Akil Akui Minta Rp3 Miliar

Kriminal | Jumat, 31 Januari 2014 - 10:59 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Untuk kali pertama sejak ditahan KPK pada 3 Oktober 2013, Akil Mochtar bisa menghirup udara segar. Itu terjadi saat dia menjadi saksi dalam sidang tiga tersangka suap Pilkada Gunung Mas yakni Hambit Bintih, Chairun Nisa, dan Cornelis Nalau.

Dalam sidang itu, Akil mengakui dirinya meminta uang untuk mengurus sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam sidang di pengadilan Tipikor Jakarta tersebut, Akil juga sempat menyinggung isu tentang dirinya yang memainkan kasus pemilihan gubernur (pilgub) Jatim.

Kepada para wartawan, dia menegaskan bahwa kabar itu ngawur. Dia tidak mungkin bisa bermain di pilgub yang akhirnya dimenangi pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf itu karena  

sudah diputus.

‘’Di panel putusannya 2-1, artinya di panel dimenangkan Ibu Khofifah,’’ ujar Akil kepada wartawan di luar sidang.

Dia memastikan itu benar karena Akil menegaskan bahwa dirinya ikut dalam panel. Dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya lantaran namanya sudah dicoret dari daftar rapat permusyawaratan hakim (RPH) MK.

Namun, pria asal Putussibau, Kalimantan, itu enggan menyebut siapa yang memberikan suara untuk kemenangan Khofifah-Herman.

Apakah dirinya, Maria Farida, atau hakim Anwar Usman. Akil mengatakan tidak perlu menyebut semua itu lagi. Yang jelas, ada perubahan keputusan setelah RPH digelar. ‘’Selanjutnya, yang menang Pak Karwo (Soekarwo, red),’’ imbuhnya.

Seperti diketahui, tiga hari setelah penangkapan Akil, MK membacakan putusan gugatan atas hasil Pilgub Jatim. Hasilnya, pasangan penggugat Khofifah-Herman dinyatakan kalah dalam sengketa pilgub Jatim.

Alasannya, dalil Khofifah bahwa ada keterlibatan pejabat struktural dan aparatur pemda, termasuk DPRD, dalam bentuk pembagian uang tunai dan bantuan untuk memenangkan Soekarwo tidak terbukti.

Sementara itu, kabar bahwa Akil meminta Rp10 miliar melalui Ketua Golkar Jatim Zainuddin Amali supaya Soekarwo menang juga dibantah. Menurut Akil, tuduhan tersebut tidak masuk akal karena ada ketidakcocokan waktu.

‘’SMS (melalui BlackBerry Messenger, red) itu terjadi tanggal 2 (Oktober). Tanggal 2 itu sudah diambil putusan saya. Jadi, itu omong kosong,’’ tegasnya.

Di sisi lain, jalannya sidang kemarin diwarnai berbagai pengakuan Akil. Di antaranya, dia bukanlah sosok yang bersih. Apalagi, dia juga tidak membantah telah meminta uang Rp3 miliar kepada Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih.

Itu berawal saat Ketua Harian Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Cabang Kalteng Dodi datang kepadanya. Akil merupakan ketua umum di organisasi tersebut.

Dalam obrolan itu, Dodi meminta Akil agar mempertahankan kepemimpinan Hambit Bintih di Kabupaten Gunung Mas.

Sebelumnya Akil menyebut Hambit beberapa kali meminta bisa bertemu dirinya. Namun, suami Ratu Rita tersebut mengaku selalu menolak.

Hingga kemudian ada rapat FPTI di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Akil tidak bisa mengelak karena Hambit ikut rapat.

‘’Diberi tahu kepada saya kalau ini, Hambit, yang meminta tolong,’’ terang Akil. Karena itu bukan forum yang tepat, dia lantas mengatakan bakal mencari waktu yang tepat untuk bertemu. Hambit pun langsung berterus terang perlu bantuan Akil.

Versi Akil, saat itu dirinya mengatakan harus melihat proses sidangnya terlebih dahulu. Sebab, dia tidak tahu bagaimana bisa membantu kalau ada hal yang memang tidak bisa dibantu.

Jaksa Pulung Rinandro lantas menanyakan perihal uang Rp3 miliar yang diantar Chairun Nisa ke rumahnya.

Awalnya Akil membantah bahwa uang itu terkait dengan sengketa pilkada Gunung Mas. Dia sempat menyatakan integritas seorang hakim konstitusi yang tidak boleh berpihak kepada salah satu pasangan yang bersengketa.

Dalihnya, uang Rp3 miliar adalah guyonan yang dia ucapkan dengan Chairun Nisa selaku penghubung uang. Saat kembali ditanya tentang apa maksud pemberian uang sebanyak itu, Akil melunak.

Dia mengatakan, uang tersebut dipakai untuk mengurus kasus. ‘’Ya, untuk biaya pengurusan perkara. Kalau dia (Hambit Bintih, red) mau minta tolong pengurusan, siapkan segitu,’’ ucapnya.

Ternyata Hambit tidak berkeberatan untuk memberi Akil uang Rp3 miliar. Akil lantas memintanya dalam mata uang asing agar lebih mudah. Mantan politikus Partai Golkar itu sempat mengusulkan agar uang diberikan dalam bentuk dolar Amerika Serikat.

Namun, saat diserahkan kepada dia yang berujung pada tangkap tangan, uang berbentuk dolar Singapura dan rupiah.

Belangnya Akil makin terlihat saat Chairun Nisa menyampaikan keinginannya untuk dapat bagian. Dia tidak mau jatah Rp3 miliar diutak-atik.

Akil lantas mengatakan ke Chairun Nisa untuk meminta lebih banyak, yakni Rp9 miliar. ‘’Kalau mau jadi satu sama dia, saya minta Rp9 miliar. Kan dia minta dibagi dua,’’ jelasnya.

Chairun Nisa dalam sidang sebelumnya membantah permintaan tersebut. Menurut dia, komunikasi dengan Akil hanya bercanda. Dia menegaskan tidak mungkin meminta bagian karena berniat hanya membantu Hambit Bintih.

Selain Pilkada Gunung Mas, hakim menanyakan soal dugaan penerimaan Rp2 miliar dari pilkada Palangkaraya. Akil mengatakan tidak ada kongkalikong untuk mengurus sengketa pilkada itu.

Apalagi, sampai ada kabar yang menyebut Akil berkomunikasi dengan Sekretaris Golkar Idrus Marham. Bantahan tersebut disampaikan karena Akil merasa masih punya kehormatan.

‘’Berita di media sangat tidak benar. Mungkin saya orang yang tidak bersih, tapi saya bukan orang yang menggadaikan kehormatan,’’ tegasnya.

Hambit pun saat dimintai pernyataan oleh hakim terkait dengan kesaksian Akil membantah adanya rapat FPTI. Dia datang bersama Dodi dan langsung diperkenalkan sebagai Bupati Gunung Mas.

Lantas, keduanya melakukan pembicaraan empat mata. Akil mengatakan bahwa berkas sengketa sudah di mejanya.

‘’Kata Pak Akil, berat ya kasus Gunung Mas ini,’’ ujarnya. Dikatakan demikian karena dalam laporannya, Hambit disebut-sebut melakukan money politics. Juga, ada 1.200 pemilih yang tidak normal.

Saat itu Akil sempat mengatakan bahwa hal tersebut biasa dilakukan incumbent. Hingga kemudian muncul permintaan uang.(dim/kim/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook