JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tingginya kasus perampokan dengan senjata api di wilayah Provinsi Riau mendapat sorotan dari Indonesia Police Watch (IPW). Meningkatkannya aksi kejahatan ini disebutkan karena tingginya peredaran senjata api ilegal.
Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, aksi perampokan bersenjata api sejak tiga tahun terakhir ini memang cukup marak di Indonesia, terutama di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, hingga Jakarta dan Jawa Barat.
“Dulu, sasaran perampok bersenjata api adalah orang-orang yang membawa uang ratusan juta. Sekarang orang membawa uang di bawah sepuluh juta juga dirampok penjahat bersenjata api,” kata Neta saat berbicang dengan Riau Pos, Rabu (29/1).
Kondisi ini menurutnya terlihat di Riau, di mana aksi perampokan bersenpi terjadi di hampir semua kabupaten/kota Riau. Angka kejahatan ini terus meningkat. Bahkan sepanjang Januari 2014 saja sudah ada empat kasus besar.
“Maraknya aksi perampokan bersenpi di Riau tak terlepas dari makin maraknya peredaran senjata api ilegal di daerah ini,” kata Neta.
Dikatakan, kondisi geografis Riau yang sangat terbuka menjadi salah satu faktor yang membuat daerah ini kerap menjadi rawan kejahatan. Termasuk peredaran senpi ilegal.
“Jika dicermati, selain faktor keberadaan senpi ilegal, maraknya aksi perampokan juga disebabkan kesenjangan sosial ekonomi, kecemburuan sosial, dan tekanan psikologis di sebagian masyarakat akibat tidak mampu mengimbangi pesatnya pertumbuhan ekonomi di Riau,” ujarnya lagi.
IPW juga meminta Polda Riau dan jajaran meningkatkan patroli reguler di daerah-daerah rawan dan strategis. Yang tak kalah penting adalah memaksimalkan pengamanan swakarsa di masyarakat, antara lain memaksimalkan peran satpam dan maksimalkan siskamling.
“Masyarakat harus terus menerus diajak berperan serta menjaga keamanan di wilayahnya, jika wilayah tempat tinggalnya atau wilayah kerjanya tidak aman, yang rugi tentunya masyarakat itu sendiri. Artinya, peran intelkam dan babinkamtibmas harus dimaksimalkan,” tandasnya.
Senada, Anggota DPR RI Dapil Riau, Lukman Edy meminta Polda Riau dan jajaran meningkatkan razia preman, senjata tajam dan senjata api. Selain mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan, hal itu juga untuk meningkatkan kewaspadaan jelang Pemilu mendatang.
“Razia sajam, senpi dan premanisme di jajaran Polda Riau harus ditingkatkan. Rangkaian tindak kejahatan di Riau yang terus meningkat ini tentu menimbulkan ketakutan, keresahan di tengah masyarakat,” katanya.
Selain itu, jajaran Polda Riau juga diminta lebih serius menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat jelang Pemilu, harus ada tindakan dan insiatif Polda untuk menunjukkan kekuatan pengamanna, di samping kegiatan di lapangan terus dilakukan rutin, seperti razia-razia.
Polres Kuansing Selidiki Kepemilikan Senpi
Sementara itu, Kapolres Kuantan Singingi, ABP Bayuaji Irawan SH SIK menegaskan, kalau pihaknya saat ini tengah menyelidiki kepemilikan senjata api (senpi) produksi PT Pindad yang digunakan untuk melakukan aksi perampokan senilai Rp1,5 miliar terhadap Gapoktan SKPC II, Desa Beringin Jaya, Singingi Hilir, belum lama ini.
‘’Iya, itu salah satu senpi yang digunakan adalah produksi PT Pindad. Sekarang kami sedang menyelidiki kepemilikan senjata ini,’’ kata Kapolres AKBP Bayuaji Irawan saat berbincang-bincang dengan Riau Pos, Rabu (29/1).
Pihaknya belum bisa memastikan, senjata yang digunakan untuk melakukan aksi pencurian dengan kekerasan (curas) tersebut berasal dari wilayah mana. Namun dipastikan, senjata tersebut diproduksi oleh PT Pindad. “Kalau produksi Pindad kan di Bandung,” katanya.(fat/jps)