PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Olahraga trail adventure dikenal dengan “hobi orang kaya”. Harga motor yang mahal serta kelengkapannya, membuat tidak semua kalangan bisa menikmati hobi ini. Namun begitu, semua tergantung kebutuhan. Jika bujet pas-pasan, masih bisa juga untuk sekadar melepas keinginan. Setidaknya begitu yang disampaikan Pegiat Motor Trail Adventure Syakhroni Dwi Saputra saat berbincang dengan Riau Pos, Sabtu (12/6).
Pria yang sudah bergelut di bidang trail adventure sejak 20 tahun lalu ini menuturkan, saat ini peminat olahraga ekstrem tersebut memang semakin banyak. Bahkan bila dibanding era 2000-an, penggemar trail adventure jauh meningkat. Apalagi saat ini motor build up (impor) sudah gampang dimiliki. Seiring dengan tingkat kemapanan ekonomi masyarakat.
Sebagai pemilik bengkel motor yang spesifik menangani motor trail, Syakhroni tahu betul berapa bujet yang harus dimiliki bila ingin memperoleh sebuah motor trail.
”Tergantung kebutuhan. Kalau hanya ingin sekadar punya motor bisa. Pakai mesin motor bebek, kerangka beli kemudian kasih aksesorisnya. Tapi kalau kebutuhannya memang untuk yang ekstrem, misal tahan banting dan sebagainya bisa sampai ratusan juta,” ujarnya.
Ia kemudian merincikan gambaran kasar untuk membangun sebuah motor trail yang siap untuk naik tanjakan. Dimulai dari jenis build up atau impor. Seperti merek KTM atau Husqvarna. Untuk seri termurah KTM berada di kisaran Rp170 juta. Begitu juga dengan Husqvarna. Karena kualitas kedua merek tersebut memang betul-betul sudah teruji di medan yang keras. Setelah memiliki motor, biasanya penghobi akan melakukan upgrade terhadap tunggangannya.
“Misal upgrade ban. Merek Firelli itu bisa Rp3 juta untuk 1 buah ban. Shockbreaker Ohlins depan belakang bisa Rp25juta-Rp30 juta. Belum lagi pengereman, stang dan aksesoris lainnya. Tapi memang, sejauh yang saya tahu, semakin mahal memang kualitasnya semakin baik. Misal sewaktu kita terjatuh, kalau stang yang harganya standar itu bisa bengkok atau patah. Kalau ini (yang mahal) enggak, pasti aman,” ujarnya.
Untuk motor standar, ia kemudian mengambil contoh pabrikan lokal. Motor trail 150 cc buatan lokal memiliki harga kisaran Rp35 juta. Biasanya, para penghobi trail akan langsung melakukan modifikasi untuk beberapa bagian. Seperti bagian mesin, langkah piston, diameter piston, diamater klep, karburator, knalpot, CDI, dan box hawa. Kemudian shockbreaker depan belakang, ban, gigi tarik dan stang. Bila ditotal, bisa menghabiskan duit sebanyak Rp80 juta. Jumlah itu belum masuk aksesoris semisal helm, body protector, sepatu dan wearpack.
“Kenapa ketika mesinnya besar atau memiliki kekuatan maksimal, harus diimbangi dengan kaki-kaki serta rangka yang kuat. Karena kalau mesinnya laju, rangka atau kaki-kaki tidak bisa mengimbangi, bisa fatal akibatnya. Makanya, saya bilang tadi tergantung kebutuhan,” paparnya.
Belum lagi perawatan motor harian. Biasanya, akan ada pengeluaran berkala untuk servis tunggangan. Termasuk juga mengganti beberapa partisi yang rusak. Namun menurut dia, setiap hobi pasti memiliki “harga” tertentu. Yang terpenting pengeluaran untuk hobi tidak sampai mengganggu keperluan rumah tangga yang bersifat wajib. ”Jangan sampai mengganggu, itu saja intinya. Kalau ada uang lebih, bisa upgrade satu-satu tidak harus sekaligus,” ucapnya sambil tertawa kecil.(nda)