Seni Bertaman di Aquarium

Liputan Khusus | Minggu, 14 Agustus 2022 - 09:36 WIB

Seni Bertaman di Aquarium
Muhammad Adil pemilik usaha aquascape di Pekanbaru tengah melakukan perawatan terhadap aquascape dan paludarium. (MUHAMMAD AKHWAN/RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


Tak perlu menyelam untuk menikmati keindahan pesona taman bawah air. Dengan aquascape, memungkinkan kita untuk menikmati cantiknya kehidupan bawah air versi mini dari balik kaca aquarium. Meski mini, sama sekali tak mengurangi keindahan taman yang dilengkapi dengan ikan dan udang kecil yang membuatnya tampak semakin hidup.

(RIAUPOS.CO) - Aquascape sendiri merupakan seni bertaman di dalam air. Media yang digunakan ialah tank atau aquarium. Dalam tank tersebut, ditanami aneka tanaman air dengan tambahan batu alam, kayu, pasir dan juga biota air warna-warni berukuran kecil yang disusun dan ditata sedemikian rupa hingga menyerupai ekosistem aslinya. Hasilnya, sebuah taman air mungil yang mampu meredakan stres setiap kali memandanginya.


Salah satu pemilik usaha aquascape di Pekanbaru, Muhammad Adil menjelaskan lebih lanjut bahwa aquascape sendiri bisa dikatakan sebagai rekayasa ekosistem mini. “Aquascape ini kurang lebih adalah seni bertaman. Tanaman yang kita gunakan semuanya tanaman hidup. Cuma bedanya, ini di dalam air. Di sini kita buat rekayasa ekosistem mini dalam aquarium,” ujarnya yang sudah mendalami bisnis aquascape Aquadeal sejak tahun 2017 ini.

Berbeda dari konsep aquarium biasa, aquascape dikatakan Adil lebih fokus pada tanaman ketimbang ikannya. Di mana seni menyusun tanaman, membuatnya seolah sama seperti penampakan aslinyalah yang menjadi poin dari aquascape ini.

Aquascape ini sebetulnya agak kebalikan dari aquarium biasa. Karena kita fokus ke tanaman. Sebetulnya tanaman ini nggak susah,” paparnya yang membuka usaha di Jalan Angsa 1 Kota Pekanbaru ini.

Adapun komponen dari aquascape ini terdiri dari bakteri starter, rumah bakteri, soil, pasir Malang, pupuk dasar, silika, tanaman air berukuran kecil, bebatuan alam dan komponen lainnya yang disatukan dengan perhitungan dan pertimbangan yang kompleks.

Untuk tanaman dan komponen seperti batu alam, pasir dan kayu, bahan bakunya bisa dipilih dan disesuaikan dengan selera dan budget. Ada beberapa style atau tema yang paling populer untuk aquascape ini. Mulai dari iwagumi style atau tema bebatuan dan rumput, tema alam (sungai, waterfall, hutan, dll), dutch style yang identik dengan tanaman yang banyak, biotope style dengan kayu, daun dan lingkungan alam nyata serta tema-tema lainnya sesuai selera.

Setelah semua settingan selesai, barulah terakhir ikan hias dimasukkan ke dalam ekosistem mini tersebut. Agar ideal, ikan yang dipilih untuk aquascape ini dikatakan Adil adalah ikan-ikan berukuran mungil. “Ikan kebanyakan ikan-ikan kecil. Karena pertimbangannya ikan-ikan yang memang nggak resek dengan tanaman. Misalnya mas koki itu kan makan tanaman. Jadi, pilih ikan-ikan yang sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya neon tetra, cardinal. Sebagian orang ada juga yang memasukkan ikan ukuran sedang seperti discus. Tinggal disesuaikan saja,” paparnya saat ditemui di kios miliknya.

Selain ikan, biota seperti udang-udangan juga bisa menghiasi taman aquascape ini. Adapun jenis udang-udangan yang dipilih misalnya red cherry dan udang super kecil lainnya. ‘’Tapi, kalau main udang-udangan, direkomendasikan ikannya pilih yang kecil. Karena ikan ukuran sedang biasanya bisa memakan udang juga,” sambungnya lagi.

Untuk proses pembuatan, sebenarnya tak terlalu lama. Tergantung tema yang dipilih. Paling cepat bisa setengah jam atau sampai tujuh hari sesuai tingkat kesulitan. Soal biaya, untuk tank 30 cm biasa dipatok sebesar Rp700 ribu lengkap dengan filter, kipas, lampu aquarium, setingan simpel. Namun, harga itu belum termasuk ikan.

Sedangkan yang paling mahal bisa sampai ratusan juta. Ini untuk kategori paludarium yang ukurannya lebih besar dan rumit. Tapi, bagi yang sudah hobi, harga tentunya nggak jadi masalah. Uang yang dikeluarkan akan sebanding nilainya dengan keindahan yang didapat. Susunan taman bawah air yang indah ditambah gerak-gerik biota kecil yang menggemaskan, dijamin bakal menghilangkan stres dan membuat rileks siapapun yang melihatnya. Lelah setelah pulang bekerja akan mencair tatkala menyaksikan pesona aquascape yang menyejukkan mata. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan jika menikmati keindahan aquascape dapat dijadikan sebagai terapi penyakit alzheimer, hiperaktif, dan autis. Wah, luar biasa ya manfaatnya. Selain mempercantik ruangan, taman aquarium mini ini nyatanya membawa manfaat untuk kesehatan.

Harus Ada Ilmunya

Karena yang dipelihara semuanya adalah makhluk hidup, jadi, untuk menekuni dunia aquascape ini diperlukan ilmu yang mumpuni. Sebab, yang dihadapi bukan hanya seni saja. Namun juga sebuah ekosistem yang di dalamnya terdapat tanaman dan biota air yang harus dijaga kelangsungannya. “Soal aquascape ini kita bicara soal ilmu soal fisika kimia biologi dan seninya. Jadi nggak bisa asal-asalan dan mengandalkan hobi dan kreativitas saja,” sambungnya.

Adil sendiri memiliki background pendidikan sebagai lulusan perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan S2 Manajemen Universitas Riau. Dengan bekal ilmu itu dan sharing dengan sesama pengusaha aquascape, membuatnya menguasai betul hal-hal terkait aquascape. ‘’Awal saya membuat usaha ini berawal karena stres dengan kerjaan sebelumnya. Tapi, setelah melihat aquascape, saya merasa kok jadi rileks. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, saya memilih total membuka bisnis ini. Di samping itu, saya juga merasa paham dan memiliki ilmu terkait bidang ini,’’ ujarnya yang pernah berkarir BUMD ini.

Untuk menciptakan sebuah tampilan aquascape yang tepat, dikatakannya ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Bukan soal menata tanaman dan mengisi air saja. Nyatanya juga harus ada hitung-hitungan sistematis terkait volume air, tekanan, injeksi oksigen, jenis tanaman, suhu, pencahayaan dan detail penting lainnya.

Menurutnya, banyak orang yang bermain aquascape tanpa ilmu dan berakhir dengan kegagalan. ‘’Banyak yang punya lalu karena nggak tahu ilmunya, jadi gagal. Padahal dari segi seninya sudah bagus. Kami nggak mau konsumen main asal-asalan. Gagal lalu batal main. Makanya lebih baik konsultasi dan belajar dulu sebelum membuat aquascape ini,’’ ujarnya.

Yang pertama yang harus ditentukan sebelum membuat aquascape ialah pemilihan tema. Jika tema sudah dipilih, maka budget juga sudah bisa ditentukan. Ia menyarankan untuk melakukan proses secara bertahap untuk menghindari risiko gagal dan budget yang bengkak. Sebab, jika semua dilakukan terburu-buru, risiko tanaman stres akan mengintai.

‘’Jadi main aquascape ini harus ikut step by step. Tentukan tema dulu, setelah itu baru kita hitung budget. Kita mainkan ke  fisiknya dulu. Selesai fisik, kita desain hardscape-nya kurang lebih. Baru kita masuk ke planting (tanaman). Berproses aja dulu. Jadi nggak usah langsung semua,’’ paparnya.

Pada saat planting, persiapan fasilitas penunjang harus sudah tersedia. Seperti lampu, kipas untuk menjaga suhu dan fasilitas penunjang lainnya. Semua hrus disesuaikan dengan jenis tanaman yang dipilih. Sebab, beda tanaman, maka keperluan suhu, pencahayaan dan oksigen juga akan berbeda-beda.

‘’Sebetulnya tanaman ini nggak susah. Cuma karena sudah dikumpulin dari berbagai dunia ya, ada yang dari sini dari sini. Jadi, memang karakteristiknya berbeda dengan lingkungan di sini. Ada yang aslinya harus dingin, jadi kita harus sesuaikan dengan suhunya. Itu yang perlu dipelajari,’’ sambungnya lagi.

Penggunaan tanaman dan biota memang banyak yang berasal dari mancanegara. Seperti tanaman dari dari Amerika Latin yaitu dari Monte Carlo dan Cuba. Ada juga udang yang berasal dari Taiwan. Sehingga diperlukan ilmu dan pengetahuan tentang karakteristik mereka agar semuanya bisa tumbuh bersama dengan maksimal.

Ketika tanamannya sudah bagus dan melewati proses pembusukan dan tumbuh, barulah kemudian ikan dimasukkan. ‘’Karena kadang saat proses pembusukan ini ada amoniaknya, ada unsur-unsur yang lain yang bahaya untuk ikan,’’sambungnya.

Jadi, ia menyarankan bagi pemula di aquascape untuk tidak terburu-buru dan sharing terlebih dahulu dengan yang paham, agar hasil aquascape yang dibuat tak hanya sekadar indah namun juga tahan lama dan jadi rumah yang nyaman bagi makhluk hidup di dalamnya.

Kuncinya Perawatan

Dikatakan Adil, kunci dari aquascape ini adalah perawatan. Karena itu, penguasaan ilmu menjadi penting agar keberlangsungan ekosistem mini yang kita buat bisa bertahan lama. Jika hanya berbekal seni saja, tanpa memahami keperluan dan karakteristik tanaman serta biotanya, umur aquascape akan jadi taruhannya.

‘’Aquascape ini kuncinya di maintainance, perawatan. Bukan di pembuatan. Pembuatannya mungkin barang kali persentasenya cuma 20 sampai 30 persenlah. Jadi kalau misalnya kita nggak ada waktu dan ilmu untuk merawat, ya siap-siap hancur,’’ tegasnya.

Perawatan aquascape sendiri menurutnya tidak terlalu sulit. ‘’Paling kuncinya itu diganti air,’’ sarannya. Ia merekomendasikan untuk mengganti air aquarium minimal 1 kali dalam sepekan. Minimal 50 persen dari jumlah air dinilainya cukup. Untuk air sendiri, ia menyarankan untuk menggunakan air sumur bor karena mudah didapat dan memiliki kandungan CO2.***

Kemudian, untuk perawatan yang perlu diperhatikan ialah pencahayaan atau lampu. Sebagai pengganti cahaya matahari, pasokan cahaya lampu juga tidak boleh berlebihan. Kebanyakan orang dikatakan Adil tak paham akan hal ini. Sehingga lampu dibiarkan menyala sampai 24 jam yang tak sesuai dengan keperluan tanaman.

‘’Konsekuensinya kalau 24 jam siap-siap aja lumut sama alga itu menggila. Akibatnya lumut dan alga bisa menutupi tanaman. Hingga tanaman busuk dan mati,’’ terangnya.

Untuk lampu ini, menurut Adil ada hitung-hitungannya tersendiri. ‘’Tergantung jenis tanamannya. Kebutuhan cahayanya yang low-kah, medium-kah, atau medium high-kah. Dari volume air, ketinggian air juga dihitung. Nggak sembarangan juga. Tapi kami menyarankan sehari itu lampu menyala sekitar 6-7 jam, maksimal 8 jam. Dari pagi sampai sore secara rutin,’’ paparnya yang pernah bekerja di perbankan ini.

Layaknya taman pada umumnya, pemberian pupuk secara rutin juga berperan penting dalam memperpanjang umur taman aquarium ini. Menurut Adil, pemberian pupuk cair 1 sampai 3 kali sepekan cukup untuk membuat tanaman tumbuh dengan baik. Begitu pun dengan pakan ikan. Jangan sampai ikan kelaparan dan mati karena lupa diberi makan ya.

Perawatan lain yang tak kalah penting ialah pengaturan suhu. Sebenarnya ikan dan tanaman memiliki suhu ideal yang berbeda. Namun, jika ingin keduanya sama-sama bisa hidup dengan baik, Adil menyarankan agar suhu diatur pada 25 derajat celcius.

‘’Sebenarnya bagus di ruangan ber AC. Tapi pastikan suhunya jangan sampai terlalu dingin. Pengalaman kami maksimal 25 derajatlah rata-rata,’’ lanjutnya lagi.

Nah, begitulah sekilas serba-serbi tentang aquascape. Hobi satu ini layak kamu jadikan pilihan. Manfaatnya untuk kesehatan ditambah nilai estetika yang ditawarkan tentunya bisa menjadi alternatif hiburan positif untuk berbagai usia.***

 

Laporan SITI AZURA Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook