1 Juni, SMS Gratis Habis

Kriminal | Senin, 28 Mei 2012 - 09:36 WIB

1 Juni, SMS Gratis Habis

JAKARTA (RP) - Pemerintah menerapkan aturan baru model bisnis pengiriman SMS (short message service) yang dilakukan operator telekomunikasi per 1 Juni 2012. Jika sebelumnya hanya operator pengirim yang mendapat keuntungan dari setiap pesan yang dikirim, nanti operator penerima juga bisa mendapat bagian dari keuntungan itu. Skema baru ini bisa dipastikan akan mengakhiri SMS gratis yang memicu adanya SMS sampah (spam).

“Kami akan memberlakukan model penagihan SMS interkoneksi berbasis biaya (cost based) tersebut mulai 31 Mei 2012 pukul 23.59.59 WIB untuk pengiriman lintas operator,” tegas Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Ahad (27/5). Biaya dasar SMS yang diizinkan mengikuti hasil perhitungan biaya interkoneksi tahun 2010, yaitu Rp23 per SMS. Komposisi pembagian keuntungannya akan dibicarakan selanjutnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selama ini model penagihan SMS menggunakan pola SKA (sender keep all). SKA memungkinkan keuntungan —diambil semuanya oleh operator pengirim SMS. Nah, interkoneksi berbasis biaya memungkinkan pembagian keuntungan (revenue sharing) antara operator pengirim dan penerima.

Pola SMS interkoneksi berbasis biaya dianggap lebih adil bagi semua pemain dan bisa menekan pengiriman SMS sampah (spam) sebagai dampak dari penawaran bonus SMS yang tak terukur dari operator kala berpromosi. “Perubahan skema interkoneksi menjadi berbasis biaya bertujuan untuk memberikan keadilan bagi jaringan telekomunikasi,” tuturnya.

Bagaimana pola baru ini bisa membantu mengatasi spam SMS? Penjelasannya berikut ini. Dalam skema tarif SMS dengan pola sender keep all, yang menikmati hasil keuntungannya hanya operator pengirim. Operator penerima SMS hanya kebagian beban jaringannya.

Skema itu memungkinkan operator menerapkan SMS gratis tak terbatas ke semua operator. Akibatnya, spam SMS merajalela karena pelaku cukup membeli nomor dengan bonus SMS gratis seperti itu dan melakukan operasinya nyaris tanpa batasan. Skema interkoneksi berbasis biaya membuat dua operator, baik yang menerima maupun yang mengirim, ikut dapat bagian. Untuk membuat promo SMS gratis lintas operator, harus ada persetujuan dua pihak.

Apakah skema baru membuat tarif SMS turun? Tarif interkoneksi menjadi salah satu komponen dalam penghitungan biaya telekomunikasi selain biaya operasional dan margin keuntungan. Dengan skema baru, tarif layanan SMS memang tidak secara langsung turun. Penurunan tersebut diharapkan muncul secara otomatis berdasar mekanisme persaingan antaroperator. Tentu ada konsekuensi dari penerapan SMS berbasis biaya. Yakni, operator harus memodifikasi storage, server, sistem billing, pengalokasikan dana untuk belanja modal (capex) dan sistem interkoneksinya masing-masing. Dengan diterapkannya SMS berbasis biaya, para penyelenggara diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Gatot menegaskan, target waktu implementasi tak dapat ditawar lagi. Sebab, para penyelenggara telah diberikan waktu yang cukup dan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. (kim/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook