TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Dengan semakin maraknya aksi-aksi perundungan (bully/intimidasi) di kalangan remaja, Kelompok Guru Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) mengadakan seminar di SMAN 1 Telukkuantan, belum lama ini.
Dalam seminar itu, hadir sebagai nara sumber Kadisdikpora Kuansing H Doni Apriadi SH MH, Kasat Bimas Polres Kuantan Singingi, AKP Soebagja SH, Kabid Perlindungan Anak, Riri Efrianti SKep.
Tujuan diadakan acara seminar itu untuk mendukung program pengembangan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kurikulum merdeka pada Fase E, dengan tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.
Ketua Pelaksana, Wike Silfa MPd menyampaikan, pemilihan tema ini dilatarbelakangi semakin maraknya aksi-aksi perundungan di kalangan remaja. Oleh sebab itu perlu adanya upaya pencegahan oleh semua pihak agar kejadian ini, khususnya di lingkungan sekolah dapat dihindari.
"Seminar ini dibuka langsung oleh Pak Kadispora Kuansing. Jika bully ini dibiarkan, maka akan merusak mental anak bangsa," kata Silfa.
Seperti yang disampaikan Kadispora Kuansing, H Doni Apriadi SH, seminar tersebut merupakan kegiatan positif di era digitalisasi sekarang ini. Doni menyampaikan apresiasi kepada para guru yang terlibat dalam P5.
"Jadi, kesimpulan seminar ini adalah, jangan memberi kesempatan kepada pem-bully. Pem-bully-an tidak boleh hidup dan berkembang di sekolah. Tingkatkan pemahaman dan penguatan terhadap profil pelajar Pancasila di sekolah masing-masing. Dan terakhir, mari dukung Kabupaten Kuansing menjadi kota layak anak," kata Doni.
Dalam kegiatan itu, Kadispora dan nara sumber lainnya didaulat untuk menyerahkan piala bagi pemenang lomba video dengan tema Stop Bullying. Sebagai juara 1 adalah kelas X 2.
Hal yang sama juga disampaikan penanggungjawab acara seminar, Saprianto Eldi SPd I. Menurut Saprianto yang juga Kepala SMAN 1 Telukkuantan ini, kegiatan tersebut merupakan langkah awal menyelamatkan generasi muda Kabupaten Kuansing.
"Terima kasih kepada para kepala sekolah dan guru pembimbing karena telah bersedia mengirimkan siswa-siswinya untuk mengikuti seminar ini. Dengan diadakannya seminar ini, bisa mencegah dan mengurangi kasus tentang perundungan (bullying) di sekolah," kata Saprianto.(kom/yas)