(RIAUPOS.CO) -- Jalur yang terbuat dari kayu Meranti. Dengan jumlah isian 49 orang itu mematahkan prediksi para pengamat dan penonton pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.
Pasalnya, jalur yang keluar sebagai yang tercepat di Tepian Narosa Telukkuantan, tahun ini adalah jalur yang baru turun mandi. Sehingga jalur ini dijuluki “bayi ajaib” dari Muaro Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya.
Tidak ada tanda-tanda jalur Pahlawan Kuantan ini akan menjadi juara di arena yang paling bergengsi tersebut. Namun diakui, Wakil Ketua Jalur Pahlawan Kuantan, Zulmaswan SPd, jalur ini diramalkan sang pawang akan menjadi momok bagi jalur-jalur yang digadang-gadang bakal juara di Narosa tahun ini. Dengan syarat, anak pacunya harus terlatih dan siap tempur.
“Itu saja tanda-tandanya. Dengan ramalan seperti itu, kami menanggapi biasa saja. Tapi tetap berikhtiar bagaimana jalur ini bisa menang. Alhamdulillah. Masyarakat terasa begitu kompak. Tidak seperti jalur-jalur yang dimiliki sebelumnya,” ungkap Zulmaswan kepada Riau Pos, Selasa (27/8).
Dengan keterbatasan, seperti pemacu yang belum teruji. Zulmaswan yang didukung semua pihak di Sentajo Raya, memutar otak bagaimana jalur ini bisa menang setiap berpacu. Sehingga ia yang sudah menjalin hubungan baik dengan jalur lain, seperti dengan pengurus Siposan Rimbo dan Sang Ratu Helmina, rela mengemis meminta tolong agar memacukan jalur ini.
“Makanya hari pertama. Kami meminta bantuan atlet Siposan. Alhamdulillah menang. Di hari kedua meminta bantuan atlet Sang Ratu Helmina. Dan berlanjut hingga ke hari ketiga. Karena Siposan sudah kalah di hari ketiga. Hari keempat kami meminta pemacu full dari Siposan Rimbo. Kalau Helmina tidak memungkinkan, karena lawannya jalur yang satu kecamatan dengan Helmina,” jelasnya.
Dengan cara tolong-menolong seperti itu, diakui Zulmaswan, adalah salah satu rahasia kunci suksesnya jalur Pahlawan Kuantan menjuarai FPJ 2019.
“Ini karena mereka ikhlas dalam menolong. Tak banyak permintaan mereka. Baik Siposan maupun Helmina. Dan inilah hakikat pacu jalur. Terciptanya silaturahmi sesama kita masyarakat di Kuansing,” katanya.
Namun dibalik saling tolong menolong yang penuh keikhlasan di masyarakat Kuansing itu, kata Zulmaswan, juga karena kesabaran dari masyarakat dalam mengurusi jalur. “Tak ada pamrih. Semuanya kompak. Sabar dan ikhlas dalam mengurus jalur,” ungkapnya mantan Camat Kuantan Hilir Seberang itu.***
Laporan JUPRISON, Telukkuantan