Peluang Rupiah Kreasi Bunga Kulit Jagung

Lingkungan | Minggu, 11 April 2021 - 11:02 WIB

Peluang Rupiah Kreasi Bunga Kulit Jagung
Salah seorang anak Linda tampak tengah membuat bunga dari limbah kulit jagung di rumahnya Jalan Sei Mintan, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya, Kamis (8/4/2021). (PRAPTI DWI LESTARI/RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


(RIAUPOS.CO) - UPAYA pencegahan untuk menekan bertambahnya jumlah sampah di Kota Bertuah Pekanbaru, ada berbagai cara. Salah satunya  dengan menerapkan konsep pemanfaatan sampah menjadi produk yang bernilai guna.

Di tangan orang-orang yang kreatif dan peduli akan lingkungan sekitar, apapun yang dikerjakan bisa menjadi hasil karya yang luar biasa. Contohnya, sampah daun jagung. Sampah yang kerap ditemukan di seluruh kawasan pasar serta pemukiman warga ini, menjadi satu di antara ribuan jenis sampah lainnya yang menjadi penyumbang terbesar limbah di TPU Muara Fajar.


Namun di tangan Evlinda Susanti, limbah daun jagung dapat disulapnya menjadi bunga dan hasil kerajinan lainnya. Ide kreatif tersebut didapatkan nenek satu orang cucu ini usai mengikuti beragam pelatihan dari Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) Binaan Disdaldukkb kota Pekanbaru. Yang dulunya bernama usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (Uppks) Rezeki Berkah Bersama Kelurahan Air Dingin dibawah binaan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru. “Saya mencoba membantu dan berkontribusi dalam pengelolaan sampah yang sebenarnya memiliki nilai tinggi bila kita mau bertindak,” terang wanita yang karib disapa bunda ini, Kamis (8/4).

Reduce, reuse, recycle (3R) adalah konsep urutan langkah untuk mengelola sampah dengan baik dan benar. Reduce berarti mengurangi sampah dimana langkah ini mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan produk yang nantinya akan menjadi sampah. Terutama produk yang membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa terurai secara alami di alam, misalnya produk berbahan plastik.

Reuse berarti menggunakan kembali. Langkah ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang sudah dipakai. Dengan begitu, tidak banyak sampah ditimbulkan akibat produk-produk sekali pakai. Contohnya, saat masyarakat menggunakan kembali bekas botol kemasan air minum sebagai pot tanaman.

Recycle berarti mendaur ulang. Dimana langkah ini bisa disebut sebagai langkah memberikan kesempatan kedua untuk berbagai produk bekas agar bisa menjadi produk baru. Dengan demikian, produk baru dari hasil daur ulang tersebut bisa dimanfaatkan kembali dan enggak hanya menjadi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan. “Dan ini yang kita coba lakukan untuk sejumlah sampah kering seperti daun jagung tersebut. Yang kita berikan kesempatan kedua untuk memiliki nilai lebih setelah kita lakukan pembaharuan,” paparnya.

Diceritakan warga Sei Mintan, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya ini, sejak awal ia masuk ke dalam kelompok masyarakat peduli lingkungan dan bergabung menjadi anggota dari Kampung KB, banyak informasi dan pelajaran yang ia dapatkan. Bahkan, berkat kegigihan para kadernya kampung KB Berkah Barsama binaan dari Disdalduk KB Kota Pekanbaru acap kali dikunjungi para kader dari berbagai kota maupun provinsi di Sumatera.

Mereka saling bertukar pikiran baik dalam hal perkaderan serta langkah dalam mengelola limbah yang dapat menjadi pembangkit ekonomi didalam keluarga.  Apalagi saat pandemi melanda satu tahun terakhir ini. Masyarakat yang awalnya mengabaikan kebersihan lingkungan sekitar kini mulai berkontribusi dalam mengurangi limbah yang ada.

Oleh karena itu, diperlukan keterampilan lebih terkait potensi sampah daun jagung untuk dikembangkan dalam hal mengurangi limbah sampah.  Bahkan, ia mengaku perekonomiannya sedikit terbantu setelah mencoba berkreasi sendiri menggunakan limbah kulit jagung yang di bentuknya menjadi bunga.  “Bunganya itu di jual perpot, jadi isi sekitar tujuh sampai sepuluh tangkai itu sekitar Rp35 ribu hingga Rp45 ribu warnanya juga bisa dipesan sesuai keinginan yang order,” terangnya.

Lanjut Nely, ide kreatif nya ini juga sering ia bagikan kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Bahkan, hasil karya para ibu-ibu kreatif tersebut ia coba pasarkan di Kampung KB Berkah Bersama yang sering mengadakan bazar produk UMKM di Kelurahan Air Dingin. “Saya berharap kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar ini tak hanya berhenti disini saja. Saya berharap masyarakat dapat memupuk kreatifitas dengan bahan-bahan limbah yang mampu didaur ulang dan dapat menjadi pemasukan bagi ekonomi keluarga,” harapnya.(ali)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook