
Selain Kapolres Solsel AKBP Djoko Trisulo, Kapolda didampingi Irwasda Polda Kombes Pol Wahyudin, Karo Ops Polda Kombes Sukardi, Direskrimsus Kombes Pol dan Direskrimum Kombes Pol Adikarya.
Ia mewanti-wanti jajarannya agar mengembalikan citra dan wibawa Polri di mata masyarakat dan di mata hukum. Kapolda menegaskan polisi harus ingat tugas dasar kepolisian, yaitu melayani dan mengayomi masyarakat, serta menegakkan hukum yang berlaku.
”Bukan memeras, bukan pembeking, dan bukan pelanggar aturan hukum. Polisi tidak boleh arogan yang dapat melunturkan kepercayaan masyarakat, apalagi menyakiti masyarakat,” katanya lantang.
Terkait dugaan oknum aparat membekingi alat berat di Solsel, ia berjanji segera diproses dan mencopotnya bila terbukti. “Saya sudah tahu semua, saya akan proses. Terbukti bermain, segeralah terima sanksi abadi dari saya. Ini bukan main-main, bukan Kapolda ganas, yang ganas ketentuan hukum yang berlaku,” jelasnya.
Kapolda menegaskan, polisi harus punya komitmen dan niat tulus mengemban tugas yang diberikan negara. Negara disusun berdasarkan hukum, jangan hancurkan hukum itu dengan sogok-sogokan. ”Aparat tidak boleh gila duit, sehingga langgar aturan. Itu tidak benar,” tukasnya.
”Bila kita kaya, tapi kekayaan hasil sogokan, hidup ini tidak akan tenang. Kekayaan itu tidak akan dinikmati selamanya. Seperti contoh Djoko Susilo, pangkat tinggi, harta banyak, akhirnya disita dan dipenjarakan,” ujarnya mengingatkan.
Terkait adanya 20 unit ekskavator yang ditangkap di kawasan illegal mining, peralatan kapal keruk yang ditangkap di kawasan PT Andalas Merapi Timber (AMT), kata Noer Ali, diserahkan kepada penyidik Polda Sumbar.
Kapolda berjanji segera menuntaskan kasus pertambangan liar di Bumi Sarantau Sasurambi, serta menyisir bersih seluruh kawasan pertambangan emas yang telah diporak-porandakan ekskavator dan kapal keruk sejak tiga tahun lalu.”Bila tidak dilibas, citra dan kehormatan kepolisian akan luntur di hadapan pengusaha nakal itu,” ulasnya.
Kapolres Solok Selatan AKBP Djoko Trisulo menyatakan siap memberantas habis-habisan para pelaku illegal mining, yang tidak mau mengeluarkan alat beratnya dari kawasan pertambangan liar.
”Kita telah menangkap 22 unit ekskavator di Batang Hari, 2 unit masih tertahan di lumpur Batang Hari. Empat unit dilimpahkan ke Kajari Padangaro, 8 unit dilimpahkan ke Mapolres Dharmasraya, satu unit truk pengangkut solar, dan 12 unit ekskavator di Mapolres Solsel. Kita telah menangani 169 kasus, 63 di antaranya telah tuntas,” kata Kapolres.
Secara terpisah, Bupati Solsel Muzni Zakaria didampingi Dandim 0309 Letkol M Sigit Wijaksono mengatakan, untuk menyisir pertambangan emas di Batang Bangko, Batang Gumanti, Batang Hari, Alai dan Muko-Muko Pemkab Solsel akan menyediakan 7 unit perahu timpek pada APBD Perubahan Solsel.”Satu unit timpek tipe 125 PK seharga Rp17-30 juta. Satu dari 7 timpek, akan saya beli dengan biaya pribadi,” ujarnya.(rpg)