MELIHAT PROGRAM SEKAT KANAL UNDP-REDD+HLHK (2-HABIS)

Parit yang Dulu Kering Mulai Terisi

Lingkungan | Rabu, 25 November 2015 - 10:52 WIB

Pohon jelutung, bintangur, meranti, gronggang, pisang-pisang, ramin dan suntai tumbuh subur berdampingan dengan tanaman sawit. Padahal kata H Nur, tokoh masyarakat Tanjung Leban, lokasi yang kini kanalnya disekat, tahun 2013 lalu gersang. Karena apapun yang tumbuh di atasnya dilalap api tanpa ampun.

Menurut Dr Haris, sistem sekat kanal akan mengatur debit air. Ketika musim kemarau pasokan air berkurang, air akan tertahan oleh sekat. Sedangkan ketika musim penghujan, debit air akan diatur. Air tidak akan merendam areal perkebunan warga. Karena pada sekat terdapat pintu limpahan air.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Jadi dengan adanya sekat, ketika air melimpah, tetap mengalir melalui pintunya. Tanaman tidak terendam. Sedangkan ketika kemarau, debit air menurun, air tetap terperangkap. Lahan di sekitarnya pun tetap basah,” terangnya sambil terus mengamati sekat kanal yang dibangun dengan kayu dan material lainnya itu.

Selain di Desa Tanjung Leban, Riau Pos juga mengunjungi pembangunan sekat kanal di Desa Sepahat. Di sini UNDP telah membangun 12 sekat kanal. Sementara empat lainnya telah dibangun lebih dahulu secara swadaya oleh masyarakat.

“Totalnya sudah 16 sekat kanal yang dibangun di wilayah kami,” ujar Koordinator Masyarakat Peduli Api (MPA) Sepahat, Syafrizal (50). Sekat-sekat tersebut menurut Syafrizal telah memberikan manfaat yang luar biasa. Selain membasahi lahan gambut mereka, sekat kanal itu juga telah menjaga ketersediaan air.

“Dulu sebelum adanya sekat kanal, ketika kebakaran kami susah mendapatkan sumber air. Tapi sekarang tidak lagi. Jadi ketika ada kebakaran kecil langsung bisa dipadamkan,” ungkapnya.

Sementara di Desa Buruk Bakul, satu sekat kanal besar telah dibangun. Meskipun seharusnya mendesak untuk dibangun dua sekat, karena setiap tahun di desa tersebut ada dua titik lokasi yang selalu terbakar secara berulang.

“Ke depan kami sudah mengajukan 10 titik untuk dibangun,” ujar Sekdes Buruk Bakul Yusuf (50).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook