(RIAUPOS.CO) - SEIRING perkembangan teknologi informasi, media sosial memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mencari infromasi, hiburan dan menghabiskan waktu senggang. Dari sini muncullah para influencer dan konten kreator dengan segmennya masing-masing. Menjadi konten kreator dan influencer, tak cukup hanya bermodalkan video yang viral. Namun juga harus terus berkarya tanpa henti.
Nama Megi Irawan tentu familiar di telinga masyarakat Riau khususnya Kota Pekanbaru. Pria kelahiran 1996 di Simalinyang ini adalah seorang konten kreator, influencer, aktor plus komika dengan 535 ribu follower di Instagram yang akunnya sudah terverifikasi.
Dia juga dikenal aktif di Twitter dengan 24 ribu pengikut, Facebook dengan 592 ribuan pengikut, YouTube 149 ribu subscriber dan TikTok dengan 60.600 pengikut. Karena kontennya yang viral, dia bahkan pernah diundang untuk hadir di program Brownis di TransTV.
Kepada Riau Pos, Sabtu (31/7) Megi menuturkan, dirinya mulai aktif di medsos pada tahun 2014 dengan mengkreasi video pendek di Instagram. "Masih durasi 15 detik tu. Video parodi. Awalnya pingin menghibur orang saja. Senang kalau ada orang tertawa karena videoku," kata dia.
Latar belakang mengenyam pendidikan teater di Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) dan pernah mendapatkan gelar aktor terbaik se-Riau tahun 2014 lalu memang membuat Megi nyaman untuk menghibur masyarakat. "Dari situ intinya memang suka dunia panggung. Suka kalau ada yang tertawa karena candaanku," ujarnya.
Sebagai influencer dan konten kreator, dia menyebut dunia yang dijalaninya menarik. "Pastinya seru. Karena kita seperti punya privilege sendiri, walaupun kita tidak menginginkan. Sebenarnya tidak mengharapkan itu, padahal aku biasa saja," tuturnya.
Pendapatan yang diperoleh dari menjadi influencer meski tak mau diungkapkannya disebut cukup. Selain untuk dirinya juga untuk tim yang bekerja bagi dia. "Yang aku utamakan per bulan untuk tim aku. Dari editor, penulis, ada videografer. Yang penting sebulan terbayar untuk mereka, kalau lebih ditabung," ungkapnya.
Rutinnya, tiap bulan ada empat orang yang bekerja bersama Megi. Yakni dua videografer, satu penulis dan satu asisten. Jumlah ini bisa membesar hingga 15 orang jika sedang ada project yang dikerjakan.
Dalam dunia konten kreator, disebut Megi kebutuhan utama sekarang memang membuat video. Dia meski sudah memiliki tim, terkadang tetap mengedit dan mengambil video sendiri menggunakan handphone. "Setiap hari itu produksi video. Kalau dulu bikin video ditulis panjang. Sekarang di Instagram, orang maunya simpel aja. Yang receh. Jadi kita adaptasi dengan selera orang," jelasnya.
Mengenai model bisnis dalam menjadi konten kreator, terutama dalam memproduksi konten, dia menyebut ini penggunaan platform tergantung dari keinginan pemesan. "Tergantung kampanyenya. Brand-nya maunya di mana. Sejauh ini utama di IG dan youtube," kata dia.
Dia biasanya untuk video komersial, memproduksi yang juga bisa digunakan di medsos pemesan dan influencer lain. "Aku bikin video yang bisa di-publish di tempat dia dan di platform lain dan di akun lain yang diiklankan. Jadi ngebantu dia juga. Kadang mereka terbatas juga bikin video," jelasnya.
Dalam memproduksi konten juga, kata Megi kolaborasi kerap dilakukan. Dirinya pernah berkolaborasi dengan Mael Lee, konten kreator dengan slogan preman terkuat di bumi. "Manfaatnya bisa saling support antarinfluencer dan konten kreator. Kalau ada follower dia yang suka dengan konten aku bisa follow aku, begitu juga sebaliknya," urainya.
Prinsip Megi dalam menjadi konten cukup sederhana. Intinya, terus membuat konten tanpa harus berekspektasi lebih. "Aku kalau bikin konten bikin aja dulu. Gak mengharapkan apa-apa," terangnya.
Agar diterima masyarakat, dia menyebut konten kreator sebaiknya membuat konten yang disenangi. "Bikin konten yang masyarakat suka. Karena follower kita itu akan datang sendiri. Pasion kita aja lagi. Bisa masak, make up, bisnis, investasi, intinya yang kita tekuni. Yang kita nyaman. Sesuaikan dengan keperluan pasar. Karena aku suka komedi ya bikinnya komedi. Karena cakupannya luas," terangnya.
Ketika menggunakan medsos, dia menyebut masyarakat selain mencari hiburan juga mencari informasi. "Bagaimana menyampaikan informasi yang asyik dan seru. Enak dilihat dan tidak membosankan. Konten kreator kan banyak, bagaimana caranya kita beda dengan orang lain," imbuhnya.
Bagi orang-orang yang ingin menjadi konten kreator, Megi menyebut hal yang terpenting adalah mulai membuat konten. "Bikin aja dulu dengan alat seadanya. Karena hp sekarang kan sudah bagus-bagus. Ikutin hype yang lagi ada karena aku sudah berapa kali kecipratan ngikutin hype yang ada," katanya.
Lalu, konten kreator juga harus melek dengan apa yang sedang menjadi trending saat ini. "Misalnya sekarang PPKM aturan makan 20 menit. Bisa ikuti itu. Tapi, kalau bisa ambil konten yang aman aja. Jangan nyinggung pemerintah, karena opini orang kan banyak tentang pemerintah. Atau bikin hype sendiri," ucapnya. Konten kreator juga bisa membuat konten yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. "Bikin yang relate dengan keadaan sehari-hari. Bisa apa saja," tambahnya.
Dengan begitu, follower yang menjadi ukuran akan bertambah dengan sendirinya secara alamiah. "Kalau konten kita disukai orang, orang akan follow kita. Sesimpel itu. Intinya bikin konten saja. Jangan harapkan follower naik dulu, jadi artis dulu. Yang penting bikin karya dulu," sebutnya.
Jika karya di awal-awal jelek, Megi menyebut tak perlu patah semangat dan putus asa. Karena semua orang juga mengalami hal tersebut.
Jalan menjadi influencer dan konten kreator bisa beragam caranya. Selain memang dari latar belakang seni, ada pula yang menjadi influencer akibat keadaan.
Hal ini dialami Reza Dwiyanda pemuda 21 tahun asal Pekanbaru. Kisah dirinya akhirnya fokus menjadi konten kreator berawal dari berhenti kerja akibat pandemi Covid-19 pada Mei 2020 lalu. "Berhenti kerja awal-awal pandemi. Setelah berhenti coba-coba main medsos. Tahunya meledak. Serius sampai sekarang," kenangnya.
Pria yang menggunakan nama Ejaak ini memiliki tiga akun TikTok dengan follower masing-masing 2,2 juta tentang kucing, 2,4 juta tentang memasak, dan 430 ribu dengan konten random atau acak. Selain itu, dia juga memiliki Instagram dengan 194 ribu follower serta YouTube dengan 4 ribuan subscriber.
Dia menuturkan, konten yang diproduksi saat awal aktif di medsos adalah tentang kucing dan memasak.(das)
Laporan M Ali Nurman, Pekanbaru