LINGKUNGAN

Hapuskan Merkuri PESK, Dibentuk Desa Responsif Gender

Kuantan Singingi | Minggu, 11 April 2021 - 13:30 WIB

Hapuskan Merkuri PESK, Dibentuk Desa Responsif Gender
Sebelum rapat pembentukan tim koordinasi desa responsif gender di Telukkuantan, akhir pekan lalu. (JUPRISON/RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Guna penghapusan merkuri di sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), dibentuk Tim Koordinasi Desa Responsif Gender oleh United Nations Development Programme (UNDP) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang dilangsungkan di Telukkuantan, akhir pekan lalu.

Kegiatan yang didukung oleh Global Environment Facility (GEF) ini bekerja sama untuk mengatasi masalah PESK di Indonesia melalui pelaksanaan kegiatan Global Opportunities for LongTerm Development of Artisanal SmallScale Gold Mining Sector – Integrated Sound Management of Mercury in Indonesia’s Artisanal and Small-Scale Gold Mining atau disingkat Gold Ismia. Salahsatu desa di Indonesia yang melaksanakan kegiatan ini, ada di Kuansing. Yakninya di Desa Logas dan Logas Hilir, Kecamatan Singingi. 


Pembentukan Desa Responsif Gender ini dihadiri seluruh stakeholder terdiri dari Pemerintah Lintas Sektor, Tokoh Adat dan Akademisi bersama-sama sepakat untuk membentuk Tim Koordinasi Desa Responsif Gender sektor PESK. Tim ini bertugas berkoordinasi lintas pihak untuk mensukseskan Desa Responsif Gender sektor PESK dan bertanggungjawab kepada Bupati Kuantan Singingi selaku Kepala Daerah. Selanjutnya, tim ini akan dilegalkan melalui SK Bupati. 

Sekretaris Direktorat Jendral PSLB3 KLHK sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (PB3), Sayid Muhadhar mengaharapkan tim koordinasi desa responsif gender sektor PESK dapat berperan serta aktif dalam mensukseskan kegiatan Gold Ismia dan penghapusan merkuri di sektor tambang emas skala kecil ini.

Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuantan Singingi, Drs Rustam menyampaikan,  kegiatan yang disebut Gold Ismia ini adalah untuk memfasilitasi aktivitas PESK agar menjadi legal melalui pembentukan koperasi tambang yang diinisiasi oleh Gold Ismia dengan membantu penerbitan IPR (Izin Pertambangan Rakyat) serta WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat). 

"Selain itu, mengingat peran serta perempuan di sektor PESK cukup besar, yaitu lebih dari 20 persen, sehingga Kuansing dipercaya untuk menjadi model desa tesponsif gender sektor PESK satu-satunya di Indonesia," ujar Rustam.

Diketahui, Desa Responsif Gender adalah desa yang menerapkan pendekatan mengutamakan gender melalui pemerintahan desa dengan memperhatikan kebutuhan, perspektif dan representasi yang berbeda dari semua pihak, kelompok laki-laki, perempuan, pemuda, difabel, lansia, anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

"Dalam kaitannya di sektor PESK, pemangku kepentingan ditingkat desa perlu membuat peraturan, dan program dengan aksi yang lebih dari sekadar meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan untuk mengurangi ketidaksetaraan dan mempromosikan kesetaraan gender," ungkap Rustam.

PESK merupakan salah satu sumber emisi merkuri terbesar di dunia. Namun juga menjadi sumber pekerjaan bagi hampir 200.000 pekerja penambang. Nah, melalui Gold Ismia yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan pelepasan merkuri dari sektor PESK di Indonesia setidaknya sebanyak 15 metrik ton, diharapkan dapat mewujudkan target Indonesia dalam menghapuskan 100 persen merkuri di sektor PESK pada tahun 2025.  

Maka, Plt Kelapa Dinas P2KBP3A, Drs Muradi menegaskan, bahwa Pemkab Kuansing menyambut baik kepercayaan dari pihak Gold Ismia yang bekerja sama dengan KemenPPPA melalui penerbitan SK Bupati Kuantan Singingi nomor 48 tahun 2021 tentang penunjukan Desa Logas dan Desa Logas Hilir sebagai Model Desa Responsif Gender sektor PESK. 

"Selain itu, saat ini sudah terbentuk Koperasi Tambang Wanita Amanah Duo. Yang merupakan koperasi binaan pihak Gold Ismia," kata Muradi.

Diketahui, seluruh Indonesia terdapat 6 Kabupaten sebagai lokasi kegiatan Gold Ismia. Masing-masing di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY. Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

 

Laporan: Juprison (Telukkuantan)

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook