Ribuan Bibit Gaharu Siap Ditanam di Desa Tanjung Belit

Lingkungan | Rabu, 12 September 2018 - 15:53 WIB

Ribuan Bibit Gaharu Siap Ditanam di Desa Tanjung Belit
Kelompok Budidaya Gaharu merapikan bibit Gaharu siap tanam. (KUNNI MASROHANTI/RIAUPOS)

KAMPARKIRI HULU (RIAUPOS.CO) - Sejak sembilan bulan lalu,  masyarakat Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu,  Kabupaten Kampar,  mulai membibit kayu gaharu. Tidak kurang dari enam ribu bibit sudah siap ditanam.  Ini hanya di Desa Tanjung Belit.  Di desa lain seperti Aur Kuning,  Pangkalan Serai, Ludai dan beberapa desa lainnya juga banyak.

 

Pembibitan pohon gaharu di Desa Tanjung Belit ini di lakukan oleh Kelompok Budidaya Gaharu Desa Tanjung Belit yang diketuai Mansur.  Selain mengembangkan usaha pembibitan, kelompok ini juga memiliki pohon gaharu dewasa yang merupakan sumbangan dari salah satu pengurus, Mak Beren. Mak Beren pulak,  memiliki banyak pohon gaharu dewasa yang sudah dikembangkan sejak tiga tahun terakhir.

Baca Juga :Menparekraf Apresiasi 50 Desa Kreatif di Kampar

Riaupos.co bersama peserta Kenduri Subayang-Bio yang digelar masyarakat Batang Subayang dan Sungai Bio,  baru-baru ini melihat langsung ke lokasi pembibitan. Ribuan bibit gaharu berusia tiga dan sembilan bulan hingga Rabu (12/9), tumbuh subur dalam polibek. Peserta kenduri juga diajak melihat langsung pohon gaharu dewasa yang diinjeksi atau diinokulasi (nokulan) di kebun milik Mak Beren yang tak jauh dari pemukiman masyarakat di desa tersebut.  

‘’Sebagaimana diketahui, gaharu ini mahal harganya. Gaharu asli dari dalam hutan dan yang dibibitkan ini tak jauh beda harganya. Beda tipis. Makanya kita budidayakan di sini. Persoalannya, belum banyak pembeli. Kalau untuk masyarakat, sudah cukup. Apalagi di desa lain juga banyak yang melakukan pembibitan,’’ ungkap Mansur di sela-sela kunjungan ke lokasi pembibitan.

Kunjungan ke lokasi pembibitan dan melihat langsung proses inokulasi gaharu ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kenduri Subayang-Bio yang meliputi banyak rangkaian kegiatan. Antara lain,  membuka lubuk larangan atau panen ikan (mancakou ikan) di Desa Aur Kuning,  wisata air di Desa Batu Sanggan, melihat kebun dan lokasi pembibitan gaharu di Desa Tanjung Belit serta pertunjukan seni tradisi di Desa Tanjung Belit. 

Kegiatan ini dilaksanakan Forum Masyarakat Batang Subayang dan Batang Bio didukung oleh Imbau yang merupakan konsorsium dari tiga lembaga, yakni, Perkumpulan/Yayasan Masyarakat dan Pendidikan Konservasi Alam (Yapeka),  Indonesia Ecoturism Network (Indecon) dan WWF.  
 

‘’Masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Subayang dan Sungai Bio, sebagiannya masih melakukan aktivitas di dalam hutan.  Pembibitan gaharu dan penanaman pohon gaharu di kebun-kebun masyarakat ini diharapkan menjadi salah satu solusi agar aktivitas masyarakat di dalam hutan bisa berkurang. Dengan demikian hutan akan terjaga. Kalau hutan terjaga, sungai juga akan tetap terjaga dengan baik. Semoga menjadi solusi perekonomian yang berkelanjutan bagi masyarakat,’’ harap Livelihood Project Manager Yapeka, Agustinus Wijayanto.(kun)

      









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook