BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Berbagai keluhan kerusakan jalan di Kabupaten Kampar bermunculan menjelang Pemilu 17 April 2019. Hampir merata, baik jalan negara, jalan provinsi maupun jalan kabupaten ada kerusakan. Berdasarkan keterangan warga, beberapa kerusakan parah mengancam keselamatan jiwa seperti terjadi di Tapung, jalan nasional yang menyebabkan seorang wanita terhempas.
Beberapa masyarakat menilai wakil rakyat yang mewakili Kampar baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga senayan, seperti abai dan lalai. Padahal ada 45 anggota DPRD Kampar, 8 anggota DPRD Riau dari Dapil Kampar dan lima wakil rakyat dari Dapil II Riau yang termasuk ke dalamnya Kampar. Kerusakan jalan ini, beberapa yang parah merupakan jalan nasional, terbesar dari perbatasan Kampar Sumbar hingga Kampar-Pelalawan.
Salah seorang warga Ahmad Aidil menyebutkan, akhir-akhir ini wakil rakyat memang lalai. Tapi menjelang pemilu justru yang bertebaran adalah baliho-baliho. Sementara jalan rusak seperti terbiarkan. Adapun diperbaiki, kalau kerusakan itu sudah diviralkan di media sosial. Kadang, Aidil juga menyebutkan, sering kali perbaikannya terlambat.
‘’Mereka kan sudah mewakili masyarakat Kampar hampir lima tahun lamanya. Tapi kondisi jalan rusak seperti diabaikan saja. Perbaikan jalan rusak itu lambat, tapi giliran kehadiran baliho-baliho begitu cepat. Kalau di Sumbar jalan baik diperbaiki, di Kampar jalan rusak dibiarkan. Tolong, jangan biarkan masyarakat menanam pisang di sepanjang jalan tersebut,’’ kata Aidil.
Aidil juga menyebutkan, kebanyakan jalan rusak karena tonase kendaraan yang lewat tidak begitu diperhatikan. Kehadiran UPTD Timbangan di XIII Koto Kampar seperti tidak ada gunanya. Kendaraan seperti sekedar ditimbang, tapi tidak mengurangi bobot kendaraan. ‘’Kalau sekedar menimbang sebaiknya jangan dioperasikan,’’ terangnya.
Sementara itu, beberapa korban jalan rusak juga ikut bersuara. Salah satunya Ahmad Fadhilah, warga Bangkinang. Dirinya mengaku menjadi korban jalan rusak di simpang Batu Belah. Akibat kerusakan jalan itu, ban mobilnya pecah, sehingga harus menunggu setengah hari baru bisa diperbaiki.
‘’Waktu lewat di sekitar Batu Belah itu, saya sudah mengelak jalan rusak, tapi masih kena juga. Akhirnya ban saya pecah di sana. Kata warga di situ, juga pernah ada bus rusak karena mengenai lubang, sempat seharian terparkir. Ini, yang seperti ini, kenapa lambat diperbaiki,’’ katanya.
Aidil juga menyebutkan, kerusakan jalan cukup parah yang juga terabaikan berada di tikungan Timek, Kebun Durian. Di sana sampai ada kendaraan beradu kambing karena sama-sama ingin menghindari jalan rusak di jalan pintas ke Kampar Kiri itu.
Kerusakan jalan ini juga dikeluhkan sopir barang antarprovinsi. Salah satunya adalah Ujang Rizal yang sehari-hari mengangkut barang Kampar-Sumbar. Menurutnya, menjelang perbatasan jalan rusak lebih tidak diperhatikan. Yang membuat dirinya kadang-kadang ngeri ketika lewat pada malam hari. Karena pada beberapa titik, lubang kerusakan jalan cukup besar.
‘’Di sekitar PLTA, di sana yang banyak jalan rusak kalau mau ke Sumbar. Beberapa lubang juga ada di beberapa kilo menjelang perbatasan Sumbar. Saya sudah kena malam hari, terkena di sana. Besok mobil terpaksa langsung bawa ke bengkel,’’ terangnya.
Kerusakan jalan ini jugga disuarakan oleh ibu-ibu bernama Yusmawati. Yusma memprotes lambannya perawatan jalan di sekitar daerah Tapung dan Petapan. Selain sering menyebabkan macet, banyak kerusakan kadang dilakukan setengah-setengah. Tidak diselesaikan dengan segera.
‘’Yang saya herankan, jalan yang berlubang itu digali setelah itu dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja. Sudah setahun dibiarkan menganga lubang itu, tidak diperbaiki lagi. Ini kalau hujan tambah berbahaya, sebab lubang itu terisi penuh air, tidak nampak,’’ terangnya.
Yusma bingung ingin mengadukan ke mana terkait kerusakan jalan tersebut. Karena kalau ingin mengadu ke camat atau bupati, jalan itu katanya jalan nasional. Setengah bercanda, dirinya tidak ingin mengadu ke presiden, karena takut nanti jalan di dekat rumahnya itu justru akan dibangun tol. Kalau dijadikan jalan tol, Yusma takut masyarakat kecil seperti dirinya tidak bisa mampu membayar. ‘’Kalau sudah jadi jalan tol, ongkos angkutan umum, tambah mahal pula,’’ ungkapnya cekikikan.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Kampar AKP Fauzan menyebutkan, angka kecelakaan lalu lintas di Kampar pada 2018 lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Kerusakan jalan menjadi salah satu penyebabnya adalah kerusakan jalan yang memang cukup banyak di kawasan Kampar. Dirinya menyebutkan, dari 294 kasus kecelakaan, ada sekitar 20 persen disebabkan oleh jalan rusak.
‘’Ada kisaran 20 persen karena jalan rusak, tapi kita harus mengacu pada data untuk angka pastinya. Rata-rata memang itu penyebabnya, karena menghindari jalan rusak atau jatuh langsung akibat lubang. Masalah lainnya, seperti kelancaran arus juga karena jalan rusak. Seperti hari ini di Km 24 arah Tapung juga macet karena jalan rusak,’’ sebut Kasat.
Namun, Fauzi juga menyebutkan, jalan rusak hanya satu dari penyebab kecelakaan di jalan raya. Namun yang dominan adalah faktor kelalaian pengendara. Lalu ada juga oleh faktor kendaraan yang tidak siap dikendarai. Faktor cuaca juga menjadi faktor lain penyebab kecelakaan.(end)