JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan beroperasinya tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru di Pulau Jawa.
Ketiga pembangkit baru tersebut adalah PLTU 1 Banten-Suralaya 1x625 Mega Watt (MW), PLTU 3 Banten Lontar unit 1 kapasitas 1x315 MW dan PLTU Tanjung Jati B ekspansi unit 3 kapasitas 1x660 MW.
Ketiga proyek dengan total 1.600 MW itu diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersamaan dengan peletakan batu pertama proyek Resid Fluid Catalytic Cracking (RFCC) PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV di Cilacap.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menyampaikan laporan dari lokasi PLTU 1 Banten Suralaya kepada Presiden dan rombongan yang berada di Cilacap melalui fasilitas video conference.
Menurut Pamudji, tujuan ketiga pembangkit tersebut dibangun adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik khususnya di Jawa-Bali yang meningkat pesat.
Pengoperasian tiga PLTU tersebut akan secara kentara menambah pasokan listrik ke sistem interkoneksi Jawa Bali, sehingga meningkatkan kualitas dan keandalan sistem.
‘’Saat ini beban puncak rata-rata di sistem kelistrikan Jawa Bali mencapai sekitar 19.700 MW. Dengan beroperasinya tiga pembangkit ini maka sampai akhir tahun 2011 daya mampu di sistem Jawa Bali menjadi 23.000 MW,’’ jelas Pamudji, Rabu (28/12).
Ditambahkan, dua PLTU yakni Banten-Suralaya 1x625 Mega Watt (MW) dan PLTU 3 Banten Lontar unit 1 kapasitas 1x315 MW adalah bagian dari proyek percepatan (fast track program/FTP) 10.000 MW tahap 1.
Sedangkan PLTU Tanjung Jati B ekspansi unit 3 dan Unit 4 merupakan pembangkit dengan skema independent power producer/IPI atau swasta.
Disamping itu, tambah Pamudi, pembangunan PLTU ini juga merupakan upaya diversifikasi pembangkit non BBM. Biaya pokok penyediaan listrik menjadi lebih murah yang pada akhirnya akan mengurangi subsidi listrik.
‘’Dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar, ketiga PLTU akan secara kentara menghemat biaya bahan bakar sebesar Rp19,9 triliun per tahun, jika dibanding dengan menggunakan bahan bakar minyak,’’ jelasnya.
Ditambahkan Pamudji, pelaksanaan proyek-proyek tersebut secara maksimal menggunakan tenaga lokal setempat. ‘’Pada saat ketiga proyek berlangsung telah menyerap tenaga kerja lebih dari 15.000 orang tenaga kerja lokal,’’ tuturnya.(yud/izl)