PEKANBARU (RP) - Tak jauh beda dengan banyak daerah penghasil karet di Indonesia, kualitas dan produksi karet petani di Riau sejauh ini ternyata masih jauh dari harapan.
Karenanya diperlukan segera solusi guna mempertahankan daya saing karet yang dihasilkan petani. Terutama untuk memperoleh dan mempertahankan pasar serta upaya untuk meningkatkan pendapatan petani karet.
Salah satu yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas karet petani di Riau. Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau Drs H Zulher MS yang ditemui Riau Pos, Senin (25/6) malam usai membuka pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) penerapan jaminan mutu bahan olah karet (Bokar) di Hotel Resty Menara Pekanbaru menjelaskan, perlu sinergitas yang tinggi antara semua komponen perkebunan sektor komoditi karet untuk menerapkan jaminan mutu Bahan Olah Karet (Bokar).
Hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Tetapi juga harus didukung oleh berbagai pihak terkait baik dari unsur peneliti maupun pihak pengguna, dalam hal ini perusahaan, ujarnya.
Zulher mengungkapkan, sejauh ini kontribusi Provinsi Riau untuk ekspor karet masih relatif kecil, meskipun setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
Dari data yang ada, kontribusi Riau untuk ekspor karet baru sekitar 15 ribu ton dari total produksi 350 ribu ton. Dari total produksi tersebut, yang dimanfaatkan untuk bahan baku pabrik lokal mencapai 180 ribu ton dan selebihnya untuk pemenuhan pabrik pengolahan karet di Sumatera Utara dan Sumatera Barat.(dac)