Banjir Meluas, 900 KK Terdampak

Lingkungan | Senin, 26 November 2018 - 09:30 WIB

Banjir Meluas, 900 KK Terdampak
MHD AKHWAN/RIAU POS BERTAHAN DI TENDA: Sejumlah warga korban banjir berada di tenda darurat di pinggir Jalan Nelayan ujung, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Ahad (25/11/2018). Memasuki hari keenam, sebagian warga korban banjir masih bertahan di tempat pengungsian pinggir jalan dengan mendirikan tenda dan dapur darurat.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Banjir akibat luapan air Sungai Siak meluas. Tak hanya merendam rumah warga di wilayah Kecamatan Rumbai, tapi juga kecamatan tetangganya yaitu Rumbai Pesisir.

Menurut Camat Rumbai Pesisir Yuliarso, di wilayahnya ada dua kelurahan yang terdampak banjir. Yaitu Kelurahan Meranti Pandak dan Limbungan. Dan ada sekitar 300-an kepala keluarga (KK) yang menjadi korban.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sedangkan sebelumnya, Camat Rumbai Vemi Herliza mengatakan, di wilayahnya, masyarakat yang terdampak banjir di Kelurahan Sri Meranti sudah mencapai 500 KK lebih. Sedangkan di Kelurahan Palas mencapai 100 KK lebih. Itu artinya, ada sekitar 900 KK menjadi korban terdampak banjir.

Kepada Riau Pos, Ahad (25/11), Camat Rumbai Pesisir Yuliarso mengatakan, pada malam hari kondisi air Sungai Siak terpantau mengalami kenaikan. Akibatnya, air menggenangi rumah-rumah warga sehingga mereka harus mengungsi ke tenda pengungsian sementara atau ke rumah saudara. Namun pada siang harinya, kondisi air banjir sedikit menurun. Kondisi ini dimanfaatkan warga kembali ke rumah untuk menjaga harta benda.

“Kalau malam hari, airnya bisa sampai selutut. Kalau siang air mulai turun lagi. Karena itu warga lebih memilih mengungsi dan tidur di tenda pada malam hari saja. Kalau siang sebagian kembali ke rumahnya masing-masing,” ujar Yuliarso.

Data yang dimiliki pihak ke camatan, dari dua kelurahan tersebut, warga yang terdampak banjir mencapai 300 an kepala keluarga lebih. Namun dari jumlah tersebut, tidak semuanya mengungsi ke tenda karena sebagian memiliki rumah panggung sehingga air tidak sampai masuk kedalam rumah.

“Banjir di dua kelurahan tersebut memang sudah terjadi setiap tahun. Warga juga sudah tidak kaget. Sehingga meskipun sudah disediakan tenda, tapi masih juga enggan mengungsi karena memikirkan barang-barang berharga di rumahnya,” ujarnya.

Terkait upaya untuk mengurangi dampak banjir di dua kelurahan tersebut, menurut Yuliarso cukup sulit. Pasalnya, selain berada tepat di pinggir Sungai Siak, lokasi pemukiman warga yang terdampak banjir tersebut tanahnya juga merupakan tanah gambut sehingga jika terjadi hujan tidak dapat menyerap air dengan maksimal.

“Sebagain lokasinya adalah rawa gambut. Rawa tersebut juga sudah menyimpan air.

Ditambah lagi air luapan Sungai Siak, jadi sulit untuk mengurangi banjir di dua kelurahan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Lurah Limbungan Khairunnas mengatakan, beberapa warganya yang mengungsi ke tenda yang telah disediakan rata-rata adalah yang memiliki bayi dan para orang tua lanjut usia. Sedangkan kaum laki-laki, kebanyakan memilih tinggal di rumah untuk menjaga barang-barang berharga yang ada di rumah.

“Kalau untuk tenda alhamdulillah hingga saat ini cukup. Begitu juga dengan bahan makanan kami sudah cukup mendapat bantuan dari Dinas Sosial dan juga donatur lainnya,” jelasnya.(yls)

(Laporan SOLEH SAPUTRA, Rumbai)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook