(RIAUPOS.CO) - Akhir-akhir ini, penyakit rubella menjadi buah bibir. Rubella menghantui para orangtua. Khususnya mereka yang anaknya belum divaksin. Kontroversi terkait halal atau tidaknya vaksin berimbas pada banyaknya orangtua yang absen memberi vaksin rubella pada anaknya. Padahal, fungsi vaksin sendiri memang penting untuk mencegah penyakit rubella sedini mungkin.
Lebih jelas tentang rubella, dikatakan oleh dokter Annisa Bestari, bahwa penyakit satu ini disebabkan oleh virus rubella. “Ya, rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rubella. Seperti penyakit virus lainnya, seseorang dapat terserang penyakit ini saat sistem imunitas tubuhnya melemah,” ujarnya.
Penularan virus rubella dikatakannya melalui bulir liur atau droplet penderita rubella yang bersin atau batuk Ladies. Cukup mudah ya penularannya. Rubella biasanya menyerang anak dan remaja. Tapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang orang dewasa lho. Waspada nih.
Untuk gejala yang ditimbulkan sendiri, biasanya tidak khas dan spesifik. Rubella menimbulkan gejala yang ringan. Gejalanya bisa meliputi, demam, batuk, pilek, mata merah, nafsu makan berkurang, ruam di tubuh, nyeri persendian dan pembesaran kelenjar limfe.
“Untuk gejalanya bisa tidak khas bahkan tidak ada gejala. Sehingga biasanya penderita baru mengetahuinya setelah positif terserang rubella. Tapi, untuk ibu hamil, kasusnya akan berbeda dan gejala bisa lebih berat,” sambungnya.
Seperti yang dijelaskan dokter berhijab ini, hal berbeda terjadi jika virus ini menyerang ibu hamil. Yang terjadi adalah sindrom rubella kongenital. Gejala sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan kecacatan pada janin bahkan kematian janin.
Kecacatan yang terjadi dapat berupa katarak, tuli, kelainan jantung bawaan dan kerusakan otak. Ibu hamil pada trimester pertama yang berpotensi besar tertular virus rubella ini.
Adapun cara kerja dari virus ini ialah, ia berkembang di nasofaring (belalang hidung, red) dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Lalu masuk ke aliran darah. Waktu yang diperlukan dari virus masuk ke tubuh sampai menimbulkan gejala adalah 14-21 hari. Penularan terjadi paling berpotensi pada hari pertama sampai kelima setelah ruam muncul.
Sedangkan untuk ibu hamil yang anaknya menderita sindrom rubella kongenital, kemungkinan besar tidak mendapat vaksin. Jika seorang ibu hamil terserang rubella, biasanya rawan kelahiran janin cacat bahkan bisa lebih fatal. Kasus yang pernah terjadi adalah kematian janin. Jadi, janin mati sebelum dilahirkan (abortus).
“Seperti yang saya bilang di awal, rubella ini akan sangat membahayakan bila menyerang janin. Janin dapat tertular melalui plasenta bila ibunya terpapar virus rubella. Seorang ibu sendiri, dapat diketahui terpapar virus rubella dari pemeriksaan darah. Karena kalau hanya melihat gejala penyakit yang timbul, gejalanya bisa tidak khas. Pada banyak kasus, seorang ibu memeriksakan darah saat telah mengalami keguguran atau mengetahui anaknya cacat saat pemeriksaan kehamilan. Artinya, saat di mana virus sudah menyerang,” paparnya. (azr)
Laporan: Siti Azura
Foto: Koleksi Pribadi