TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Penantian lama masyarakat Kuantan Singingi untuk bisa menyaksikan festival pacu jalur tradisional di Tepian Narosa, hari ini Ahad (31/8/2022) bakal terobati. Tradisi dan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang tahun ini memasuki usia 119 tahun, resmi dimulai. Sebanyak 178 jalur dari Kuantan Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu ikut ambil bagian. 119 tahun, resmi dimulai. Sebanyak 178 jalur dari Kuantan Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu ikut ambil bagian.
Mereka akan beradu untuk menjadi yang tercepat di arena perpacuan jalur paling bergengsi di Kuantan Singingi, Tepian Narosa Teluk Kuantan. Kabupaten Kuantan Singingi yang menghelat pacu jalur tradisional di Tepian Narosa mendapat kado istimewa. Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno langsung hadir untuk membuka tradisi dan budaya masyarakat Kuantan Singingi itu.
Menparekraf Sandiaga S Uno datang ke negeri jalur, tidak sendiri, tapi bersama Wakil Menteri BPN/ATR Raja Juliantoni. Putra Kuantan Singingi asal Kecamatan Kuantan Mudik itu, pulang kampung untuk menyaksikan tradisi dan budaya yang sudah lama tidak ia lihat.
“Jadi besok pagi, festival pacu jalur tradisional ini dibuka langsung Pak Menparekraf Sandiaga Uno. Dan ada juga Pak Wamen BPN/ATR Raja Juliantoni,” kata Plt Bupati Kuantan Singingi Drs H Suhardiman Amby AK MM Datuk Panglimo Dalam didampingi Wakil Ketua I DPRD Kuansing Zulhendri, Kadis Pariwisata, dan Kebudayaan Drs Azhar MM di hadapan seluruh perwakilan jalur saat technical meeting dan pencabutan undian perpacuan, Sabtu (20/8) di gedung Narosa Telukkuantan.
Karena itu, kata Plt Bupati Suhardiman Amby peserta jalur harus menjaga dan menunjukkan semangat sportivitas dalam menjunjung tinggi adat budaya Kuantan Singingi.
Pacu jalur memang diperlombakan. Tapi hadiah bukanlah sebuah tujuan. Tapi tujuan pacu jalur untuk menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban budaya Kuantan Singingi itu sendiri. Untuk melestarikan tradisi dan budaya Kuantan Singingi ini, Pemkab lanjut Suhardiman, mulai tahun 2023 merencanakan menggelar iven pacu jalur setiap bulan sesuai dengan momen kepariwisataan yang dibuat. Misalnya saja, saat momen Hari Pendidikan Nasional, peringatan Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, momen Hari Ulang Tahun Kuansing dan berbagai momen lainnya.
Agenda pariwisata pacu jalur, di setiap kecamatan yang ada di Kuansing di sepanjang aliran Sungai Kuantan. Mulai dari Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar, Kuantan Tengah, Sentajo Raya, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Kuantan Hilir Seberang, Inuman dan Cerenti.
Semua kecamatan mendapatkan porsi yang sama dan dukungan dana yang sama dalam setiap kalender pariwisata yang ditetapkan Pemkab Kuansing mulai 2023 mendatang. Sementara untuk Kecamatan Singingi, Singingi Hilir, Pucuk Rantau, dan Logas Tanah Darat akan menjadi tuan rumah kalender pariwisata lainnya.
Dengan begitu, orang Kuantan Singingi yang datang tidak menunggu bulan Agustus untuk menyaksikan pacu jalur. Dengan adanya agenda ini, wisatawan lokal dan mancanegara bisa datang ke sini. Hotel-hotel yang ada tidak lagi sepi.
“Karena itu jangan ada kegaduhan dalam pacu jalur. Kita ingin menjadikan Kuantan Singingi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Cikal bakalnya sekarang. Semua ini butuh dukungan peserta jalur dan masyarakat Kuantan Singingi,” pinta Suhardiman.
Selain itu, Pemkab berencana akan membantu seluruh jalur yang ada di Kuantan Singingi. Di sisi lain, selaku Plt Bupati Kuansing, dirinya baru saja menandatangani Perbup pengambilan kayu jalur. Masyarakat yang ingin membuat jalur tidak perlu bingung dan takut harus mendapatkan kayu dari mana. Perbup itu memperbolehkan masyarakat untuk mengambil kayu baik di kawasan HPT maupun hutan lindung.
Masyarakat desa terlebih dahulu mensurvei dan membuat titik koordinat kayu serta mengusulkannya secara tertulis pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing untuk pengambilan kayu jalur untuk melestarikan budaya Kuantan Singingi.
“Di luar itu tidak boleh,” tegas Suhardiman.
Ketua Umum Pacu Jalur Tradisional tahin 2022, Sekda H Dedy Sambudi SKM MKes menyebutkan panitia sudah melakukan berbagai persiapan semaksimal mungkin. Hingga H -1 pelaksanaan festival pacu jalur tradisional di Tepian Narosa, persiapan sudah mencapai 90 persen.
“Sore ini kami bersama pak Plt Bupati Kuansing Drs H Suhardiman Amby AK MM akan mengecek semua persiapan di lapangan,” papar Dedy Sambudi.
Untuk arena atau gelanggang perpacuan jalur, persiapan di lapangan sudah 100 persen. Panitia akan mantau perkembangan lapak pedagang dan pembuatan tribun penonton. Untuk lapak pedagang, panitia bersama asosiasi pedagang sudah sepakat menetapkan kawasan lapak pedagang. Mereka yang tidak tertib akan dilakukan penertiban.
Sementata untuk tribun penonton, awalnya tidak ada pembuatan tribun swadaya penonton. Namun karena adanya masukan berbagai pihak, tribun swadaya itu diperbolehkan dengan catatan pembuatannya sesuai ketentuan yang dibuat Pemkab bersama panitia.
Di festival pacu jalur tradisional ini, beberapa rangkaian kegiatan di rumah godang karak Pulau Aro Kenegerian Telukkuantan, ditiadakan. Ini mengingat terbatasnya waktu Menparekraf RI. Sekda Dedy Sambudi berharap, festival pacu jalur tradisional di Kuantan Singingi ini berjalan aman, lancar dan sukses.
Seluruh Jalur Ikuti Parade
Dalam festival pacu jalur tradisional tahun 2022, seluruh masyarakat Kuantan Singingi, menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing Drs Azhar MM, bisa menyaksikan secara langsung keunikan dan kemeriahan pesta rakyat ini. Pasalnya, panitia akan menyuguhkan parade 178 jalur yang menjadi peserta pacu jalur 2022 di Tepian Narosa Telukkuantan.
Mereka, lanjut Azhar akan mengiringi rombongan Menparekraf RI Sandiaga S Uno dari pancang star ke pancang finis yang menggunakan gulang-gulang, perahu baganduang, berondo dan piao kajang.
Parade ini bertujuan menunjukkan semangat kekompakan dan silaturahmi yang tinggi dalam tradisi dan budaya pacu jalur.
Kunjungi Dayun
Sebelum ke Kuansing, pada Sabtu (20/8) siang, Menteri Sandi juga berkunjung ke Kabupaten Siak tepatnya di Desa Wisata Dayun. Kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno ke desa itu, untuk melihat perkembangan Desa Wisata terbaik di Provinsi Riau yakni Desa Wisata Embung Terpadu Kampung Dayun.
Gubenur Riau Syamsuar mengatakan, bahwa Desa Dayun sebelumnya adalah desa yang menjadi langganan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla). Di kawasan itu dibangun embung untuk menampung air hujan guna pencegahan Karhutla.
Namun, setelah tidak terjadi lagi karhutla di kawasan tersebut, warga setempat memiliki inisiatif untuk menjadikan Kampung Dayun menjadi desa wisata.
“Kampung Dayun ini dahulunya sering sekali terjadinya kebakaran. Memang di sini sekelilingnya lahan gambut. Apa lagi kawasan ini juga berdekatan dengan Danau Zamrud. Namun, saat ini telah menjadi desa wisata. Tentunya ini atas dukungan dan perhatian pemerintah daerah, sehingga setelah tidak ada kebakaran lahan, desa ini menjadi desa wisata,” jelasnya.
Gubri menerangkan, pada tahun 2021 lalu, Desa Wisata Kampung Dayun telah meraih juara 1 Anugerah Desa Wisata tingkat Provinsi Riau. Sehingga menurutnya, wajar jika desa ini dapat masuk 50 besar desa terbaik di Indonesia.
“Tahun lalu kampung dayun ini merupakan wisata terbaik di Riau. Jadi tak salah lagi dari tim dewan juri sampai ke sini, sehingga dapat masuk nominasi 50 besar desa wisata terbaik Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno, mengatakan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 telah melalui proses kurasi yang ketat dari dewan juri.
“Ini dewan juri yang menentukan bahwa Desa Dayun yang menjadi terpilihnya 50 desa terbaik di Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga memberi apresiasi lantaran Kampung Dayun memiliki paket komplit. Menurutnya, kawasan wisata itu bisa membuka peluang usaha untuk masyarakat sekitar.
“Saya menyampaikan, bahwa inilah desa wisata yang menunjukkan paket komplit. Di mana di desa ini terdapat embung yang menjadi sumber air untuk memadamkan kebakaran hutan. Kemudian, Allah SWT membukakan peluang usaha dan sekarang kita lihat di sini dikunjungi banyak wisatawan,” ujarnya.
Sandiaga berharap, kawasan embung terpadu Desa Wisata Kampung Dayun bisa berkolaborasi menampilkan pariwisata yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
“Kawasan embung terpadu ini diharapkan terus berinovasi, beradaptasi, berkolaborasi menampilkan pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan. Marilah menjadi pembangun semangat. Bukan Indonesia membangun desa, tetapi desalah yang membangun Indonesia,” harapnya.(dac/sol)