RIAUPOS.CO - Kota Pekanbaru merupakan salah satu kota sentra ekonomi terbesar di pulau Sumatra dan termasuk kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi. Berdasarkan data dari BPS tahun 2023, jumlah penduduk Pekanbaru lebih dari satu juta jiwa atau bisa mencapai angka 1.2 juta orang pada siang hari.
Dari pertumbuhan itu, tentu dampak lingkungan tidak bisa terelakkan, terutama berhubungan dengan pembangunan yang mengabaikan lingkungan, sehingga berdampak pada pemanasan global, banjir, dan lain sebagainya.
Untuk bahaya itu, Kota Pekanbaru saat ini sedang menggalakkan gerakan penanaman pohon dilahan-lahan yang kosong atau lahan tidur, seperti yang sudah dilaksanakan di Jalan Padat Karya RT 01, RW 05, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru, pada pertengahan November.
Gerakan ini juga bentuk dukungan Pemko pada Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan melaksanakan Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon yang diinisiasi oleh Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama dengan Kepolisian RI, Kementerian LHK RI dan Kementerian Pertanian RI, di seluruh Indonesia.
Ratusan bibit pohon yang ditanam pada lahan tidur, di Jalan Padat Karya RT 01 RW 05, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, tersebut ialah matoa, rambutan, alpokat, kelengkeng, pinang, jengkol dan lain sebagainya.
‘’Tentu program ini sangat kita dukung,dan kita senang penanamannya diwilayah kita. Tentu juga ini sesuai arahan dan program dari Pj Wako Pekanbaru, agar kami selaku leader di wilayah Kulim ini dapat menularkan semangat cinta lingkungan dengan menanam pohon ini kepada warga kami,’’ kata Camat Kulim Raja Faisal Febnaldi MIP kepada Riau Pos, Sabtu (25/11).
Disampaikannya, memang wilayah Kulim saat ini bisa menjadi pilot project untuk menjadikan Pekanbaru kota hijau, karena ada lahan yang bisa ditanami pohon-pohon yang produktif, baik itu milik pemerintah maupun milik masyarakat didorong untuk ikut berpartisipasi dalam Gerakan Pekanbaru Hijau.
‘’Kepada lurah-lurah di Kecamatan Kulim juga kami ajak untuk ikut mendorong wilayahnya dalam gerakan penanaman pohon ini, tidak hanya di lahan kosong, akan tetapi di depan kantor, depan rumah, maupun ruko, sekolah-sekolah yang ada peluang untuk ditanami pohon, manfaatkan,’’ ungkapnya.
Menurut Raja Faisal, banyak manfaat dari penanaman pohon ini, dan memang harus didukung oleh masayarakat khususnya wilayah Kulim, tujuannya adalah untuk melestarikan lingkungan dan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Selain untuk pencegahan banjir, pohon juga sebagai paru-paru dunia, karena dapat menyerap berbagai macam polusi dan menjadikan udara menjadi bersih
Makanya, Raja Faisal yang juga ikut hadir dalam agenda Penanaman Sepuluh Juta Pohon bersama Polri secara serentak di Seluruh Indonesia, Rabu (15/11/) lalu cukup antusias. Di mana dalam kegiatan itu dipimpin langsung Wakapolda Riau Brigjen Pol K Rahmadi, Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP, dan unsur Forkopimda Provinsi Riau dan juga Kota Pekanbaru.
Wakapolda Riau Brigjen Pol K Rahmadi saat itu mengatakan, bahwa kegiatan penanaman pohon serentak ini dilaksanakan, merupakan bentuk kepedulian institusi kepolisian RI khususnya Polda Riau untuk menjaga kelestarian alam mengantisipasi pemanasan global.
‘’Semakin banyak yang kita tanam bersama akan mencegah dampak kerusakan lingkungan seperti abrasi dan tanah longsor,’’ katanya.
Dia juga menegaskan, kegiatan ini adalah komitmen Kapolri bersama TNI, pemerintah, stake holder lainnya dan seluruh komponen bangsa untuk menghijaukan, melestarikan dan memperbaiki alam bumi Indonesia.
Wakapolda menambahkan, penanaman pohon 2023 ini digelar secara serentak di 12 wilayah kota dan kabupaten di Riau dengan beberapa jenis pohon baik itu pohon keras maupun pohon buah-buahan.
Untuk penanaman pohon di tahun 2024 nanti, pihaknya akan me-maping lahan-lahan kerusakan hutan yang akan di jadikan sasaran utama untuk menanam pohon pohon keras dan pohon-pohon buah. ‘’Nantinya akan kita targetkan di daerah-daerah atau desa, sehingga evaluasi kegiatan penanaman pohon di tahun 2024 ini mudah-mudahan akan bisa tercapai,” tutur Wakapolda.
Sementara itu Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun, menegaskan penanaman pohon ini merupakan wujud nyata atau implementasi dari kepedulian terhadap lingkungan terkait perubahan iklim yang berdampak terhadap pemanasan global.
“Perubahan iklim menempati posisi paling atas sebagai penyebab musibah global, seperti bencana alam, cuaca ekstrem krisis pangan dan air bersih hilangnya keanekaragaman hayati dan runtuhnya ekosistem di seluruh dunia,” beber Muflihun.
Untuk itu, dari yang sudah ditanam di wilayah Kecamatan Kulim itu, diharapkan tidak hanya sekadar kegiatan serimonial semata, tetapi juga harus sama-sama dijaga dan dirawat oleh seluruh komponen.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan partisipasi masyarakat sekitar untuk mengambil bagian dalam menanamkan nilai-nilai revolusi mental cinta lingkungan, melalui proses penanaman dan perawatan pohon hingga bertumbuh produktif dan memberi manfaat kepada orang lain dan menjadi warisan pada generasi mendatang.
Ditambahkan Camat Kulim, dirinya sangat mendukung sikap tegas dan tindakan tegas OPD terkait yaitu Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) yang melarang masyarakat menebang pohon secara sengaja tanpa berkoordinasi dengan OPD tersebut.
Karena, kata Raja Faisal, pohon itu memiliki peranan penting bagi kehidupan dan sangat vital untuk keberlangsungan hidup. Karena pohon itu memberikan keindahan dan kenyamanan, dianya memberikan keteduhan, lalu udara menjadi segar dan sejuk pastinya.
Selain itu juga disampaikannya, pohon sangat bermanfaat untuk menjaga kelangsungan dan pemeliharaan fungsi lingkungan flora dan fauna.
Memang untuk menjaga lingkungan bersih, disampaikan Raja, tidak bisa hanya dilakukan satu sisi saja, perlu dukungan semua OPD terkait, termasuk pengawasan dan penerapan sanksi tegas terhadap pelaku pengrusakan.
“Melalui Kecamatan Kulim, mari kita ubah pola pikir kita yang selama ini tidak peduli dengan kesadaran menanam, menebang dan merusak habitat tanaman itu, kita ubah menjadi orang yang cinta menanam,” ujarnya.(gus)
Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru