TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO)- Pelaksanaan pacu perahu yang dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Desa Aur Duri, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuansing dari hari Jumat hingga Sabtu (12-13/2/2021) menarik perhatian warga lainnya.
Uniknya, selain pacu perahu yang diikuti oleh kaum laki-laki, puluhan kaum perempuan yang didominasi kaum ibu-ibu rumahtangga juga diperlombahkan untuk menarik perhatian.
Terbukti, meskipun pacu perahu yang dilaksanakan di sawah milik warga yang biasa dijadikan sebagai lahan pertanian itu dipaenuhi penonton dari luar Kecamatan Kuantan Mudik.
Perlombaan pacu perahu ini mengingatkan masyarakat Kuansing terhadap budaya pacu jalur yang dalam satu tahun terakhir terpaksa tidak dilaksanakan karena Covid-19.
Menurut salah seorang penonton dari Kecamatan Hulu Kuantan bernama Ardisal saat berbincang dengan riaupos.co, Sabtu (13/2/2021) menyebutkan bahwa pacu perahu yang dilaksanakan pemuda Desa Aur Duri diminati masyarakat luar.
"Ini merupakan pelaksanaan yang ditunggu-tunggu masyarakat Kuansing. Cuma, saya berharap pacu perahu ini harus melibatkan masyarakat luar. Sehingga pesertanya bisa banyak. Apalagi lokasinya juga bagus," kata Ardisal.
Ardisal menambahkan, sejak setahun terakhir masyarakat Kuansing rindu dengan pacu jalur. Dengan adanya pacu perahu yang ditaja pemuda-pemudi Desa Aur Duri ini tentu akan bisa menyalurlkan hoby masyarakat yang selama ini trpendam.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Aur Duri, Murizal mengatakan, untuk sementara perlombaan ini hanya sebatas untuk masyarakat Aur Duri.
"Kita saat ini masih dalam pandemi Covid-19. Tidak mungkin kita mengundang daerah lain. Nah, untuk kedepan, kami mempersiapkan agenda besar pacu perahu dengan peserta dari luar," kata Murizal.
Tujuanya, tambah Murizal, untuk memperkenalkan Desa Aur Duri sebagai desa wisata kepada daerah lain.
"Saya berterima kasih kepada pemuda-pemudi dan masyarakat Desa Aur Duri atas terlaksananya acara pacu perahu ini. Harapannya, Desa Aur Duri bisa menjadi lokasi pacu perahu yang digelar setiap selesai musim panen padi," kata Murizal.
Laporan: Mardias Chan (Telukkuantan)
Editor: E Sulaiman
