Persaudaraan Membuat Semakin Jatuh Cinta

Liputan Khusus | Minggu, 05 Desember 2021 - 14:35 WIB

Persaudaraan Membuat Semakin Jatuh Cinta
Setelah lama berjalan, pengendara sepeda motor saat touring perlu bersantai sejenak sambil berbincang ceria. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rahmat  Hidayat yang akrab dipanggil Dayat, awalnya bukan siapa-siapa, selain palala atau suka melala ke mana-mana. Begitu ia bercerita. Lulus dari sebuah pesantren pada tahun 2015, ia mendapatkan hadiah sepedamotor Vixion dari orangtuanya. Bukan untuk bekal melala, tapi untuk pergi kuliah di Kota Pekanbaru. Maklum, jarak dari rumahnya cukup jauh, yakni di Air Tiris.

Baru saja motor baru itu di tangannya, saat ia hendak ke Pekanbaru sendirian, ia bertemu dengan sekelompok orang yang menggunakan motor Vixion, sama dengan motornya. Jumlahnya banyak. Lebih dari 20 motor. Mereka berkendara beriringan dengan panjang. Dayat yang hendak ke Pekanbaru dan sedang berhenti, mengikuti kelompok tersebut. Sesampainya di simpang Garuda Sakti, kelompok ini berpencar. Dan, ada satu motor yang searah dengannya ke Kubang. Dengan berani, Dayat bertanya tentang kelompok tersebut.


"Jika ingin tahu lebih banyak, datanglah ke Kopdar, Dek. Begitu abang itu menjawab pertanyaan saya. Saya bertanya lagi apa itu kopdar, dan abang itu menjelaskan demikian. Saya sejak awal memang suka melala. Jadi melihat kelompok motor seperti itu saya penasaran. Lalu saya datang kopdar dan bergabung, sampai sekarang," kenang Dayat.

Diakui Dayat, banyak hal yang membuatnya betah di klub motor ini. Selain menambah pengalaman, juga bertambah saudara dengan latar belakang yang berbeda. Orang-orang dalam klub ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda, tapi memiliki keujujuran dan keramahan yang luar biasa. Ada polisi, dokter, samsat, ada suku Batak, Jawa dan lain sebagainya. Semua sangat akrab. Apalagi saat melakukan perjalanan jauh, anggota di seluruh Indonesia menjadi saudara dan rumahnya menjadi tempat pulang.

Touring pertama yang dilakukan Dayat adalah ke Lubuk Alung, Sumatera barat. Ia pergi sendirian dari Pekanbaru karena mengantarkan pulang tamu yang datang ke Pekanbaru waktu itu. YVC dari Sumbar tepatnya. Sampai saat ini, Dayat sudah menjelajahi NTT dan Pulau Jawa. Jika tidak ada halangan, sebelum tahun baru ini, Dayat akan menjelajahi Kalimantan dengan motornya yang berwarna pink tersebut. Motor ini juga yang membuat Dayat dikenal dengan Dayat Pink.

"Semakin malala, semakin kenal dan bergabung dengan YVC-I P, saya semakin jatuh cinta dengan klub ini. Orangnya keren-keren. Ke mana-mana di seluruh Indonesia, saya tidak takut, saudara ada di mana-mana. Kegiatan sosial juga banyak di klub ini. Ada pembagian takjil saat Ramadan, bantuan sunat massal seperti saat ulang tahun klub, pembagian sembako di awal Covid kemarin hingga bersih-bersih di komplek-komplek perumahan warga," sambung Dayat pemilik nomor anggota 139 ini. 

Lain Dayat, lain pula Wisnu. Pemuda bermarga asal Sumatera Utara ini bergabung dengan YVC-I P tahun 2019 Oktober. Ia mengantongi nomor anggota 156. Ia bergabung dengan klub ini bermula di sebuah bengkel. Saat itu ia bekerja sebagai ojek online dengan menggunakan motor vixionnya yang masih standar. Artinya, tidak ada atribut apapun. Berbeda dengan motornya saat ini yang sudah berubah warna dan banyak atribut.

Saat di bengkel itu, ia memasang bola lampu motornya dan bertemu dengan seseorang yang motor vixionnya berpenampilan keren, banyak atribut. Wisnu pun bertanya, bagaimana motor tersebut bisa menjadi seperti itu. Lalu, lelaki yang itu mengajak Wisnu untuk kopdar jika ingin tahu lebih banyak. Penasaran, Wisnu pun memenuhi undangan tersebut.

"Saya datang kopdar. Saya dianjurkan berpakaian rapi dan tidak boleh memakai sandal. Waktu itu ke manapun saya pakai sandal. Mereka berkumpul, ramai. Terlihat sangat solid dan ada salam khususnya, salam solid. Saya makin ingin tahu dan melewati banyak jenjang hingga akhirnya jadi member dan dapat nomor registrasi," kata Wisnu.

Jenjang yang dilaluinya cukup panjang. Pertama bergabung dijuji kelayakan, apakah layak jadi member atau tidak. Dilihat juga kedispilinannya. Karena jika langsung bergabung, hanya akan mengotori nomor registrasi. Setelah dinilai layak di tahap awal, Wisnu dinobatkan sebagai calon prospek (capros), tetapi belum boleh masuk grup. Artinya, hanya mengikuti agenda dan meramaikan kegiatan klub saja. Meski begitu, Wisnu mengaku semakin makin betah karena menurutnya banyak kegiatan positif.

Setelah capros, Wisnu memasuki tahap kedua yakni diangkat sebagai prospek atau calon anggota. Ini dilihat dari kehadirannya; hadir atau tidak, serius atau tidak. Kalau serius dan sering hadir berarti ada kontribusi waktunya untuk klub tersebut. Wisnu usai menjalani tahap kedua yang diangkat menjadi member. Sebelum mengantongi nomor registrasi, Wisnu disuruh ke Medan sendiri, melakukan touring. Sempurnalah Wisnu jadi member tahun 2019 dan pertengahan 2019 hingga 2020 diangkat sebagai ketua chapter YVC-I P. Selanjutnya sejak 2021-sekarang sebagai wakil ketua.(kun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook