Hobi memang selalu dekat dengan “kegilaan”. Seperti apapun, jika hobi, akan dikerjakan. Bahkan keliling Indonesia dengan menggunakan motor sekali pun, tidak ada beratnya. Tapi bagaimanakah agar touring dengan motor ini tetap aman dan nyaman? Salah satu komunitas mencatatnya.
(RIAUPOS.CO) - BERMULA dari senang berkumpul. Waktu itu tahun 2007, sepeda motor Vixion benar-benar merupakan produk otomotif baru. Maka, sejumlah peminat kendaraan ini mulai berkumpul. Awalnya memang benar-benar suka berkumpul. Tapi kemudian, ingin membentuk sebuah kelompok. Dasarnya, mereka ingin menjadi kelompok motor yang hadir dan dipandang positif di tengah masyarakat. Maklum, waktu itu ada geng motor yang selalu dicap negatif.
Zuleffendy, adalah salah satu penggagas dan pendiri kelompok yang kemudian diberi nama Yamaha Vixion Club (YVC) Indonesia di Riau ini. Bahkan ia orang nomor dua yang memiliki nomor registrasi anggota yakni YVC-I P 002. Zul menceritakan bagaimana awal klub ini berdiri. Bahkan ingin menjadi klub motor yang independen dan sesuai aturan pemerintah. Termasuk patuh segala peraturan, tidak ugal-ugalan di jalan dan memberi contoh bagi pengendara lain.
Diceritakan Zul, awal berkumpul ia mendapat informasi dari temannya yang sedang kuliah di Jakarta. Ternyata, kawannya ini merupakan salah satu pengurus klub Yamaha di sana, yang juga baru terbentuk dan resmi di bawah Yamaha. Saat ke Pekanbaru, Zul mengajak temannya itu berjumpa dengan rekan-rekannya yang lain. Akhirnya, Zul dan rekan-rekannya bergabung dengan klub yang baru berdiri di Jakarta ini.
Oktober 2007, YVC Riau dideklarasikan di Pekanbaru dengan nama YVC-I P yang berarti Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Pekanbaru. Seluruh aturan yang dipakai sesuai dengan aturan yang ada di pusat. Bahkan ada buku panduan, khususnya untuk touring atau perjalanan jauh, termasuk keselamatam baik saat bepergian sendiri atau bersama-sama dengan yang lain. Aturan ini bukan hanya membuat Zul dan rekan-rekannya merasa aman dan nyaman saat touring, tapi juga menjadi contoh bagi pengendara lain.
Aturan itu membuat kesan bahwa touring atau perjalanan beramai-ramai dengan menggunakan motor bukan berarti menguasai jalan dan ugal-ugalan sebagaimana yang sering dicap masyarakat selama ini. Bahkan dalam aturan itu, dilarang mengusasi jalan dan harus mendahulukan pengendara lain. Standar kendaraan juga harus dipatuhi, seperti tidak memakai knalpot racing, bahkan jika kedapatan langsung dipotong. Tidak ada yang memakai lampu strobe, tidak menggunakan lampu tembak kecuali mendesak, tidak menggunakan lampu sirine, wajib mengikuti peraturan lalu lintas.
Meski aturan yang diberlakukan begitu ketat, bukan berarti member atau anggota YVC-I P tidak boleh memodifikasi kendaraannya. Bentuk motor justru berubah. Mulai dari warna hingga bentuk. Banyak tambahan. Mulai dari besi hingga box atau kotak barang yang diletakkan di bagian belakang dan sisi kanan kiri sepeda motor.
"Modifikasi kendaraan boleh saja, bebas sesuai keinginan rekan-rekan. Kerana bicara komunitas ini, ya bicara hobi dan modifikasi. Saat berkumpul, dua hal ini menjadi bahan cerita. Yang penting aman bagi pengendara dan orang lain serta tidak menyalahi aturan," kata Zul.
Touring bersama motor besar ini telah dilakukan YVC-I P hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Tahun 2010, tim Riau sudah sampai ke Lombok. Apatah lagi Sumatera, dari Sabang hingga Lampung sudah dijelajahi semua.
13 Chapter di Riau
Sejak berdiri tahun 2007, di Riau sudah ada 13 chapter YVC-I. Selain Pekanbaru, ada Dumai, Duri, Pelalawan, Siak, Perawang, Selatpanjang, Rengat, Tembilahan, Kuansing, Bangkinang, Ujungbatu, dan Rokan Hilir (CI). Dari 13 chapter ini, Pekanbaru sebagai chapter tertua atau yang pertama berdiri. Hingga saat ini, jumlah member yang aktif sekitar 300-an.
Berbagai agenda dilakukan untuk memperkokoh hobi touring ini. Tidak hanya sekadar berkumpul, tapi juga dengan melakukan berbagai aktivitas sosial. Di antaranya kopdar gabungan yang dihadiri seluruh member se-Riau. Sedangkan di tingkat Sumatra ada jamda se-Sumatera, bahkan Pekanbaru pernah menjadi tuan rumah untuk jamda ini.
Kopdar Gabungan, kata Ikhlas Arief Budiman, Ketua YVC-I Regional Riau tahun 2021-2023, selalu dilaksanakan secara bergantian. Kadang di Pekanbaru kadang pula di kabupaten lain. Kopdar ini dilakukan untuk mempererat silaturrahmi dan keakraban sesama member selain menyalurkan hobi.
"Intinya menyalurkan hobi kawan-kawan dan tentunya membangun imej bahwa YVC-I buka klub motor seperti yang dikenal orang layaknya geng motor. Bahkan kami banyak melakukan kegiatan sosial seperti memberi bantuan sembako, kegiatan gotong royong dan lain sebagainya," kata Ikhlas.***
Laporan KUNNI MASROHANTI, Pekanbaru