JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sebelum penembakan terhadap pesawat yang ditumpangi Kapolda Papua, malamnya terjadi penyerangan terhadap markas Kepolisian Resor Sinak, Puncak Jaya, Papua pada Minggu (27/12).
Wakil Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Budi Gunawan menduga bahwa kasus penyerangan tersebut dilakukan oleh kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Organisasi Papuan Merdeka (OPM).
"Sementara, indikasi dilakukan oleh kelompok TPN," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/12).
Hal tersebut dipaparkan Budi berdasarkan hasil investigasi sementara yang dilakukan oleh intelejen Polri. Sebab, sambung dia, penyerangan dengan pola serupa pernah terjadi terhadap personel TNI dan masyarakat sipil di kawasan Puncak Jaya, Papua, pada tahun 2013.
Untuk mengantipasi serangan lanjutan, pihak Polri telah mengirim sejumlah bala bantuan untuk mendukung Polda Papua dalam menyelidiki dan menangkap kelompok separatis tersebut.
"Kami telah mengirim tim pengejaran maupun juga tim investigasi. Kalau tim pengejaran sudah di sana. Tim investigasi kami sedang diberangkatkan ke Papua," ujar Budi.
Budi mengaku belum mengetahui persis motif penyerangan tersebut. Kendati begitu, dia menjelaskan saat ini kepolisian tengah melakukan identifikasi terhadap kasus tersebut.
Sebelumnya, penyerangan Polsek Sinak menewaskan tiga polisi, yakni Briptu Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham. Sebelum diterbangkan ke Jayapura, jenazah mereka dievakuasi ke Komando Rayon Militer Sinak yang berjarak 100-150 meter dari Polsek.
Selain ketiga polisi itu, dua rekan mereka yang lain terkena luka tembak, yakni Briptu Suma dan Bripda Rian. Bripda Rian pukul 14.55 WIT telah tiba di Timika dan langsung dibawa ke RSUD Mimika.
Orang Dalam Terlibat
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Patridge Renwarin mengatakan, ada keterlibatan orang dalam dalam penyerangan tersebut. Pria itu berinisial DK yang rutinitas sehari-harinya bekerja sebagai tenaga non-pegawai di Polsek Sinak.