Pembiayaan Syariah Kian Diminati

Kriminal | Senin, 25 Juni 2012 - 11:12 WIB

Laporan JPNN, Jakarta

Satu per satu perusahaan pembiayaan untuk kredit produk otomotif mengalihkan konsentrasi ke produk syariah. Tidak terkecuali perusahaan grup Astra, khususnya PT Federal International Finance (FIF) yang fokus kepada penjualan ritel sepeda motor. Terlebih penjualan sepeda motor belakangan ini memang mulai lesu akibat pemberlakuan peraturan down payment (DP) minimum antara 25 persen sampai 30 persen. Sebab dengan peraturan ini maka tidak ada lagi DP ringan Rp1 juta atau bahkan kurang dari itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Direktur Pemasaran FIF, Djap Tet Fa, mengatakan pihaknya melakukan berbagai rangkaian promosi untuk mengedukasi konsumen agar mulai melirik produk pembiayaan syariah. Sebab produk syariah tidak terkena aturan pembatasan DP itu. “Kami luncurkan program Banjir Emas sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) FIF ke-23. Berlaku bagi konsumen yang menggunakan platform pembiayaan syariah untuk pembelian sepeda motor Honda baru pada periode Juni sampai dengan Juli 2012,” ungkapnya dalam siaran pers, Ahad (24/6).

Djap mengatakan, program itu diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen FIF. Program FIF Syariah sengaja digencarkan sebagai salah satu cara untuk mengedukasi konsumen mengenai pembiayaan syariah, terutama informasi bahwa pembiayaan syariah dapat menjadi pilihan masyarakat universal. “Tidak hanya untuk masyarakat tertentu saja,” katanya.

Secara terpisah, Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI), Zafar D Idham, mengatakan pembiayaan berbasis syariah untuk kredit sepeda motor khususnya, memang semakin diminati seiring pemberlakuan aturan DP minmum. Hal tersebut berimbas kepada peningkatan premi asuransi syariah. Tren pergeseran ke pembiayaan syariah untuk penjualan sepeda motor sudah mulai sangat terasa terutama sejak beberapa bulan belakangan ini. “Meskipun aturan DP 30 persen baru berlaku pertengahan Juni ini tapi pemilihan alternatif ke pembiayaan syariah sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu,” ujarnya, pekan lalu.

Imbasnya, industri asuransi syariah juga turut terdongkrak karena pembiayaan syariah biasanya satu paket dengan proteksi atau asuransi jenis syariah juga. “Memang dengan adanya aturan DP minimum itu pasarnya akan terganggu, begitu juga asuransinya. Tetapi pengaruhnya bisa diatasi dengan produk syariah,” tuturnya.

Direktur Keuangan ASBI, Jenry Cardo, menambahkan bahwa dari peningkatan unit usaha syariah tahun ini pihaknya berani menargetkan bahwa syariah bisa memberi kontribusi sebesar Rp55,5 miliar dengan target perolehan ujrah (fee) senilai Rp7,34 miliar. Angka itu jauh meningkat dibandingkan Rp8,1 miliar kontribusi bruto unit syariah pada 2011 dengan pendapatan ujrah Rp2,83 miliar. Sementara dari asuransi konvensional ASBI menargetkan perolehan premi bruto sebesar Rp240 miliar atau tumbuh 26,3 persen dibandingkan Rp190,6 miliar pada tahun 2011.(gen/sar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook