Warga Tanam Pisang di Jalan Rusak

Lingkungan | Senin, 28 Januari 2019 - 10:45 WIB

Warga Tanam Pisang di Jalan Rusak
TANAM POHON PISANG: Warga Lipat Kain, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, menanam pohon pisang dan pohon kelapa di Jalan Subrantas, Pasar Lipat Kain, Sabtu (26/1/2019). (AGUSTIAR/RIAU POS)

LIPATKAIN (RIAUPOS.CO) - Meski sudah ada korban jiwa di jalan lintas Lipatkain-Kuansing, namun hingga kini belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar, untuk kerusakan parah di wilayah Kampar Kiri, dan Pemkab Kuansing untuk kerusakan di wilayah Kuansing, maupun dari Pemerintah Provinsi Riau.

      “Paling tidak pemda menegur kontraktornya untuk memperbaiki, atau pemda mengambil sikap lain,” kata Ahmad, warga Lipatkain, Sabtu (26/1) siang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

  Berdasarkan cerita Andi, warga Lipatkain, yang dirangkum di lapangan, perbaikan jalan nasional yang rusak parah ini baru selesai jelang Idul Fitri tahun lalu, dengan anggaran 2018 dari Kementerian PUPR, sebesar puluhan miliar. dikerjakan oleh dua perusahaan pemenang tender, yakni PT Melayu Riau dan PT Hasrat Tata Jaya. “Waktu itu ada kami lihat plang proyeknya di batas-batas pekerjaan yang dikerjakan,” kata Andi.

  Oleh karena perhatian dari pemda kurang, warga pun harus mengambil inisiatif sendiri dengan membeli tanah timbun secara swadaya dan menimbun jalan rusak yang lobangnya dalam. Juga menanaminya dengan pisang dan kelapa.

  “Ini sebenarnya bentuk sindiran kami terhadap pemerintah, namun tak juga direspon. Jika dalam waktu dekat tak jugaada perhatian, kami warga lipat kain akan mengadu ke presiden melalui jalur parpol,” kata Erizon, pengusaha rumah makan di Pasar Lipatkain ini kesal.

  Pohon pisang dan pohon kelapa ini ditanam tepat di Pasar Lipatkain. Di mana kondisi jalannya cukup parah. Dampak dari penimbunan itu, membuat jalan menjadi becek berkerikil dan berdebu saat cuaca panas.

   “Sekarang untung hujan saja, sempat panas jalan di Pasar Lipatkain ini jadi berdebu,” papar Erizon lagi.

   Erizon juga heran, perbaikan jalan lintas ini tidak ada kekuatannya. Pasalnya baru sekitar enam bulan kerusakannya cukup parah, dan mestinya segera di perbaiki.

   “Sudah banyak yang jatuh di jalan yang rusak ini, yang kami tanami pisang itu kedalaman  lubang sekitar 50 sentimeter,” ujarnya.

   Ditambahkan Efendi, yang juga salah  satu pedagang di Pasar Lipatkain ini menyebutkan, padahal tiap tahun diperbaiki, namun dua tiga bulan langsung hancur.

  “Untuk tanah timbun ini kami beli satu truk Rp200 ribu. Kalau tidak, lubangnya dalam, tambah membahayakan warga yang melintas,” kata Efendi.

  Dari pantauan di lapangan,jalan lintas yang kerusakannya diperkirakan  lebih kurang 20 kilometer ini dilewati dilewati oleh kendaraan dengan tonase besar, seperti mobik kayu log, truk minyak sawit, truk batubara dan lainnya. Dan kerusakan itu sudah dapat dilihat ketika sudah masuk wilayah Lipatkain, Kampar, sampai ke perbatasan Kuansing-Sumbar.

  Pengendara pun dipaksa harus ekstra hati-hati, karena jalan tidak hanya berlubang di tengah jalan, namun di bibir  aspal pun berlubang.

   “Bahayanya jika melintas pada malam hari, jalan gelap, mengancam keselamatan  pengendara,” tambah Budi, salah seorang sopir travel yang sempat diwawancarai saat mengambil penumpang tujuan Pekanbaru di Pasar Lipatkain.

   Ditambahkan Efendi, pihaknya sudah melapor ke RT, RW, dan juga pemangku desa, dan pihak lainnya. “Tapi tak direspon. Rusak jalan ini sudah bertahun-tahun,” tambah Efendi.

  Effendi mengaku setiap hari pengendara ada saja yang kecelakaan. Apalagi hujan, lobang menganga dan jalan licin.

   “Tak terhitung lagi kalau tabrakan. Bahkan pernah seorang ibu naik motor, jatuh dan kepalanya terhempas di aspal, lalu meninggal di tempat. Makanya kami berharap agar pemerintah memperbaiki secepatnya,” katanya.

   Rian yang juga pedagang martabak yang tinggal di Lipatkain ini juga mengaku kesal, padahal Lipatkain ini adalah pusat kota dari Kampar Kiri, namun pekerjaan perbaikan jalan ini setiap tahunnya hanya sekadar pelepas tanya saja, hasilnya tak pernah memuaskan. Hanya satu sampai dua bulan rusak lagi.

  “Kami minta pemerintah respon keluhan kami ini. Harus menunggu berapa korban lagi. Kalau perlu ganti perusahaan perbaikan jalan ini. Tak pernah beres. Mau ke mana kami mengadu lagi,” sesalnya penuh harap kepada Pemkab Kampar.

  Lurah Lipatkain, Kampar Kiri Mukhtaridi mengatakan, jalan berlubang di daerah Lipatkain ini banyak yang membahayakan. Setidaknya lubang yang menganga besar ada empat titik, serta belasan titik lubang lainnya. khusus di wilayah Lipatkain ini ada beberapa jalan rusak yang membahayakan warga.

   Termasuk jalan depan Pasar Lipatkain, yang ditanam warga pohon pisang dan kelapa. Jalan ini merupakan jalan nasional yang merupakan tanggung jawab Kementerian PUPR. Pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Dinas PU Riau melalui perwakilan Balai Kementerian. Mereka berjanji akan memperbaikinya lagi.

  “Karena ini anggaran baru, maka harus menunggu. Saya sudah telepon PPTK Pak Syofyan. Itu katanya,” papar Lurah.

   Toni, yang juga merupakan sopir  travel yang melihat langsung jalan-jalan rusak ini mengatakan, jalur lintas arah Lipatkain, Kampar Kiri hingga perbatasan Kabupaten Kuansing, kini kondisinya banyak lubang menganga dan dalam. Para sopir travel juga banyak mengeluhkannya. Karena hampir setiap hari ban mobil mereka pecah karena masuk lubang. “Kami minta perbaiki lah segera,” ujar Toni.(gus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook