DITAJA MAPALA DAN AKTIVIS LINGKUNGAN

Talkshow EoF, Upaya Membumikan Semangat Pelestarian Lingkungan Hidup

Lingkungan | Selasa, 10 April 2018 - 16:55 WIB

Talkshow EoF, Upaya Membumikan Semangat Pelestarian Lingkungan Hidup
Talkshow Eyes on the Forest (EoF) bertajuk "Cukup Sudah Penghancuran Hutan Riau" di Kampus Universitas Riau Pekanbaru, Selasa (10/4/2018).

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Para pecinta lingkungan hidup di Riau sangat peduli dengan kelangsungan ekosistem dan habitat yang ada di bumi Lancang Kuning.

Berbagai upaya yang dilakukan dari pecinta lingkungan hidup, mulai dari kemahasiswaan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), WWF, dan masyarakat terus melestarikan lingkungan hidup yang ada di sekitar mereka.

Semangat itu terlihat dalam acara Talkshow Eyes on the Forest (EoF) yang diselenggarakan di Kampus Universitas Riau Pekanbaru. Bertempat di gedung Rektorat Lantai 4, acara itu berlangsung mulai pukul 10.00 WIB-17.00 WIB.

Sejumlah pembicara dalam kegiatan itu, yakni Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr  (Guru Besar IPB, Pakar Kebakaran Hutan dan Kerusakan Lingkungan), Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodiharjo, MS (Guru Besar IPB, Pakar Kebijakan Kehutanan) dan Nursamsu (WWF - Indonesia).

Kemudian, Woro Supartinah (Koordinator Jikalahari) serta Riko Kurniawan (Direktur Eksekutif WALHI Riau). Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kordinator Pelaksana Acara Fachrul Adam dari Mapala Humendala menyampaiakan ada enam mapala yang ikut serta dalam acara itu.

Keenam Mapala itu adalah Mapala Humendala, Mapala Phylomina, EMC2, Brimapala Sungkai, Mapala Suluh, dan Mafakumpala. Menurutnya, acara itu merupakan kampanye sebagai bentuk wujud kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan hidup yang ada di Riau, terutama rusaknya hutan yang ada di Provinsi Riau.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dan memberitahukan bahwa hutan kami tiap tahun makin berkurang karena adanya pembukaan lahan yang dijadikan untuk hutan tanam industri dan perkebunan sawit," katanya.

"Saya saya berharap untuk kegiatan ini mahasiswa bisa menjadi penggerak sekaligus pemantau untuk menjadi garda terdepan kerusakan hutan di Riau," imbuhnya.

Acara itu dibuka langsung oleh Wakil Rektor III UR, Dr. Syapsan, ME. Dalam sambutannya, dia menyebut ada 7 fungsi hutan, yakni sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat dari flora dan fauna, tempat penyimpanan air, pengendalian bencana, menyuburkan tanah, dan mengurangi polusi dan pencemaran udara.

Dari ketujuh fungsi tersebut, sambungnya, yang sering bermasalah adalah fungsi hutan sebagai sumber ekonomi. Kegiatan  itu dihadiri oleh 22 Mapala se-Pekanbaru, mahasiswa dan aktivis lingkungan lainnya.

Di lokasi acara, juga berlangsung pameran foto hasil investigasi selama 13 tahun dari EoF. (bru/rls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook