Bronkopneumonia pada Bayi, Jarang Diketahui

Ladies | Senin, 02 Juli 2018 - 11:50 WIB

Bronkopneumonia pada Bayi, Jarang Diketahui
Dokter Sarah Rahmayani. (FOTO KOLEKSI PRIBADI)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Menjadi ibu baru merupakan pengalaman yang menyenangkan. Merawat bayi mungil agar tetap sehat dan tumbuh besar bukanlah tugas yang mudah. Terlebih bayi rentan diserang berbagai penyakit. Salah satu yang paling sering terjadi pada bayi adalah penyakit bronkopneumonia. Ladies pasti nggak mau kan si kecil yang lagi lucu-lucunya menderita penyakit tersebut? Yuk simak ulasan tema sehat kali ini.

Bronkopneumonia sendiri adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran napas bagian bawah. Menurut salah seorang dokter wanita dr Sarah Rahmayani, kasus bronkopneumonia terbanyak ditemukan di puskesmas, rumah sakit ataupun praktik-praktik dokter. Tetapi jarang diketahui para orangtua.

Baca Juga :Geluti Seni Melukis Kuku

“Padahal bronkopneumonia kerap mengancam nyawa bayi bahkan bayi yang baru lahir. Bronkopneumonia ini istilah medis yang menyatakan terjadi peradangan pada saluran udara dan kantong udara paru-paru anak. Sehingga menyebabkan flek pada paru anak. Seseorang yang menderita bronkopneumonia bisa merasakan sulit bernapas sebagai akibat terhalangnya saluran udara,” terangnya.

Dr Sarah melanjutkan, peradangan yang terjadi bisa bersifat ringan atau berat tergantung pada penyebabnya. Jadi, ada yang radang mudah sembuh, ada pula yang berbahaya hingga mengancam kesehatan anak. Penyebabnya adalah beragam mikroorganisme, seperti dari virus, bakteri, jamur. Pada dasarnya, bronkopneumonia paling umum disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.

Kuman-kuman ini mencapai paru-paru melalui beberapa rute, seperti yang tersering kuman di udara kotor terhirup melalui hidung dan tenggorokan sampai ke paru dan terjadi infeksi. Bayi atau anak tertular penyakit saluran napas ini bisa karena tertular oleh temannya, orangtua atau orang yang ada di sekelilingnya. Nah, sebagai orangtua, Ladies harus semakin waspada nih. Jangan sampai kamu atau orang terdekat justru menularkan penyakit pada si kecilmu.

Lingkungan yang pengap dengan sirkulasi udara kurang baik dan banyak alergen seperti debu, asap rokok, asap pabrik, asap kendaraan bermotor serta polusi udara lainnya juga bisa menyebabkan anak mengalami radang paru-paru ini.

“Polusi udara dan paparan asap rokok bisa merusak kerja daya tahan tubuh di saluran pernapasan. Sehingga kuman yang menyebabkan pneumonia akan lebih mudah masuk. Ada sejumlah faktor yang membuat balita mudah terserang bronkopneumonia, yaitu jika anak sering mengalami infeksi saluran napas akut berulang, imunisasi tidak memadai dan mengalami kekurangan gizi,” paparnya.

Buat kamu si ibu baru, harus segera periksa jika menemukan gejala-gejala dari bronkopneumonia pada anak. Gejala bronkopneumonia pada anak sendiri bermacam-macam. Tergantung usia dan penyebabnya.  Biasanya didahului gejela selesma seperti demam, batuk pilek, hilang nafsu makan.

Nah, karena gejala awalnya mirip selesma biasa, maka orangtua sering mengabaikan penyakit ini Ladies. Padahal, penyakit ini berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada anak akibat paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh. Pada perkembangan selanjutnya, barulah muncul gejala napas cepat dan sesak napas.

“Kebanyakan orangtua tidak mengetahui bahwa si anak terkena gejala bronkopneumonia. Karena tanda-tanda awalnya memang seperti flu atau demam pada umumnya. Jadi orangtua tidak memeriksakan si kecil lebih lanjut. Padahal, tindakan tersebut sama saja membiarkan bronkopneumonia semakin berkembang,” sambungnya lagi.

Menurutnya,  harus bisa menghitung napas anaknya agar bisa mengenali apa itu napas cepat. Jika anak usia kurang 2 bulan, napasnya lebih dari 60 kali per menit. Sedangkan usia 2-12 bulan, napasnya lebih dari 50 kali per menit. Untuk anak usia 1-5 tahun, napasnya lebih 40 kali per menit. Dengan mengetahui hal tersebut, Ladies bisa segera mengambil sikap jika si kecil mengalami masalah pernapasan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook