Laporan Elvy Chandra dan Rina Dianti Hasan, Tapung Hulu
Pembangkit biogas yang berasal dari limbah cair sawit milik PTPN V Tandun dengan kapasitas 1 mega watt (MW) yang berlokasi di Kecamatan Tapung Hulu, mulai beroperasi.
Pembangkit yang bisa menghemat biaya solar PTPN V sebesar Rp5 miliar atau sekitar 6.000 liter solar per hari ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Peresmian tersebut dilakukan oleh Kasi Kementerian ESDM, Syaiful Rukiat, Gubernur Riau yang diwakili Staf Ahli Bidang Pembangunan, Teguh Indar Madji, Bupati Kampar Jefry Noer, Direktur Utama PTPN V, Fauzi Yusuf dan Komisaris PTPN V, Syarwan Hamid.
Dirut PTPN V, Fauzi Yusuf, mengatakan pabrik kelapa sawit Tandun mulai saat ini akan memanfaatkan teknologi pembangkit listrik biogas. Secara berangsur diesel yang dimiliki PTPN V akan digantikan oleh biogas.
‘’Pembangunan pembangkit ini sudah dimulai 10 bulan lalu dan hari ini siap dioperasikan. Pada tahap awal pengelolaan pembangkit dengan sitem komputerisasi ini bekerja sama dengan investor Karya Mas Energi. Karena ini belum merupakan kompetensi kami, di samping untuk mengurangi risiko,’’ terangnya.
Ia juga mengatakan kontrak kerja sama dengan KME ini telah dilakukan untuk 10 tahun ke depan, setelah itu kepemilikan diserahkan ke PTPN V.
Meski demikian menurutnya, pihak PTPN V akan melihat hasil kerja KME dulu dalam enam bulan ke depan. Jika sukses, maka ada rencana akan dilakukan pengembangan biogas sesuai dengan meningkatnya produksi PKS tiap tahunnya.
‘’Bentuk kerja sama kami dengan KME adalah pembelajaran teknologi dan mereka bersedia membuktikan hasil biogasnya dan menjual energinya kepada kami PTPN V seharga di bawah harga BBM industri Rp889/KWh. Energi ini nantinya akan kami gunakan untuk menggantikan diesel-diesel solar dan jika berkembang terus akan kami gunakan untuk keperluan listrik masyarakat di lingkungan pabrik,’’ tegasnya.
Kemudian kata Fauzi, pembangkit biogas ini adalah pembangkit yang pertama di PTPN V se-Indonesia. Sementara PTPN V merupakan ranking ketiga laba tertinggi dari 14 PTPN di Indonesia.
Pembangkit serupa ini lanjutnya, akan terus dikembangkan seiring meningkatnya output KKS setiap tahunnya.
Dalam pada itu, Staf Ahli Bidang Pembangunan Riau, Teguh Indar Madji, mengatakan biogas ini dapat mengatasi kekurangan listrik selama ini. Sehingga biogas sangat perlu dan mesti disambut baik karena bisa menghemat Rp5 miliar per hari.
Kemudian Bupati Kampar, H Jefry Noer, menyambut baik biogas ini. Karena bisa akan mengurangi polusi dan ia juga akan mengadopsi teknologi yang sama meski mengandalkan limbah sapi sebagai bahan bakunya. Pola ini akan dilakukannya di wilayah Bangkinang.
‘’Saya akan membuat kawasan khusus biogas di Bangkinang dengan memberikan bantuan sapi kepada setiap warga, limbahnya dapat diolah menjadi energi listrik dan buat masak bagi warga,’’ terangnya.
Ia juga menghimbau upaya PTPN V ini nantinya jangan hanya di peruntukkan bagi PTPN V, akan tetapi juga bisa dinikmati oleh warga di sekitarnya.(rnl)