LIPUTAN KHUSUS

Sekolah Atau Berkerja?

Liputan Khusus | Minggu, 03 Januari 2016 - 11:20 WIB

Sekolah Atau Berkerja?
HIDUP DI JALANAN: Anak-anak jalanan sedang mengemis di simpang-simpang lampu merah Kota Pekanbaru. Mirisnya, mereka malah didampingi orangtua yang tidak peduli dengan sekolah atau tidaknya mereka. DEFIZAL/RIAU POS

Dukungan Tiada Henti

Total anak usia sekolah masing-masing tingkat SD, SMP dan SMA di Provinsi Riau mencapai 1.410.200 berdasarkan Data Pokok Pendidikan Dasar (Dapodikdas) dan Data Pokok Pendidikan Menengah (Dapodikmen) tahun 2015. Dimana 285.373 di antaranya tidak bersekolah di usia sekolah. Hal ini dinilai sangat mengkhawatirkan bagi pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) handal dan berdaya saing ke depan.

Baca Juga :Cerita Natasha Wilona soal Masih Akrab dengan Para Mantan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Riau menyadari angka partisipasi sekolah melalui Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni (APK/APM) masih rendah. Sehingga perlu dikejar dengan peningkatan lebih tinggi lagi kedepan.

Untuk tingkat SD, APK memang sudah menembus angka 112,50 persen, dengan APM 93,06 persen. Kemudian tingkat SMP untuk APK 92,61 persen, dan APM 76,45 persen. Kemudian tingkat SMA APK jauh lebih rendah yakni 68,89 persen dan APM 54,01 persen.

Terkait permasalahan yang terjadi, Kepala Disdikbud Riau Dr Kamsol, mengatakan, untuk kebijakan penganggaran baru dimulai pada 2017 secara menyeluruh untuk fokus meningkatkan APK dan APM. Dikarenakan pada 2016 nanti masih melakukan upaya memulai pembenahan. Sebab terjadinya pengalihan kewenangan sekarang.

“Sekarang sudah kita mulai, dimana pemetaan, mengupayakan mutu dan akses, itu yang paling penting, itu harus disusun perencanaan jangka panjang dengan kebijakan-kebijakan yang ada,” katanya.

Melalui Dirjen baik pendidikan dasar dan menengah, hingga Menteri Disbuddikdasmen RI Anies Baswedan, diakui Kamsol sudah disampaikannya permasalahan yang terjadi. Dimana Provinsi Riau sudah mendapatkan dukungan penuh untuk pembenahan. Karenanya beberapa program juga sudah dimulai pemerintah.

Seperti dicontohkan Kamsol dimana Provinsi Riau sudah memulai dengan diawali melalui yang pertama dilakukan adalah gerakan literasi. Atau mengajak anak-anak usia sekolah agar dapat mengoptimalkan peranan dan mengembangkan diri agar lebih rajin membaca.

“Tetap kita mulai tahun ini untuk meningkatkan keinginan mereka agar memiliki semangat belajar dan sekolah. Ini yang harus kita timbulkan,” sambungnya.

Dengan jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah mencapai ratusan ribu. Ditambahkan Kamsol, memang persoalan yang dihadapi sekarang adalah anak putus sekolah baik di tingkat SD, SMP dan SMA. Upaya mendorong guru, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sekarang ini terus dilakukan.

“Pendidikan kita belum bisa menggerakkan, menginspirasi anak-anak untuk bersekolah. Berbagai program non pemerintah juga kita dorong, karena perlu kepedulian bersama,” tambahnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook