Status Siaga Darurat Karhutla Segera Ditetapkan

Lingkungan | Jumat, 04 Januari 2019 - 10:37 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai melanda Riau. Setidaknya, di awal tahun ini, sudah ada belasan hektare lahan yang terbakar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, juga akan segera menetapkan status siaga darurat karhutla.

   Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi mengaku, akan melakukan rapat untuk membahas penetapan status siaga darurat karhutla ini. Dengan penetapan status siaga darurat lebih awal, maka penanganan bisa lebih maksimal.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

   “Makanya kita segera antisipasi. Nanti saya akan komunikasikan dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau,” kata Ahmad Hijazi, Kamis (3/1) di Kantor Gubernur Riau.

    Karena itu kata Ahmad Hijazi, pihaknya akan menetapkan status siaga darurat karhutla dengan waktu tak lama lagi.

“Kalau perlu siaga cepat, mengingat kebakaran lahan sudah terjadi. Kita segera tetapkan status siaga darurat karhutla,” kata dia.

 Melihat cuaca beberapa hari ini panas terik dan angin kencang kata dia, tentu menjadi ancaman kebakaran lahan di Riau. “Ya, secepatnya kita tetapkan,” kata mantan Sekretaris Badan Perencana Pembangunan Daerah Provinsi Riau ini.

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, wilayah pesisir Riau rawan karhutla. Antara lain, Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, hingga Kepulauan Meranti.

 “Potensi karhulta di wilayah pesisir Riau cukup tinggi. Curah hujan di wilayah pesisir saat ini sangat kecil dan cuaca juga cukup panas,” kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Mia Fadillah.

   Secara umum kata Mia, Provinsi Riau menghadapi peralihan cuaca atau pancaroba dari musim penghujan ke musim kemarau. Wilayah pesisir seperti yang disebutkan tersebut, menghadapi musim kemarau lebih cepat dibanding wilayah lainnya.

 Mia memprediksi, musim kemarau akan terus bergeser ke wilayah lainnya di Provinsi Riau. Sepenuhnya memasuki musim kering pada akhir Januari mendatang. “Musim kemarau nanti akan berlanjut hingga Februari,” ujarnya.

 Rendahnya curah hujan di wilayah Riau berdampak pada mengeringnya lahan gambut, terutama di wilayah pesisir. Di Rokan Hilir, sekitar 15 hektare lahan gambut sudah terbakar hebat. Hingga kini masih dalam proses pemadaman.

 Lokasi kebakaran lahan di awal 2019 tersebut terjadi di Desa Mumugo, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Petugas gabungan masih kesulitan melakukan pemadaman karena terkendala sumber air dan cuaca yang sangat panas.

Diketahui, pada 2018 lalu, Pemprov Riau menetapkan status siaga Karhuta di awal Januari setelah insiden kebakaran melanda secara masif di beberapa kabupaten dan kota di wilayah itu. Status siaga darurat karhutla itu berakhir pada 30 November 2018.

 Pada 30 November itu, Pemprov Riau juga menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor. Ini mengingat bencana banjir yang melanda di sejumlah daerah Riau. Status siaga darurat banjir ini baru berakhir pada 31 Desember 2018.(dal)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook