Tragis, Calon Pengantin Dibunuh Sehari Menjelang Nikah

Kriminal | Selasa, 27 Agustus 2013 - 07:50 WIB

SEMARANG (RP) - Calon pengantin ini bernasib tragis. Dia tewas terbunuh bersama adiknya sehari sebelum akad nikah. Padahal tenda pernikahan sudah terpasang. Undangan pun sudah tersebar.

Itulah petaka yang menimpa Dedi Setiawan (35) yang hendak menikah dengan Enik Nurhida (30). Rencana pernikahan digelar Selasa (27/8) hari ini. Warga Kampung Margorejo RT3/RW5 Kelurahan Kemijen Semarang Timur itu tewas setelah berkelahi dengan temanya gara-gara dangdutan dan utang-piutang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dedi tewas mengenaskan bersama adik kandungnya, Tri Daryanto (30). Keduanya menjadi korban penganiayaan tetangganya bernama Handoko alias Hok dan Sri Supriyatin. Dua tersangka itu merupakan kakak-beradik juga.

"Ia (Dedi, red) sebelumnya menonton dangdutan di tempat khitanan tetangga. Di sana ia ada masalah dengan Hok. Terus datang ke rumah Tri. Di rumah ia cerita tentang kejadian itu," terang keponakan korban, Irawati Dewi (28),saat ditemui di kamar mayat RSUP Dr Kariadi, Senin (26/8).

Pernyataan itu diperkuat oleh Istri korban Tri, Ratna Santini (24). Menurutnya, permasalahan saat di dangdutan sudah didamaikan. Kemudian pada saat kejadian kedua korban bermaksud menanyakan hutang kepada Hok.

"Kalau tidak salah, Hok ada masalah hutang dengan mas Dedi," tambahnya.

Tapi sesampainya di lokasi, korban mendapatkan sambutan dari tuan rumah (tersangka.red) yang sudah siap dengan senjata tajamnya. Seketika perselisihan pun pecah setelah kedua korban juga datang membawa senjata tajam.

"Saat itu kami di rumah mendengar teriakan. Tapi kurang begitu tahu. Ketika kami tahu, keduanya sudah bersimbah darah. Tragisnya lagi, Dedi itu mau menikah besok," timpal Irawati.

Suasana rumah yang berada di Kampung Margorejo RT3/RW5, Kelurahan Kemijen, Semarang Timur (rumah Tri) mendadak mengharu-biru. Rumah ukuran kecil berdinding bata dan belum diaci tersebut ramai oleh warga sekitar yang datang untuk melayat dan menunggu jenazah korban yang saat itu masih di kamar mayat.

Meski isak tangis tak begitu membahana, raut kesedihan masih terpancar dari keluarga korban. Tidak kecuali mertua Tri Daryanto, Tri Wahyuni (60). Ia masih kurang percaya jika menantunya tersebut meninggal dengan cara mengenaskan di tangan tetangganya sendiri.

Mertua Tri mengaku pada saat kejadian, menantunya tersebut sudah dalam keadaan mabuk. Begitu juga dengan Dedi. Seperti yang dikatakan oleh Ratna, Wahyuni juga menyatakan kalau perselisihan yang terjadi disebabkan oleh utang-piutang.

"Soal utang, tapi saya tidak tahu berapa jumlahnya," ujarnya sambil mengelus-elus cucunya, anak pasangan Tri-Ratna yang masih duduk di bangku kelas TK kecil.

Wahyuni juga menceritakan secara singkat kronologi kejadian tersebut. Ceritanya mirip dengan apa yang dikatakan oleh Ratna. Tapi, ia menambahkan bahwa saat keluarganya mendatangi lokasi, ia mengetahui menantunya masih bisa berdiri sedangkan Dedi sudah tergeletak.

"Dedi sudah tergeletak, tapi masih dihajar oleh pelaku menggunakan senjata tajam. Saat itu banyak yang lihat, tapi tidak ada yang mau melerai," katanya.

Wahyuni juga mengatakan pelaku penganiayaan tidak hanya dilakukan oleh kakak-adik (Hok dan Supri). Tetapi ada pelaku lain yang ikut menghajar menantu dan adik menantunya.

Tri yang masih mampu berdiri kemudian dibawa ke rumah sakit oleh isterinya. Sedangkan Dedi tewas di lokasi dengan luka parah di kepala akibat tebasan pisau pemotong tembakau. Meski sempat dibawa ke RSI Sultan Agung, Tri juga menghembuskan nafas terakhirnya. Tri sendiri merupakan residivis kasus curanmor dan baru keluar seminggu lalu.

"Menantu saya itu sebenarnya juga baru keluar dari penjara. Kok sekarang malah meninggal dengan tragis," lanjutnya.

Jenazah Dedi Dinikahkan

Meski pulang sudah tak bernyawa, jenazah Dedi tetap dinikahkan dengan Eni Nurida (30), warga Tambak Mulyo RT 02 RW 13, Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara. Pernikahan tersebut berlangsung di rumah Dedi. Prosesi pernikahan tersebut dilakukan oleh orang tua Eni, Muhzan (60) sebagai wali nikah.

Dedi dan Eni sebenarnya baru kenal selama satu bulan. Tapi keduanya mantap untuk berumah tangga.

"Baru sebulan kenal. Besok ijab qobul," terang Wahyuni.Dedi merupakan petugas keamanan proyek PLTU di kawasan pelabuhan. Ia sudah lima bulan bekerja di tempat tersebut. (ris/har)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook