KISAH MAIDENIA RASMI YANG MENDERITA GINJAL BOCOR

Berharap Uluran Bantuan Dermawan

Kuantan Singingi | Jumat, 25 September 2020 - 09:35 WIB

Berharap Uluran Bantuan Dermawan
Rasmi, bocah perempuan penderita ginjal bocor asal Desa Pulau Baru Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, saat dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, beberapa waktu lalu.(PIHAK KELUARGA FOR RIAUPOS.CO)

TELUKKUANTAN, (RIAUPOS.CO) - Rasmi didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit Sindrom Nefrotik atau yang sering dikenal dengan ginjal bocor. Saat ini Rasmi harus diasuh neneknya. Karena di tinggal orang tuanya sejak umur 7 tahun.

Menurut neneknya Misrawati, awalnya menurut dokter salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru menjelaskan, Rasmi mengalami


sakit komplikasi rematik dan jantung. Karena tidak mendapatkan perawatan di sana, akhirnya dibawah ke RSUD Arifin Ahmad. Penyakit rematik dan jantung sudah mulai membaik.

Rasmi kembali didiagnosa oleh dokter. Hasil dianogsa Rasmi mengidap penyakit ginjal bocor yang sudah berlangsung semenjak umur 10 tahun, hingga saat ini kondisi korban belum stabil.

"Awalnya semenjak umur 10 tahun Rasmi didiagnosa penyakit jantung. Apabila penyakitnya kambuh, tubuhnya terasa lemas dan tidak bisa berdiri serta badan membengkak. Kondisi parahnya ini semenjak  satu tahun terakhir," ujar Misrawat, Kamis (24/9).

Beberapa hari lalu, Rasmi sempat dibawa ke RSUD Telukkuantan, namun keluarga memutuskan agar korban dibawa pulang karena tidak ada biaya untuk berobat.

Sementara ayah Rasmi Mohadi Sopian mengaku hanya bekerja buruh harian. Untuk memenuhi keperluan sehari-hari mereka hanya mengandalkan dari hasil memotong karet.

"Saya ini hanya bekerja serabutan, tidak ada pekerjaan yang lain. Palingan motong karet untuk biaya keperluan keluarga sehari-hari. Untuk biaya pengobatan kami tidak punya dana," kata Muhadi sedikit terbata-bata.

Untuk beberapa hari terakhir ini, mereka mendapatkan bantuan pemerintah berupa BPJS Kesehatan. Sementara obat yang harus ditebus untuk Rasmi per pekan Rp700 ribu. Selama ini uang itu didapat menunggu bantuan BLT dan bantuan keluarga. Sementara ke depan dirinya belum tahu dari mana dapat uang untuk perawatan.

Mohadi Sopian bingung harus berbuat apa lagi. Ditengah kegelisahannya, ia berhadapan dengan masalah kesulitan biaya ekonomi keluarga yang pas-pasan ditambah dengan beban pengobatan Rasmi membuatnya tak berdaya.

Kini dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah Kuansing dan pihak dermawan mengulurkan tangan memberikan bantuan berobat  buat anaknya agar dapat dirawat sesuai penyakit yang diderita.***

Laporan : Desriandri Candra (Telukkuantan)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook