PEKANBARU (RIAUPOS.CO) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pekanbaru mulai melakukan pembongkaran drainase yang tertutup. Pembongkaran perdana dilakukan di Jalan Garuda Sakti dan juga Jalan Pattimura.
Sebelum membongkar drainase yang tertutup tersebut, Dinas PUPR telah menyurati pemilik rumah dan toko (ruko). Namun hingga batas waktu yang diberikan, pemilik ruko tak kunjung membongkar drainase.
Kepala Dinas PUPR Pekan baru Indra Pomi Nasution ST MT mengatakan, pembongkaran tersebut dilakukan pihaknya akibat di kawasan tempat drainase tertutup tersebut sering terjadi banjir karena aliran air tidak lancar.
“Kami sudah mulai bongkar drainase yang tertutup di Jalan Garuda Sakti dan Jalan Pattimura. Sedangkan untuk lokasi lainnya, kami masih memantau titik yang menjadi masalah di mana dan jika sudah ditemukan juga akan segera dibongkar,” katanya, Ahad (9/12).
Indra Pomi menjelaskan, untuk drainase yang dibongkar di Jalan Pattimura, awalnya drainase di sana ditutup oleh warga yang takut rumahnya kebanjiran akibat luapan air drainase. Tapi setelah drainase tersebut ditutup, air justru tidak dapat masuk ke dalam drainase sehingga membanjiri jalanan saat hujan lebat.
“Pembongkaran drainase di Jalan Patimura itu memakan waktu hingga dua hari. Sedangkan untuk drainase yang di Jalan Garuda Sakti, kebanyakan tertutup oleh pedagang kaki lima yang berjualan di atas drainase, sehingga aliran airnya tidak lancar dan meluap kejalan,” sebutnya.
Sedangkan untuk pemilik bangunan lainnya, ia berharap agar pemilik bangunan dapat kooperatif membongkar penutup drainasenya masing-masing. Karena jika mengandalkan petugas yang ada di Dinas PUPR jumlahnya cukup terbatas.
“Namun jika tidak kunjung membongkar drainasenya, petugas kami juga yang akan membongkarnya. Tapi sebelum itu, kami minta agar pemilik bangunan bisa kooperatif, karena drainase itu tidak seharusnya ditutup semua untuk kepentingan pribadi pemilik bangunan,” ujarnya.
Selain melakukan pembongkaran drainase, pihaknya juga terus melakukan pemeliharaan sungai-sungai yang ada di Pekanbaru. Pemeliharaan dilakukan dengan cara melakukan pengerukan sungai menggunakan alat berat agar sungai bisa maksimal menampung debit air.
“Operasi dan pemeliharaan juga terus kami lakukan di beberapa sungai, jika tidak bisa dilakukan dengan cara manual maka akan digunakan alat berat,” jelasnya.(yls)