IR TIEN MASTINA, KADISKANLUT PROVINSI RIAU

Ekosistem Mangrove Harus Dikawal

Liputan Khusus | Minggu, 25 Oktober 2015 - 10:33 WIB

Ekosistem Mangrove Harus Dikawal
Tien Mastina

n Ir Tien Mastina, Kadiskanlut Provinsi Riau

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kondisi nelayan yang masih kurang sejahtera di tempat yang kaya membuat dilema dimata pemerintah. Berbagai program sudah disalurkan sebagai upaya peningkatan skill nelayan, namun hasilnya masih belum kuat. Namun persolan sebenarnya bukan karena kemampuan, tapi kebiasaan merusak yang harus segera dirubah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

DINAS Perikanan dan Kelautan (Diskanlut) Provinsi Riau terus mengupayakan pembenahan dan perbaikan kehidupan masyarakat nelayan di Provinsi Riau. Khususnya wilayah pesisir yang berpotensi mengembangkan sektor kemaritiman di tanah air. Dengan terus memberikan dukungan dan pemahaman tentang arti penting menjaga ekosistem. Salah satunya di Desa Tenggayun, Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Juga menjadi sasaran untuk berbagai program kegiatan Diskanlut Provinsi Riau yang dilaksanakan sebagai bagian potensi kemaritiman Provinsi Riau.

Menurut Kepala Diskanlut Provinsi Riau Ir Tien Mastina, beberapa kegiatan yang berlokasi di Desa Tenggayun Kecamatan Bukit Batu Bengkalis seperti pembinaan pengawasan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan yang akan dilaksanakan 10 November.

‘’Seperti menjaga kelestarian sumber daya perikanan dengan tidak melakukan cara pemanfaatan yang merusak ekosistem perikanan dan kelautan. Ini terus kami sosialisasikan kepada masyarakat," ujarnya saat ditemui Riau Pos. Dicontohkan Tien, misalnya masyarakat sudah seharusnya jangan menggunakan bom, racun seperti potasium, dan bahan peledak lain yang dilarang. Serta yang terpenting juga adalah menjaga kelestarian dan keberlangsungan habitat perikanan ekosistem hutan mangrove.

‘’Agar tetap terjaga, karena ekosistem hutan Mangrove menjadi tempat berkembang biaknya ikan, tempat pembesaran anak-anak ikan, kepiting, udang dan biota lainnya secara alam,’’ sambungnya. Karena sebagai sumber penghidupan masyarakat di sepanjang pesisir dan para nelayan kita di Riau, tambahnya maka seluruh pihak perlu saling membantu dalam menjaga ekosistem hutan mangrove yang dimiliki.

   Adapun sasaran program kegiatan Diskanlut Riau di daerah tersebut adalah kelompok masyarakat pengawas yang telah menjadi binaan Diskanlut, dan juga masyarakat serta para nelayan. Karena disepanjang pesisir disana, terdapat kelompok nelayan yang tergabung dalam satu wadah yakni Mekar Sari Desa Tenggayun Kec Bukit Batu, jumlah anggota nelayan Pengerih 16 orang. Kemudian dari data Diskanlut Riau di wilayah tersebut juga terdapat nelayan jaring yang aktif sekitar 20 KK. Dimana total jumlah nelayan yang ada di desa Tenggayun kira-kira150 KK.

   Program-program ini juga dilaksanakan Diskanlut dalam upaya menjaga kelestarian hutan Mangrove seperti di Inhil, Meranti dan Rokan Hilir. Karena potensi yang dimiliki dalam sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Riau juga tak kalah penting di tiga Kabupaten lain tersebut. Disinggung mengenai nelayan tradisional yang masih banyak di wilayah pesisir Provinsi Riau, secara menyeluruh memang diakui Tien hal tersebut juga termasuk tradisi. Hanya saja Ia mengimbau supaya nelayan tradisional yang ada agar tidak melakukan kegiatan menangkap ikan yang akan merusak ekosistem laut dan ikan.

‘’Karena dampaknya juga bagi anak cucu kita kelak. Harus sama-sama menjaga hendaknya agar keberlangsungan kehidupan yang saling berkaitan dapat terwujud,’’ harapnya.(eko)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook