Bagi sebagian orang, menikmati keindahan laut tak cukup hanya dari pantai atau atas kapal saja. Indahnya kehidupan bawah laut juga harus dijelajahi demi kepuasan dan ketenangan hati. Melihat ikan-ikan melintas di depan mata dan lambaian terumbu karang di kedalaman, menjadi cara yang terbaik untuk menikmati pesona laut yang sesungguhnya.
RIAUPOS.CO - Diving atau olahraga menyelam menjadi cara untuk bisa menikmati hal tersebut. Dengan diving, kita bisa menyusuri laut dalam yang menyimpan kejutan keindahan yang penuh dengan keunikan. Hal tersebut pula yang akhirnya membuat seorang wanita bernama Mutia Lawdy Firman (25) ketagihan menyelam di laut.
Lawdy, sapaan akrabnya mengatakan, bahwa ia menekuni hobi diving sejak tahun 2020 lalu.
Berawal dari keisengannya snorkling saat liburan ke Bali, kini ia sudah mengantongi lisensi Professional Association of Diving Intructors (PADI) untuk free diver.
‘’Awal mula aku tertarik sama diving itu sejak tahun 2019 waktu liburan ke Bali dan iseng booking trip snorkeling ke Nusa Penida. Waktu itu, aku nggak punya skill diving. Cuma bisa berenang doang. Sampai akhirnya aku free diving kita nyelam tanpa alat bantu pernapasan (tabung oksigen, red),’’ ceritanya.
Pada pengalaman perdananya itu, gadis berhijab ini mengaku sempat panik. Karena ia langsung diajak untuk berhenti di spot ikan manta. Ia ingat, saat itu ombak sedang kencang di kedalaman laut. Sementara ia belum punya skill menahan napas dan banyak terminum air laut. Tapi bukannya kapok, ia justru terobsesi dengan laut.
‘’Sebanding sama pemandangan ikan manta dan terumbu karang yang cantik banget di sana. Ternyata dalamnya lautan itu juga bisa setenang dan sedamai itu buat dinikmati. Sejak pengalaman di Bali itu, aku jadi obsesi sama laut,’’ terang wanita kelahiran Kota Padang ini.
Karena itulah akhirnya ia mengambil lisensi PADI. Agar bisa makin akrab dengan laut. Untuk bisa menyelam di laut dengan aman dan mengantongi lisensi, Lawdy mengaku harus mengikuti pelatihan dan menguasai teknik-teknik menyelam terlebih dahulu. Selama proses belajar bahkan sampai saat ini, ia mengaku yang menjadi tantangan terbesarnya ialah dirinya sendiri.
‘’Karena untuk tahu kita sanggup atau nggak saat menahan nafas dalam posisi di dalam laut itu cuma diri kita sendiri. Kalau kita egois untuk maksain diri, padahal sebenarnya sudah nggak sanggup lagi, itu malah ngebahayain diri kita sendiri,’’ pungkasnya lagi.
Rasakan Ketenangan
Setelah kurang lebih 3 tahun lamanya menekuni hobi diving, Lawdy sudah menyelami berbagai lautan di berbagai daerah. Mulai dari di Indonesia hingga luar negeri. Di antaranya ialah Nusa Penida, Gili Trawangan, Pink Beach Lombok, Pulau Sepa, Pulau Kanawa, Manta Point Labuan Bajo, Taka Makassar, Pulau Phi Phi di Thailand.
Sejauh ini yang paling berkesan baginya ialah saat menyelam di Labuan Bajo.
‘‘Waktu diving di Manta Point, kita ketemu segerombolan manta yang deket banget berenang di sekitar kita. Di sana indah banget lautnya, terumbu karangnya. Pokoknya jangan mati dulu sebelum ke Labuan Bajo,’’ terang wanita humble ini.
Dengan menekuni hobi diving ini, Lawdy mengaku jadi berkesempatan untuk bisa explore Indonesia.
‘’Jadi sekaligus explore Indonesia juga. Ngeliat betapa indahnya pesona bawah laut daerah yang jauh banget dari tempat aku tinggal,’’ sambungnya.
Tahun depan, Lawdy berharap bisa mengunjungi wilayah Indonesia Timur atau Kalimantan. Ke depan, wanita yang tengah menempuh pendidikan notaris sambil bekerja ini juga memiliki keinginan untuk membuat e-book yang membahas mengenai spot diving di Indonesia.
‘’Tahun depan aku ada plan untuk bikin e-book tentang spot diving di Indonesia. Termasuk detail budget, tips dan lainnya,’’ harapnya.
Ia mengaku mendapat ketenangan hati dari situ. ‘’Serunya diving ini tentang ketenangan. Setiap menyelam dan mulai nahan napas itu rasanya hati dan pikiran tenang banget. Bonusnya bisa lihat pemandangan ikan-ikan dan terumbu karang yang indah banget. Rasanya kayak masuk ke dimensi yang beda. Tenang dan damai,’’ tuturnya.
Anggaran Khusus
Dikatakan Lawdy, hingga saat ini, belum ada tempat untuk belajar diving di Provinsi Riau. Terdekat, ada di Sumatera Barat. Ia mengatakan, di sana ada komunitas selam.
‘’Bisa untuk belajar dan ambil lisensi. Atau bisa ke provinsi tetangga di Kepulauan Riau, di Kabupaten Anambas. Di situ ada spot selam yang indah banget. Pernah dinobatkan jadi pulau tropis terindah se-Asia pada 2012. Di sana bisa kursus open water juga,’’ paparnya.
Karena itu, menurutnya hobi diving juga bisa dikatakan sebagai hobi mahal bagi orang Riau, atau orang-orang yang berada jauh dari tempat belajar diving.
‘’Setuju (diving dikatakan hobi mahal, red) untuk aku yang tinggal di wilayah Riau. Diving jadi mahal ya karena anggaran transportasi. Harus pakai pesawat menuju ke lokasi yang ada lautnya, dan akomodasi di spot-spot selam,’’ terangnya.
Terlebih lagi jika tujuan destinasinya ke wilayah Indonesia Timur. ‘’Itu pasti perlu anggaran yang lumayan banget,’’ sambungnya.
Bukan hanya perlu modal untuk sampai ke destinasi diving, modal lain juga dibutuhkan untuk untuk kursus dan lisensi yang menurut Lawdy tergolong mahal. ‘’Untuk kursus open water biaya yang harus disiapkan sekitar Rp8 juta,’’ ujarnya.
Jangan pula lupakan perlengkapan free diving yang terdiri dari mask, fin dan alat snorkel, yang biasanya dipakai para diver, harganya berada di kisaran harga Rp4 jutaan. Tapi semahal apa pun, namanya hobi dan obsesi, pasti akan diusahakan. Apalagi kebahagiaan dan kepuasan yang didapat begitu besar, sebesar lautan yang diselami.
Tips bagi Pemula
Karena hobi diving mahal dan berisiko, Lawdy pun membagikan tips diving khususnya bagi pemula yang ingin lebih mahir lagi.
‘’Tips buat pemula mungkin bisa gabung di komunitas diving. Di sana pasti bakal ketemu sama temen-temen sesama divers. Salah satu komunitas free diving-ku namanya Nafas Nafas. Base-nya di Jakarta. Mereka setiap minggu ada agenda latihan di kolam-kolam Jakarta. Setiap ke sana aku selalu diajakin latihan. Tiap bulan juga ada agenda buat nyelam ke laut atau trip diving ke luar pulau Jawa,’’ ujarnya berpesan.***
Laporan SITI AZURA, Pekanbaru