Turut mendampingi anggota DPRD Kuansing Dr Adam SH MH. Momen pulang kampung Professor Asdi Agustar dimanfaatkannya untuk memberikan masukan terhadap pengambil kebijakan di negeri ini. Karena dinilainya, bahwa kota Telukkuantan ini belum seperti yang difikirkan banyak orang. Dan menurutnya, ibukota Kabupaten Kuantan Singingi masih berwawasan pedesaan.
"Sebenarnya Kota Telukkuantan belumlah kota sebagai mana difikirkan banyak orang. Dan lebih pada kota berwawasan pedesaan. Sehingga konsep yang bisa diterapkan untuk menjadi kota sesungguhnya adalah keteraturan," ujar Professor yang lahir 1962 itu.
Untuk menciptakan keteraturan itu, Ketua DPRD Andi Putra disarankannya, keteraturan itu terlebih dahulu harus dimulai dari aparat, atau pegawainya yang harus teratur. "Jadi, untuk menciptakan keteraturan, yang harus lebih dahulu teratur itu aparat atau pegawainya. Seperti. Kalau mau menertibkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Ya, ASN dan pejabat, itu rumahnya harus lebih dulu ada IMB. Jangan masyarakat ditertibkan lebih dulu, tapi pejabat dan lingkungannya terlebih dahulu. Kalau pejabatnya tidak tertib, tentu sulit untuk berkembang kalau konsep ini tak jalan," disarankannya.
Selain memberikan masukan dalam berbagai hal. Mantan Pembantu Rektor II Universitas Andalas Padang itu terkesan menaruh harapannya terhadap Andi Putra untuk Kuansing ke depan. Dan Ia pun mengapresiasi kepemimpinan Andi Putra di DPRD Kuansing. Karena dalam memimpin lembaga politik yang diisi banyak kepentingan dari latar belakang partai politik (Parpol), dibutuhkan konsep manajemen yang bagus.
"Pak Ketua DPRD ini punya potensi kepemimpinan yang baik. Di usianya yang masih sangat muda, beliau saya lihat mampu memenej lembaga yang begitu besar, seperti DPRD Kuansing. Apalagi bisa menjadi Ketua DPRD selama dua periode. Ini membuat beliau menjadi dewasa menyikapi berbagai persoalan, baik internal maupun antar lembaga," ujar mantan Ketua Bappeda Kota Bukit Tinggi itu.
Prof Asdi Agustar yang kini merupakan Staf Pengajar Pascasarjana Universitas Andalas Padang yang konsentrasinya adalah Manajemen Pembangunan itu menjelaskan, untuk bisa jadi pemimpin tidak hanya dibutuhkan modal finansial saja. "Tapi yang utama adalah kemampuan modal sosial. Sepertinya, kedua modal itu ada sama ketua. Dan ke depan tinggal memenejnya agar diterapkan tepat waktu dan tepat guna," sarannya.
Diketahui, saat ini Prof Dr Ir Asdi Agustar MSi yang merupakan anak jati diri Inuman itu, juga mengajar di sejumlah universitas di luar negeri, seperti Malaysia dan Filipina. Untuk di Malaysia, Asdi yang punya basic dasar Ilmu Peternakan dan Menajemen Pembangunan itu, mengajar di Universitas Sains Islam Malaysia. Sedangkan di Filipina, Prof Asdi mengajar di University of The Filipines at Los Banos Filipina.
Ketua DPRD Kuansing Andi Putra memuji keberhasilan putra Kuansing yang sukses bersaing di dunia akademis di luar daerah. Bahkan menurutnya, bisa bersaing di luar negeri. "Banyak masukan darinya. Dan sosok professor ini tentu akan menjadi motivasi bagi semua untuk tidak malu bersaing dengan siapapun dan dimanapun. Tentu kita bangga dengan kiprahnya yang sukses di luar daerah dan luar negeri," puji Andi Putri.