ZAT CAIR BERKHASIAT PENYUBUR TANAMAN DAN KESEHATAN

Manfaat Urine Bagi Tanaman dan Manusia

Lingkungan | Minggu, 16 Juni 2013 - 06:28 WIB

Manfaat Urine Bagi Tanaman dan Manusia
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau terus mengembangkan peternakan sapi. Selain diambil daging, kotoran dan urine-nya juga dimanfaatkan untuk pupuk. Foto: DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN RIAU

SELAMA ini urine atau dikenal dengan zat berbentuk cairan yang terbuang begitu saja. Selain itu bau dari zat urea yang terkandung dalam urine juga dinilai sangat mengganggu. Padahal urea yang terkandung dalam urine tersebut dapat dijadikan sebagai sumber nitrogen yang baik untuk makhluk hidup. Urea dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembentukan kompos, serta dapat diubah menjadi pestisida.

 

Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Pangkalankerinci

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Penggunaan urine sapi yang kini tengah berkembang adalah sebagai pupuk tanaman. Di beberapa negara, pupuk urine merupakan bagian dari program pemanfaatan limbah yang disebut Ecosan. Ecological Sanitation (Ecosan) diilhami oleh banyaknya permasalahan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan limbah rumah tangga seperti kotoran manusia.

Dahulu, sebagian menganggap limbah tersebut tidak berguna sehingga sering dibuang begitu saja. Namun, sebenarnya kotoran tersebut sekarang ini dapat diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya guna. Di samping mampu menjaga kesuburan tanah, teknologi ini juga dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan.

Bahkan pupuk urine memiliki banyak keunggulan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi maupun sosial. Dalam lingkungan, penggunaan pupuk ini memperbaiki penanganan kesehatan masyarakat. Penggunaan pupuk air seni juga mampu meningkatkan hasil panen sehingga taraf hidup masyarakat membaik.

Guru Biologi SMAN 2 Pangkalan Kerinci, Rita Khairani SPd salah seorang yang sudah melakukan penelitian air seni manusia sebagai pupuk. Secara umum, menurut Rita penelitian menunjukkan bahwa penggunaan urine sebagai sumber nitrogen. Ini harus sebanding dengan pupuk urea. Kendati demikian, hasil ini bergantung pada kepekaan tanaman yang dipanen terhadap kadar garam (salinitas) lahan tempat bercocok tanam.

Oleh karenanya, kata Raita  perlu pengawasan dalam penggunaan pupuk air seni ini. Penelitian ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang menjadi bahan bakunya diberi pupuk urine.

Rita menyebutkan, proses pengolahan urine tidak rumit. Bahan-bahan yang dibutuhkan tidak sukar dicari. Bahan utama adalah urine atau air seni. Untuk 100 liter urine dibutuhkan 1 Kilogram rempah-rempah yang dapat menghasilkan 100 liter pestisida. Bahan dan alat-alatnya mudah dicari.  Urine tersebut dipastikan siap digunakan sebagai pestisida, tak kalah dengan pestisida buatan pabrik. Untuk penggunaannya, setiap satu liter pestisida organik dari urine ini dicampur dengan 10 liter air.

Sedangkan untuk pemilihan bahan pembuatannya, harus didasarkan pada kandungan bahan yang terdapat dalam rempah-rempah tersebut. Pestisida dari urine ini memiliki keuntungan dibandingkan dengan pestisida dari bahan anorganik yang lain. Bahkan lebih aman, tidak berbahaya karena tidak mengandung racun. Pada  pemakaian dalam dosis tinggi tidak merusak struktur tanah.

‘’Yang terpenting pengunaannya  tidak mencemari lingkungan, memiliki perlindungan pada tanaman yang sama kuatnya terhadap serangan hama tanaman. Dapat menyuburkan tanah karena diuraikan mikroorganisme menjadi pupuk cair yang berguna bagi kesuburan tanah,’’ jelasnya kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.

Menurut dia lagi, sejumlah negara sudah mulai menggalakkan program daur ulang limbah manusia ini. Sebut saja Cina, Zimbabwe, Meksiko, India dan Uganda. Bahkan, beberapa negara Eropa juga turut serta dalam program ini, misalnya Jerman dan Swedia.

’’Saya ada membaca buku. Dalam buku tersebut menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urine dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang lebih baik,’’ jelasnya.

Keberadaan urine yang banyak mengandung zat sisa reaksi biokimiawi tubuh tak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. Cairan berbau ini juga mendorong peneliti untuk menciptakan lidah elektronik. Lidah yang terdiri atas bermacam sensor kimia potensio metrik tersebut. Bahkan digunakan sebagai pendeteksi kegagalan fungsi sistem urine dan kadar kreatinin.

Kreatinin adalah hasil pemecahan kreatinin fosfat di dalam otot. Senyawa ini normal ada dalam urine, yakni sebesar 0.5-1 mg untuk perempuan dan 0.7-1.2 mg untuk laki-laki. Namun, jumlah yang berlebih menandakan ada kerusakan dalam ginjal. Di samping dapat mengelompokkan contoh urine yang diteliti, lidah buatan juga mampu membedakan contoh urine orang sehat dengan yang mempunyai penyakit tumor kandung kemih. Dengan data analisis urine yang dihasilkan mungkin bisa mengetahui jenis tumornya, baik yang ganas maupun tidak ganas.

Urien Bagi Kesehatan

Selain untuk kesuburan tanah (pertanian), urine juga dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Proses pengobatan tersebut lebih dikenal dengan istilah terapi urine. Terapi urine merupakan pengobatan alternatif yang mengemukakan bahwa urine dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Urine mengandung zat-zat ekstrak yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Tetapi terapi atau pengobatan urine ini sangat sulit untuk dibuktikan secara medis. Terapi urine atau pengobatan alternatif yang satu ini memang menimbulkan polemik. Soal “ampuh-tidaknya”, di tinjau dari sudut hukum agama, hingga masalah pantas tak pantas, mengemuka dibalik keyakinan bahwa urine dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Pakar yang merekomendasikan terapi urine pada masyarakat adalah DR Iwan T Budiarso menyatakan urine mengandung zat-zat ekstrak yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Khasiat urine ini sangat banyak, mulai dari melancarkan peredaran darah, penenang, penghilang panas dalam, penyembuh penyakit mata, hingga luka pukul.

Selain itu, ia pun menunjukkan kebiasaan seseorang yang meminum satu gelas urine tiap pagi untuk kesehatan badannya. Bahkan menurutnya, terapi ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit kanker, maag, radang usus, bronkhitis, asma, penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau rendah, saluran kemih, kelenjar prostat, rematik, radang sendi, kemandulan, osteoporosis, insomnia, epilepsi, sakit kepala, hepatitis, flek-flek kulit (seperti jerawat), menghitamkan rambut beruban, melancarkan peredaran darah, melancarkan kencing, menyembuhkan sembelit, hingga menghaluskan kulit.

Memang terapi urine ini masih sangat diperdebatkan, untuk mengetahui suatu zat berbahaya atau tidak dengan cara memasukan beberapa buah ikan kecil kedalam larutan yang kita duga mengandung racun, jika ikan kecil tersebut mati dalam waktu 15-30 menit, berarti cairan tersebut diduga mengandung racun.

Beberapa  para peneliti sepakat terapi urine sangat bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain asma, batu empedu, hepatitis, hipertensi, kanker prostat, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, kanker, kencing batu, jantung koroner, penyakit kelamin, rematik, sirosis dan wasir.

Dr. Iwan, mengatakan sekarang sudah ada 20 macam obat paten yang berasal dari ekstrak urine yang dijual dengan resep dokter. Urine yang dianjurkan untuk diminum adalah urine di pagi hari setelah bangun tidur. Kuantitas urine sama, hanya kualitas dan kuantitas nutrien yang dikandungnya berbeda. Urine sepanjang malam sampai yang paling pagi adalah urine yang mempunyai kadar nutrien paling tinggi dibandingkan dengan urine setelah makan pagi. Alasan tersebut disebabkan pada waktu tidur sebagian besar nutrien yang berasal dari otak dan sistem hormonal belum terpakai untuk bekerja. Sebaliknya, setelah bangun tidur karena sudah terjadi aktivitas, sebagian nutriennya telah dipakai untuk menghasilkan energi.

Urine yang diambil adalah aliran bagian tengah. Air ujung yang keluar pertama dibuang terlebih dahulu, baru aliran bagian tengah ditampung semua. Aliran akhir sebelum berhenti kencing juga dibuang. Setelah ditampung, aliran tengah segera diminum (tidak boleh lebih dari lima menit), lewat dari lima menit akan terjadi proses oksidasi, sehingga urine akan berubah rasa dan bau.

 Sementara itu, orang yang sedang menderita sakit hepatitis dan lever, urinenya berwarna kuning seperti kunyit. Urine orang yang sedang menderita sakit demam berwarna kuning kemerahan, sedangkan yang menderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih akan tampak keruh, kental dan kemerahan. Variasi rasa dan warna tergantung dari makanan yang kita makan, jumlah air yang diminum dan suhu udara. Pada umumnya urine orang vegetarian rasanya tawar. Kalau banyak makan daging, urine terasa asin dan asam bahkan bisa pahit.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook