PENYARING AIR SEDERHANA

Modifikasi Teknologi Terkini dan Tradisional

Lingkungan | Minggu, 07 Juli 2013 - 06:09 WIB

Modifikasi Teknologi Terkini dan Tradisional
Air bersih dihasilkan dari alat penyaring air sederhana yang berasal dari bahan bekas. Foto: rahmad hidayat/GSJ/Riau Pos

Air merupakan sumber  kehidupan di muka bumi. Tapi, bila musim kemarau tiba, sumber mata air bisa mengering. Kondisi ini tentu membuat sumber air bersih berkurang. Mengatasi persoalan air bersih, sekarang, tidak masalah karena Novri, menemukan alat penyaring sederhana mempergunakan bahan bekas.

 

Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Pekanbaru

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

inovasi yang dilakukan Novri mantan mahasiswa alumni Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik Padang angkatan 1994, dengan  memodifikasi teknologi filter air bersih dan  tradisional. Selain itu, alat ini dapat juga digunakan untuk sirkulasi air kolam ikan dengan tujuan menjadikan derajat keasaman (pH) netral sehingga tidak perlu mengganti air.

 Latar belakang Novri membuat alat ini karena wilayah Riau masih ada masyarakatnya belum menikmati air bersih. Terutama daerah Rokan Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir. Ini disebabkan, daerah tersebut terdapat di kawasan rawa dan lautan. Bahkan,  banyaknya air tanah dan air permukaan yang telah tercemar kotoran.

Novri menuturkan alatnya  untuk membuat filter ini hanya menggunakan bahan penyaring, wadah penampung air atau tabung atas, dan wadah bahan penyaring atau tabung bawah. Dengan sistem kerja yang sederhana. Alat ini juga memungkinkan setiap orang dapat mengoperasikannya. Dikarenakan, desainnya sederhana sehingga mudah dipindahkan.

 

Alat penyaring air terdiri atas kerangka alat, pipa, bahan penyaring, wadah penampung air (tabung) atas, dan tabung bawah.

Dalam kesempatan itu, Novri menjelaskan, secara garis besar cara kerja peralatan tersebut. Isi terlebih dahulu tangki penampung air bersih.

Kemudian, tutup keran 1 dan keran 2. Isi  isi bak pertama dengan air olahan. Berikan koagulan dari arang aktif dan diamkan selama 30 menit.  Setelah itu salurkan air ke tabung yang berisi bahan penyaring  terdiri dari pasir, kerikil, arang, dan ijuk dengan membuka keran 1.

‘’Jangan lupa tutup keran dua sehingga  pasir tetap terendam. Isikan kembali tabung pertama dan lakukan proses koagulasi kembali. Buka secara bersamaan keran 1 dan keran 2 sehingga keluar air bersih. Harus berhati-hati, jika air dalam tabung pertama habis, keran 2 cepat ditutup,’’ tuturnya.

Menurut dia, kebutuhan akan air bersih sangat penting bagi manusia saat ini. Bila air mengandung bakteri atau zat-zat terlarut lainnya dapat berakibat langsung pada kesehatan. Penggunaan air yang tercemar untuk keperluan mandi ataupun cuci dapat berakibat langsung pada kesehatan mata dan kulit seperti kuman, kudis, kurap, dan borok. Penyakit mata juga mudah ditularkan lewat air.

‘’Untuk itulah saya rasa diperlukan sehari-hari pengolahan air terlebih dahulu,  agar dapat memenuhi syarat kesehatan”, terangnya.

Novri menjamin, tingkat keamanan desain konstruksi  alat penyaring air sederhana ini dapat dikategorikan cukup baik. Lagi pula kata dia, alat penjernih air sederhana itu bisa dibuat sendiri. Bila ingin mendesainnya, masyarakat bisa mempergunakan  bahan-bahan seperti  batu, pasir, kerikil, arang sekam padi, ijuk, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.

Novri mengatakan, pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid yaitu koagulasi dan adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.

‘’Pasir  yang ada berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama. Mudahkan membuatnya,’’ ujar Novri. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook