TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Herman, seorang remaja cerdas usia sekitar 16 tahun harus diisolasi di rumahnya, di Dusun Penghijauan, Desa Pasarbaru Pangean sejak sebulan lalu.
Ia diisolasi dengan kaki diikat, karena diduga telah mengalami gangguan mental yang kerap berlaku kasar terhadap orang sekitarnya. Termasuk dengan orang tuanya, baru-baru ini.
Prihatin melihat kondisi Herman dan keluarganya, salah seorang tokoh pemuda dari Sentajo Raya, Armi Chaniago atau yang biasa disapa Si Ar Tajo itu datang membesuknya. Dia juga memberi motivasi kepada Herman yang dinilainya selama bergaul dengannya merupakan pria yang cerdas.
"Selama ini saya mengenalnya sebagai sosok cerdas dan rajin. Hanya saja mungkin pemikirannya kurang tersalurkan akhir-akhir ini, sehingga seperti ini yang dialaminya. Makanya, saya datang langsung melihat kondisi Herman agar semangatnya untuk berjuang hidup menjasi lebih baik bangkit lagi," kata Armi, Kamis (23/4/2020).
Apalagi, Herman yang dikenalnya adalah sosok anak yang peduli dengan orang tuanya. Setiap Armi bertemu Herman semasa sehat, diakuinya, selalu rajin membawa buah tangan untuk orang tuanya yang masih hidup bersamanya.
"Saya tak menyangka seperti ini. Herman ini anak muda seusianya yang memiliki kecerdasan. Namun sayang, Ia harus mengalami sakit mental sepertini ini. Makanya, saya berharap dia bisa sehat seperti semula. Karena senang bergaul dengannya," ungkap Armi.
Sementara itu, Alis, tetangga Herman juga berharap hal yang sama. Ia ingin remaja yang sempat mengeyam pendidikan di SMAN 1 Pangean itu bisa kembali dengan jalan hidupnya yang lebih baik.
"Orangnya tergolong cerdas. Dia punya semangat yang tinggi untuk melakukan apapun," demikian dikenang Alis.
Laporan: Juprison (Telukkuantan)
Editor: Hary B Koriun