Riau Hasilkan 42 Persen Migas Sumbagut

Kriminal | Kamis, 25 Oktober 2012 - 09:51 WIB

PEKANBARU (RP) - Provinsi Riau menghasilkan 42 persen dari total minyak dan gas (Migas) di areal Sumatera bagian utara (Sumbagut).

Setelah Riau ada Kepri 40 persen dan setelah itu baru provinsi lainnya. Sumbagut sendiri menyumbang 40 persen Migas nasional.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hal itu terungkap dalam edukasi untuk wartawan yang ditaja Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Perwakilan Sumbagut bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Riau di Balairung Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (24/10).

Kegiatan bertajuk ‘’Edukasi Kegiatan Usaha Hulu Migas bagi Wartawan di Wilayah Riau’’ ini diikuti ratusan wartawan dan awak media cetak dan elektronik se-Riau.

Acara edukasi tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagut, Muhammad Nurhuda. Sejumlah pengurus KKKS Wilayah Riau, pimpinan organisasi jurnalis setempat dan para narasumber dari Universitas Islam Riau, BP Migas, dan Dirjen Migas turut hadir di acara pembukaan.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagut Muhammad Nurhuda mengaku, semula acara ini akan dibuka oleh Kepala Divisi Perwakilan BP Migas, Mulyani Wahyono.

Karena yang bersangkutan berhalangan hadir, pembukaan acara cukup penting ini dilimpahkan padanya. Dia juga mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi atas kehadiran para wartawan dan nara sumber di acara edukasi ini.

Dalam upaya meningkatkan produksi Migas, kata Muhammad Nurhuda, BP Migas dan KKKS tidak bisa jalan sendiri.

“BP Migas dan KKKS perlu dukungan dari para stakeholder seperti Pemda dalam hal perizinan, serta LSM dan wartawan dalam upaya untuk meningkatkan citra industri hulu Migas di tengah masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan produksi Migas, juga sangat diharapkan kesatuan semangat dari berbagai pihak untuk membangun masyarakat ke arah yang lebih baik di masa datang, khususnya di Riau,” tutur Kepala BP Migas Sumbagut.

Dia juga mendedah bahwa sektor Migas saat ini memberikan kontribusi lebih dari 30 persen pendapatan negara.

BP Migas sebagai pengawas kegiatan hulu Migas, bersama KKKS, tuturnya lagi, dituntut pula untuk berupaya maksimal agar produksi minyak 930.000 barel per hari sesuai asumsi APBN tahun ini bisa dicapai. Malah dalam Inpres nomor 2 tahun 2012 tentang Produksi Migas Nasional, BP Migas bersama KKKS dituntut pemerintah mampu meningkatkan produksi minyak nasional hingga 1.010.000 barel per hari.

“Dalam upaya mencapai target itu, BP Migas melaksanakan empat misi. Antara lain berupa peningkatan target cadangan Migas, optimasi produksi, optimasi biaya operasi, serta peningkatan pemberdayaan kapabilitas dan kapasitas industri Migas,” tuturnya.

Muhammad Nurhuda juga menyebut, untuk wilayah Sumbagut saat ini terdapat 20 KKKS yang bergerak di bidang produksi dan 39 KKKS bidang eksplorasi.

Semuanya dia minta bisa berupaya seoptimal mungkin agar target produksi minyak nasional sesuai permintaan pemerintah bisa tercapai.

Ditambahkannya, khusus untuk wilayah Riau, KKKS tahun 2012 ini juga menggarap wilayah kerja baru di Mahato, Bukitbatu, dan South Lirik.

Usai pembukaan, sejumlah narasumber tampil memapar berbagai materi terkait kegiatan hulu Migas di hadapan para peserta. Antara lain Dosen Universitas Islam Riau, Ira Herawati ST MT yang mendedah tentang ‘’Petroleum System’’.

Juga tampil menyampaikan materi Kadis Humas dan Kelembagaan BP Migas, Dr A Rinto Pudyantoro dengan judul presentasi ‘’Pengantar Kegiatan (Hulu) Industri Migas’’. Presentasi ketiga disampaikan staf Dirjen Migas, Siwi Pamungkas. Dia memapar tentang ‘’Lifting Migas’’.

Sedang pada sesi terakhir tampil berbicara Penasehat Ahli Kepala BP Migas Bidang Komunikasi, AM Putut Prabantoro. Dia berbicara tentang ‘’Migas sebagai Alat Strategis Pemersatu Bangsa’’.(sda/hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook