Hobi Berburu Barang Antik

Liputan Khusus | Minggu, 25 Juni 2023 - 10:20 WIB

Hobi Berburu Barang Antik
Infografis (RAHMAD//RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


RIAUPOS.CO - Bangunan rumah berlantai tiga di Jalan Kuras III Tampan, Pekanbaru itu dipenuhi dengan koleksi barang- barang antik, mulai dari keris, pedang, keramik dengan berbagai bentuk,  guci, rupang (patung Budha) batu-batuan hingga tempayan air yang ditata rapi.

Pemiliknya adalah, Nata Hedy Nyo SE MH. Pria keturunan Tionghoa ini mengatakan, ada ribuan koleksi barang antik di kediamannya itu. Nata pun menceritakan awal mula ketertarikannya dengan benda- benda antik ini, atau menjadi kolektor. Ternyata sejak 10 tahun lalu berawal dari dirinya diberi sebuah rupang oleh kakak iparnya. Dari situ ia melihat ada keunikan dari benda tersebut.


Nata mengaku sangat menyukai dan mencintai batu- batuan, dan ia pun mengoleksi ribuan batu dengan berbagai bentuk dan motif. Mulai patung, miniatur kapal, cincin, kepala ikat pinggang hingga gelang dari bebebatuan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri.

"Masing-masing benda punya ciri khas sendiri. Seperti saya suka dengan bebatuan bermotif seperti motif orang, hewan, pemandangan. Jadi disitulah kita melihat produk Tuhan itu sangat luar biasa. Bukan dilukis tetapi alam yang sudah membentuk motifnya," kata Nata bercerita.

Bahkan, dikatakan Nata yang juga Ketua harian Yayasan Ikatan Tionghoa Selatpanjang (IKTS), saking sukanya terhadap batu, dia pernah menukar batu dengan handphonenya. Ini terjadi bukan tanpa alasan, sebab teman yang memiliki batu tidak menjualnya, dan hanya bisa dibarter (tukar) barang dengan barang.

Dari hobinya ini, sebagai koletor benda-benda atau barang-barang antik, dirinya mulai diburu banyak orang. Tidak jarang para wartawan pun menjadikannya sebagai narasumber mengenai barang-barang koleksinya ini.

Dia menyebutkan, keris yang dimilikinya ada kekuatan mistisnya. Dan ini merupakan koleksi favoritnya. Ia menyebut keris adalah salah satu produk yang dibuat oleh manusia. Menurutnya keris punya keunikan tersendiri. Keris punya lekukan yang indah bahkan bisa berdiri di samping sarungnya meski mempunyai gagang yang berat dan bentuk yang tak seimbang. Mengoleksi keris ini ia dapat dari berbagai daerah dengan keunikan yang ia lihat dari ratusan koleksinya.

"Dari senior- senior serta pemilik aslinya ini ada mistisnya, tapi saya tidak pernah melihat, hanya saja bisa merasakan," ujarnya.

Disampaikannya, untuk koleksi-koleksi ini, lebih banyak orang yang menawarkan dan tidak mencarinya. Artinya, ketika ada yang menawarkan dan cocok harganya akan dibeli.

‘’Tapi ada juga kemarin saya ke Bukittinggi, dapat patung Dewi Sri," ujarnya,

Dia juga mengatakan, barang-barang yang dikoleksinya tidak hanya didapat dari Indonesia saja, tapi banyak juga dari luar negeri seperti, Malaysia, Singapura dan sudah pasti dari China.

"Patung-patung serta keramik itu dari Cina," katanya lagi.


Ditegaskannya juga, dari ribuan barang-barang koleksi yang dimilikinya, satu koleksi yang sangat ia sukai yaitu keramik dari China yang berbentuk kendi berukuran sedang. "Selain bentuknya unik, dibuat juga dengan cara unik. Benda ini juga berusia sudah lebih dari 100 tahun,’’ ceritanya sembari memperlihatkan koleksi tersebut.

Namun pada prinsipnya ia suka semua koleksinya, apalagi harga belinya sangat beragam, dari yang mahal hingga yang murah ia beli asal cocok dan disukai. Dan ia memberi gambaran untuk hobinya ini tak kurang dari Rp10 juta per bulan ia keluarkan.

"Ada yang murah ada yang mahal. Dari ratusan ribu hingga Rp5 jutaan pun ada," sebutnya.

Bagaimana Nata merawatnya? Meski memiliki ribuan koleksi tak membuatnya kerepotan dalam mengurus benda-benda antik ini. Sebab menurutnya tak ada perawatan khusus yang ia lakukan.

"Ada kepuasan batin, dan kalau kita stres lihat barang-barang yang kita koleksi mudah-mudahan stres kita hilang," ujarnya membeberkan keistimewaan menjadi kolektor.

Terhadap hobinya ini, Nata pun menaruh harapan kepada pemerintah agar bisa membatu untuk melestarikan, dan mengembangkan bahkan bisa menambah koleksi- koleksi barang antik yang ia miliki.

Jika dibuatkan museum dia malah berterima kasih. ‘’Syukur- syukur bisa membangun museum barang antik, agar koleksi milik saya ini bisa dinikmati dan dilihat banyak orang," tuturnya.(ayi/gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook