Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, komersial maupun dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang dan alat-alat elektronik.
Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Pekanbaru
MENGINGAT begitu besar dan pentingnya manfaat energi listrik, sedangkan sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi ini pemerintah daerah Kota Pekanbaru mengupayakan langkah-langkah strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau.
Selain membangun pembangkit, Pemko Pekanbaru juga berupaya mengurangi pemanfaatan minyak bumi dan beralih pada sumber energi lain, terutama sumber energi non fosil dan energi terbarukan Indonesia memiliki cadangan sumber energi non fosil yang cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal, misalnya bahan bakar nabati dari jarak, singkong, tebu, kelapa sawit, dan sampah.
Pemanfaatan sampah menjadi pilihan Pemko Pekanbaru merupakan langkah selanjutnya untuk mewujudkan listrik tidak byar pet lagi. Dilakukannya ini karena BBM merupakan sumber daya yang tak dapat diperbarui yang semakin lama akan berkurang persediaannya. Oleh karena itu, ketergantungan terhadap BBM sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik harus dikurangi.
Listrik berbasis sampah menjadi jawaban penting yang akan dilakukan Pemko Pekanbaru kedepannya. Program ini sangat baik karena untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Pekanbaru. Sekaligus menanggulangi masalah sampah di Pekanbaru yang memang perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Pemko Pekanbaru sendiri dalam hal ini sudah melakukan kerjasama dengan Riau Investment Holding Company (RIC) dan G20 dari Norwegia dalam perencanaan pembangunan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan dari sampah.
Dalam perjalanannya, dari penuturan Firdaus MT, pembangunan dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar . Di atas lahan seluas setengah hektare pembangkit listrik yang diperkirakan akan menggunakan dana sebesar Rp1,5 miliar itu bakal dibangun. Pembangkit listrik tenaga sampah yang akan dibangun di tempat pembuangan sampah di Kota Pekanbaru tersebut memproduksi daya hingga 10 mega watt (MW).
Kita berharap sampah yang ada bisa menjadi energi terbarukan berupa listrik. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Kota Pekanbaru, ungkapnya.
Firdaus menilai upaya pengembangan listrik tanpa bahan bakar fosil maupun batubara merupakan jawaban bagi pembangunan berbasis ramah lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus merupakan harapan untuk Kota Pekanbaru yang hingga kini masih terkendala masalah listrik akibat defisit daya dari PLN.
General Manager PT PIR, Tri Ranti mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Sampah (PLTS) merupakan salah satu solusi penting meminimalisir terjadinya masalah pemadaman listrik yang terjadi selama ini. Bangunan PLTS ini rencananya bisa dimulai awal 2014 dan dapat beroperasi secara komersial di pertengahan tahun.
Dalam pembangunan PLTS ini nantinya dikerjakan Konsorsium G20 ESG Pekanbaru. Yang mana ini merupakan gabungan perusahaan G20 ESG, PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) dan Perusahaan Daerah Pembangunan Pekanbaru.
PT PIR, menurut Ranti, ditunjuk sebagai leader konsorsium dan ditugaskan mengurus legal Power Purchase Agreement (PPA) atau Perjanjian Jual Beli Daya Listrik dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), dimana semua syarat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan dari PLN sedang disiapkan.
Konsorsium, kata dia, sudah melakukan studi kelayakan (feasibility study) usai selesainya proposal awal proyek yang dibuat oleh G20 ESG. Namun demikian, Ranti berharap, PD Pembangunan Pekanbaru dapat segera melakukan pembebasan lahan yang lokasinya tidak jauh dari Tempat Pembuangan Akhir sampah di Muara Fajar,Pekanbaru.
Lahan yang disiapkan seluas 1 hektare itu nantinya akan dibangun PLTS dengan kapasitas energi listrik yang dihasilkan yakni sebesar 1x10 megawatt (Mw).
Selain itu, upaya menambah pembangkit sudah dilakukan. Salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x100 di Kawasan Industri Tenayan (KIT) akan beroperasi Desember 2014. Pembangunan PLTU tersebut bekerjasama dengan PT PLN sebagai sentralisasi listrik di Indonesia. Salah satu upaya itu diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik ini secara simultan dan terstruktur.
Meninjau masalah di atas, menurut Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT, diperlukan suatu sistem baru yang dapat menyokong penyediaan energi listrik saat ini. Suatu sistem yang dapat menjangkau seluruh pelosok daerah di Kota Pekanbaru. Sistem ini menggunakan pembangkit listrik berskala kecil yang terdesentralisasi (tersebar) di seluruh daerah rawan listrik dan membutuhkan pasokan listrik yang besar.
Ya, memanfaatkan energi terbarukan menjadi tenaga listrik memang sudah harus dilakukan sekarang ini. Begitu juga dengan pembangkit listrik lainnya. Ini dilakukan untuk memberikan pemasukan energi listrik bagi kepentingan masyarakat banyak, ujarnya.
Kerjasama yang bagus dengan PLN tersebut terlihat sudah membuahkan hasil. Diperkirakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x110 di Kawasan Industri Tenayan (KIT) akan beroperasi Desember 2014.
Yang mana realisasi pembangunan fisik pembangkit yang dibangun tahun lalu sudah mencapai 78 persen. Kondisi saat ini dilapangan dari pantauan Riau Pos, sudah semua peralatan pembangkit ontime di lokasi pembangunan. Bahkan untuk tahap pengerjaan dua unit pembangkit sudah bisa diprediksi selesai tahun 2014.
Manager Operasi Konstruksi PLN Induk Pembangunan II PT PLN, Robert Purba, mengatakan, setelah ini selesai direncanakan PLN Wilayah Riau akan melakukan uji coba tegangan melalui transmisi yang akan dibangun. Jika dalam perhitungan PLN semua peralatan dan tenaga yang dihasilkan memenuhi standar baru listrik masuk ke jaringan interkoneksi wilayah Sumatera.
Selanjutnya, untuk uji coba nanti PLN segera melakukan pembangunan jaringan transmisi dari Tenayan ke Teluk Lembu dan Tenayan ke Garuda Sakti lewat Gardu Induk di Pasir Putih.***