Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan, misalnya dengan menyulap sampah menjadi barang layak pakai, atau mendaur ulang sampah dengan mesin pencacah yang kemudian bisa dijadikan barang pecah belah. Meghemat plastik dengan membawa tas belanja dari rumah. Tapi membayar tagihan listrik dengan sampah? Sepertinya di Riau khususnya Pekanbaru, baru Dalang Collection yang melakukannya.
Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Kota
Dalang Collection menggandeng PT PLN Persero meresemikan program Sampah Bersinar. Program ini adalah program cerdas melakukan pembayaran tagihan listrik dengan sampah.
“Ide ini muncul untuk menggugah hati masyarakat agar tidak mengabaikan sampah yang dihasilkannya, terlebih sampah yang dihasilkan rumah tangga,” tutur Pemilik Dalang Collection Sosi Seffen kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.
Skema yang dilakukan untuk bayar listrik dengan sampah ini cukup mudah. Masyarakat tinggal datang saja ke Dalang Collection, maka pihak industri pengolahan sampah itu akan menimbang berat sampah yang dibawa oleh masyarakat. Kemudian, menukarnya dengan uang yang akan langsung digunakan untuk bayar listrik.
Pihak PLN sendiri sangat mendukung program yang digagas Sofia Seffen ini, karena program ini akan sangat efektif jika konsisten dilakukan General Manager PLN Area Pekanbaru Agustian menyebutkan ini merupakan mata rantai yang bagus, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan sehingga merusak lingkungan, sekaligus tidak telat bayar listrik.
“Kami membuktikan kepada masyarakat, PLN tidak hanya melakukan bisnis tapi juga berkontribusi terhadap lingkungan,” tuturnya.
Selain bergandengan melalui program bayar listrik dengan sampah ini, PLN juga telah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility dengan memberikan bantuan senilai Rp 74.100.000.
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun gudang penyimpanan sampah, komputer, printer serta perangkat penunjang pembayaran listrik lainnya dan pemasangan pagar di sekeliling Dalang Collection. Alasannya, sampah kering yang ada di Dalang Collection sangat banyak sehingga rawan sekali dengan kebakaran sekiranya ada warga yang membuang punting rokok disekitar tempat itu. Atas pertimbangan ini maka pagar sangat dibutuhkan.
“Penyerahan dana tersebut tidak kami serahkan begitu saja tapi kami terus membantu dalam proses pembuatan gudang tersebut sampai selesai,” tambah Agustian.
Kedepan Agustian berharap, lokasi dalang Collection tidak hanya jadi kampung tertib listrik tapi juga sebagai tempat yang masyarakatnya tertib lingkungan. Sementara itu Plt BLH Pekanbaru Azwan yang baru tiga bulan mendapat tugas di Pekanbaru mengakui terdiam, tidak bisa bicara melihat Dallang Colelction.
Diharapkannya masyarakat mampu membayar listrik dengan cara menyetorkan sampah-sampah itu kepada Bank Sampah. Bank Sampah sendiri nantinya akan memberi nominal yang sesuai dengan ketentuannya untuk ditukarkan dengan tagihan listrik tersebut. Bisa dikatakan masyarakat cukup membayar listrik tersebut dengan sampah.
Dengan adanya Bank Sampah, sambungnya, bisa mempermudah masyarakat dalam melakukan pembayaran rekening/tagihan listrik. Agustian juga berharap dengan adanya beberapa program dari PLN ini, tentunya pihaknya akan lebih meningkatkan lagi pelayanannya. “Upaya ini kami lakukan untuk lebih meningkatkan lagi dalam hal pelayanan, sehingga image negatif masyarakat kepada PLN tidak lagi muncul,” jelas dia.
Sudah banyak tempat pengelolaan sampah yang dikunjunginya namun apa yang dilakukan Sofia Seffen merupakan hal luar biasa dan patut diapresiasi.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Asisten Deputi Peningkatan Peran Masyarakat Kemen LH Chaeruddin Hasim sebagai peraih Kalpataru dengan kriteria Pengabdi Lingkungan Sofia Seffen merupakan aset daerah, demikian juga dengan Dalang Collection merupakan icon yang punya bilai lebih dan terus disosialisasikan.
“Dalang Collection ini harus terus disosialisasikan agar orang lain bisa meniru apa yang dilakukannya, sehingga sampah bisa terus dikurangi dengan cara yang cerdas,” paparnya dalam sambutannya pada peresmian Program Bersinar.
Bersama dengan Dinas Pendidikan Pekanbaru, Sofia Seffen masih memiliki beragam program lagi kedepannya. Antara lain mencanangkan hari sabtu sebagai hari daur ulang, setiap guru diwajibkan memakai barang daur ulang. Lalu ada program menyelamatkan kompos sekolah, Dalang Collection akan menjadi penampung kompos yang diolah oleh sekolah-sekolah di Pekanbaru.
Kemudian program makan minum dengan sampah, ini berlaku bagi siswa yang melakukan kunjungan atau pelatihan ke Dalang Collection diwajibkan membawa sampah, sampai sana sampah tersebut ditukar dengan makanan dan minuman yang telah disediakan Dalang Collection.
“Dinas pendidikan saat ini juga tengah meminta Dallang Collection untuk menyediakan masing-masing dua tong sampah disetiap sekolah, tong sampah tersebut gunanya untuk memisahkan sampah kering dan basah yang akan dibawa ke dalang Collection,” papar Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Zulfadil yang juga menyebutkan saat ini sudah ada 80 sekolah yang menjadi nasabah Bank Sampah Dalang Collection.
Industri kreatif Dalang Collection tidak pernah berhenti berinovasi, mulai dari melakukan daur ulang sampah kering menjadi barang layak pakai seperti tas, map, sandal, keset dan lain lain, menggandeng sekolah-sekolah di Pekanbaru untuk menabung di bank sampah, hingga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di lingkungan tempat Dalang Collection berada.
Tidak cukup sampai disitu, Dalang Collection yang terletak di Jalan Gajah Kelurahan Rejosari Kulim ini juga selalu terbuka bagi para pelajar setingkat TK hingga SMA sampai mahasiswa yang ingin belajar disana dengan melakukan pelatihan atau studi banding.
“Saat ini sudah ada mahasiswa S1 dan S2 yang menyelesaikan skripsi dengan mengambil kajian dan tempat penelitian di Dalang Collection,” tuturnya.(*7)