Temukan Kesenangan di Tengah Kubangan

Liputan Khusus | Minggu, 23 Mei 2021 - 09:39 WIB

Temukan Kesenangan di Tengah Kubangan
Ilustrasi (RIAU POS)

Kenyamanan berkendara di jalan mulus dan rata, bukan yang mereka cari. Sebaliknya, jalan berkubang, tanah basah, berbukit dan ekstremlah yang menjadi sasaran mereka. Di sana, mereka menemukan kesenangan, ketenangan dan kepuasan. Meski ada risiko dan berbagai tantangan yang bisa datang kalau salah perhitungan.

 


(RIAUPOS.CO) - Bagi para penggaruk tanah (offroader), ada kesenangan tersendiri saat mereka berhasil melawati trek jalan yang ekstrem. Ini diakui oleh salah satu offroader asal Pekanbaru bernama Mahardika Nasution (40). Pria yang juga dikenal dengan sapaan Dika Kejar ini sudah enam tahun belakangan menjadikan offroad sebagai hobi.

Menurutnya, ada banyak keseruan yang didapat dari olahraga otomotif tersebut. Dari yang awalnya ia membekali diri dengan tunggangan atau kuda besi biasa, sampai kini ia telah meng-upgrade kendaraannya dengan spesifikasi penuh. ‘’Awal suka offroad tahun 2015. Mulai main dan gabung dengan teman-teman komunitas. Mobil pun awalnya yang biasa. Berjalannya waktu, kita upgrade terus. Sampai akhirnya punya yang full spek atau modifikasi ekstrem,’’ ujar pengusaha ini.

Kendaraan, menurutnya adalah yang penting jika ingin menekuni olahraga esktrem ini. Untuk offroad sendiri, kendaraannya harus sesuai standar. Dengan ciri khas ban besar dan tebal dengan  four-wheel drive (4WD) dan bentuk yang gahar.

Untuk saat ini, Dika Kejar menunggangi mobil jenis Jeep CJ7. Dengan tunggangannya yang gagah itu, ia sudah melanglang buana ke berbagai daerah. Melintasi trek-trek sulit yang ada di berbagai wilayah di Indonesia.

Tak tercuali trek-trek di wilayah Riau. Menurutnya, Riau juga banyak memiliki surga tersembunyi yang menarik untuk dilalui. Dengan karakteristik trek yang bersungai dan bertanah kuning, Riau punya sensasi dan keseruan tersendiri di mata para offroader.

‘’Di mata offorader, trek seperti itu bisa dibilang menantang. Untuk di Riau, trek itu bisa ditemui di Danau Buatan, Batu Tilam, Kampar Kiri Hulu dan banyak lagi,’’ terangnya yang pernah ikut trip offroad Jogja-Bali selama 24 hari ini.

Untuk melewati trek dengan aman dan selamat, tentunya perlu persiapan yang super matang. Sebelum trip offroad adventure, Dika mengaku harus menyiapkan segala sesuatu terlebih dahulu. Mulai dari mempersiapkan diri. Kondisi fisik tubuh yang baik. Sehingga mampu mengikuti trip dengan maksimal dari start hingga finish.

Persiapan lainnya ialah membaca trek, cuaca dan situasi lapangan. Misalnya, treknya berbukit. Hal tersebut yang kemudian menentukan persiapan mobil yang digunakan. Mobil tentunya harus menyesuaikan dengan lintasan yang akan dilewati.

Setelah itu barulah briefing dengan tim. ‘’Ini menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Bicara offroad, kita juga bicara soal tim dan kerja sama. Jadi, sekali trip, kita harus tentukan dulu tugas masing-masing bersama tim yang turun. Mulai dari seksi perbekalan, recovery, alat-alat yang harus dibawa. Semua harus jelas orangnya dan tanggung jawabnya. Intinya, beban yang dibawa seringan mungkin. Tapi, harus tetap memenuhi keperluan trip,’’ paparnya.

Karena ia memilih jalur offroad adventure, biasanya trip yang diambil tak terlalu panjang dan lama. Bisa jadi langsung balik, atau bermalam dua sampai tiga hari. Selama perjalanan itu, banyak pula hal dan pengalaman berkesan yang didapat oleh Dika sebagai offroader.

Mulai dari mobilnya yang terbalik, menghadapi badai dan hujan hingga bertemu dengan ular saat berkemping di tengah hutan. Namun, itu tak membuatnya jera. ‘’Justru bikin kita jadi makin ketagihan dan waspada saat trip,’’ tambahnya yang berdomisili di Kota Pekanbaru ini.

Pelajaran Hidup dan Misi Kemanusiaan
Trip offroad juga membuatnya semakin dekat dan cinta dengan alam. Sepanjang perjalanan, suguhan pesona keindahan alam memberi energi positif bagi dirinya. Perjalanan itu juga membuatnya makin menghargai alam. Karena di alam, semua orang sama. Tak pandang usia atau status sosial. Semua harus saling membantu dan tak boleh takabur.

Pelajaran hidup lainnya juga banyak ia dapatkan setelah menekuni olahraga ekstrem ini. ‘‘Offroad ini, bukan hanya soal melewati jalan esktrem, becek-becekan, dan lumpur-lumpuran saja. Tapi, proses dan perjalanan kita untuk bisa melewati itu semua,’’ ujarnya.

Proses tersebut mempengaruhinya dalam memandang hidup dan juga bertindak. Sebab, dengan offroad, dirinya lebih bisa membangun kerja sama tim, melatih kesabaran dam mental, mengontrol emosi diri serta membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

‘’Olahraga ini semakin membuka mata saya bahwa kita adalah makhluk sosial yang harus bekerja sama dengan sesama manusia. Kesabaran, mental, emosi kita juga dilatih selama perjalanan. Termasuk membiasakan kita dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat,’’ sambungnya lagi.

Di samping itu, olahraga offroad juga membuatnya bisa mengambil peran dalam aksi sosial. Beberapa kali sudah ia bersama rekan sesama offroader menempuh daerah korban bencana alam di Riau. Mereka saling bahu-membahu dalam menyalurkan bantuan dan membantu tim SAR untuk evakuasi masyarakat.

‘’Saya pribadi cukup sering terlibat dalam offroad sosial. Saat ada bencana alam seperti gempa bumi, banjir bandang dan kebakaran hutan, offroader sering kali jadi garda terdepan untuk mendistribusikan bantuan atau evakuasi. Jadi, hobi ini juga mengandung unsur sosial dan misi kemanusiaan,’’ terangnya yang tergabung dalam komunitas IOF Pengda Riau dan Taft Diesel Indonesia chapter Riau ini.

Hal itu lantas membuatnya makin merasakan kebahagiaan dari hobinya tersebut. Selain bisa menyalurkan hobi, ia dan teman-teman ikut bisa mereka menebar kebaikan. ‘’Berkali-kali lipatlah kebahagiannya. Kita juga tahu kehidupan sosial masyarakat desa yang sebelumnya kita nggak pernah lihat. Itu tak ternilai harganya,’’ paparnya.

Bicara soal harga, hobi offroad ini banyak dinilai sebagai olahraga dengan harga yang mahal. Mulai dari tunggangan, pemeliharaan, biaya trip, peralatan, recovery dan lainnya. Namun, Dika buru-buru membantah hal itu. Sebab, menurutnya, harga itu relatif. ‘’Kalau dibilang mahal, saya nggak setuju ya. Karena soal harga itu relatif. Yang penting kita mau belajar, jalin relasi dengan teman-teman sehobi. Itu akan sangat membantu,’’ sambungnya.

Untuk teman-teman yang baru menggeluti dunia offroad, ia berpesan agar membuka diri dengan hal baru dan banyak belajar. Dengan mempelajari apa yang kita suka dan mengusainya, soal biaya juga bisa ditekan. Di samping itu, penting juga bergabung dengan komunitas. Karena offroad juga soal kerja sama tim.

‘’Banyak hal yang didapat dari komunitas. Kita juga semakin paham bahwa kebersamaan bisa membuat kita semakin mudah dan terbantu dalam menyalurkan hobi,’’ tuturnya.(das)

 

Laporan SITI AZURA, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook