Napi Mengamuk, Seorang Polisi Terluka

Kriminal | Rabu, 28 Agustus 2013 - 09:14 WIB

PEKANBARU (RP) -Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekanbaru geger, Selasa (27/8) Sore sekitar pukul 16.20 WIB. Pasalnya, Syamsul (40), seorang narapidana (napi) kasus pembunuhan mencoba kabur dan mengamuk membabi-buta menggunakan parang saat akan diamankan.

Akibatnya, seorang anggota polisi mengalami luka di bagian tangan akibat sabetan parang dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pantauan Riau Pos di Lapas Kelas II A Pekanbaru sekitar pukul 17.00 WIB, peristiwa percobaan kabur dan mengamuknya napi ini sempat mengundang perhatian masyarakat setempat.

Tampak masyarakat sekitar menyemut di Jalan Lembaga Permasyarakatan tepat di depan Lapas hingga menyebabkan kemacetan.

Sementara itu di bagian dalam, gerbang Lapas ditutup. Satu kompi personil polisi dari Polresta Pekanbaru berjumlah 60 orang berjaga di dalam pekarangan.

Lokasi tempat Syamsul mencoba kabur terletak di sisi Lapas dekat pos penjagaan tak jauh dari WC.

Tampak pada dinding sisi luar Lapas terdapat bercak darah. Berdasarkan informasi yang dihimpun Riau Pos, peristiwa ini diduga terjadi sekitar pukul 16.20 WIB.

Saat itu, Syamsul diketahui memanjat pagar lapas tanpa alasan yang jelas. Beberapa rekan-rekannya sesama napi yang melihat hal tersebut, sempat meneriaki dan melarang. Kepada rekan-rekannya, Syamsul berujar bahwa dia berolahraga.

Meski begitu, petugas yang berjaga saat itu sekitar 10 orang datang dan coba menghentikan Syamsul. Upaya kaburnya ini membawa Syamsul berhasil menyeberang ke bagian luar  pagar. Begitu di luar, ia bersembunyi di dalam gudang WC yang berdekatan dengan pagar, digudang inilah Syamsul mendapatkan parang.

Untuk mengamankan Syamsul upaya paksa dilakukan petugas dengan mendobrak pintu kamar mandi tempat Syamsul bersembunyi. Ketika akan diamankan itulah, Syamsul mengamuk. Parang yang ia pegang disabetkan membabi-buta. Sabetan parang ini kemudian mengenai tangan kiri Bripka Harefa, anggota Polsek Bukitraya yang diperbantukan menjaga di sana.

Meski harus dengan upaya ekstra hingga menyebabkan seorang polisi terluka, Syamsul berhasil dilumpuhkan dan kemudian diamankan di sel isolasi dengan tangan dan kaki terborgol. Bripka Harefa yang mengalami luka selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan atas lukanya.

Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) Pekanbaru, Bejo kepada Riau Pos mengatakan, Syamsul adalah warga binaan dalam kasus pembunuhan dengan hukuman penjara seumur hidup. Ia sudah berada di Lapas Pekanbaru selama lima tahun setelah dipindah dari Dumai.

‘’Dia (Syamsul) kena gangguan jiwa. Sudah tiga kali masuk RSJ (Rumah Sakit Jiwa),’’ jelas Bejo.

Menurut penuturan Bejo, Syamsul sudah lama dimasukkan dalam sel khusus dan diasingkan di Ruang H. ‘’Kita takut kalau dia campur dengan yang lain dia bisa membunuh yang lain,’’ katanya.

Ketika akan kabur, Syamsul sedang dikeluarkan dari sel, rutinitas yang didapatnya setiap sore. Saat itulah, tiba-tiba saja Syamsul memanjat pagar.

’’Dia setiap sore dikeluarin, karena jika tidak dia mengantuk-antukan kepala ke dinding. Saat dia dikeluarkan, dia panjat pintu pagar. Sempat ditarik-tarik oleh kawannya dan penjaga juga, tapi dia tetap memanjat. Malah dia sempat melambai kepada kawan-kawannya ketika di atas,’’ papar Bejo.

Sesudah berada diatas, Syamsul lalu terjun ke gudang WC disinilah kemudian Syamsul diamankan.’’Disana dia dapat parang,’’ terang Bejo.

Terkait kejadian ini, Bejo mengatakan pihaknya dalam melakukan penjagaan tetap selalu waspada.

’’Ini karena dia stres, dia nekat lari di depan orang ramai. Ke depan akan kita konsultasikan dengan kantor wilayah untuk mencari jalan terbaik,’’ terang KPLP sambil mengatakan selain Syamsul ada tiga orang lainnya yang juga stres di dalam lapas.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang turun untuk membantu mengamankan dan kondisi pasca percobaan larinya napi ini sudah kondusif.

’’Satu orang anggota kita terluka dan saat ini dirawat di rumah sakit Bhayangkara,’’ jelas Kapolresta.

Untuk antisipasi agar tidak ada aksi serupa, Adang mengatakan ada anggota polisi yang disiagakan untuk menjaga Lapas.’’Normalnya setiap hari kita menurunkan 10 orang anggota untuk membantu mengamankan. Dengan kejadian ini, ada penambahan anggota, ada 30 personil malam ini yang akan berjaga. Ini kondisional, jika dibutuhkan pengamanan di luar akan digeser ke dalam,’’ tutup Kapolresta.(ali).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook