Riau Aman untuk Investasi

Kriminal | Jumat, 25 Mei 2012 - 09:27 WIB

Laporan DESRIANDI CANDRA dan LISMAR SUMIRAT, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Provinsi Riau merupakan provinsi yang cukup aman untuk berinvestasi. Pasalnya, Riau memiliki letak yang sangat strategis, berada di kawasan koridor Sumatera, dekat dengan jalur perdagangan dunia di Selat Malaka, dan dekat dengan negara-negara ekonomi di Asia Tenggara,

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Riau sangat aman dan nyaman dibandingkan dengan keadaan provinsi lain. Tidak ada tsunami dan gempa bumi di Riau. Tidak ada gunung meletus. Masyarakat cukup harmonis, tidak terjadi gejolak antar agama, suku, konflik masyarakat seperti provinsi lainnya. Itu menjadikan Provinsi Riau aman untuk berinvestasi,” sebut Wakil Gubernur Riau, Drs HR Mambang Mit MM kepada Riau Pos usai membuka pelaksanaan Seminar sehari Riview dan Percepatan Pembangunan Riau, yang dilaksanakan ISEI dan Bank Indonesia Perwakilan Riau, Kamis (24/5).

Namun diakuinya, iklim dan letak yang strategis tidak cukup untuk mendatangkan orang atau kalangan investor datang ke Riau menanamkan investasinya. Dukungan sarana dan prasarana infrastruktur penunjang sangat menentukan. Baik sarana jalan, jembatan, pelabuhan, air bersih, listrik dan lainnya.

Untuk itu, Pemrov Riau terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Pusat untuk menggaet dana APBN untuk memperbaiki sarana infrastruktur yang dibutuhkan.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, tahun 2009 lalu tumbuh sekitar sekitar 6,16 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun secara grafik, angka tersebut turun dibandingkan sebelum terjadinya krisis keuangan global yang tetap memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Riau.

Badai krisis keuangan global lalu sudah menghantam banyak negara. Hanya lima negara yang pertumbuhan ekonominya masih tumbuh positif. Masing-masing, Cina dengan pertumbuhan 7 persen, India 5 persen, Indonesia 4 persen dan Vietnam sekitar 3 persen. “Dan Riau tumbuh sekitar 6,16 persen,” ujarnya.

Selain perbaikan infrastruktur guna menarik investor untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi Riau, Pemerintah Provinsi Riau juga mensingkronkannya dengan kebijakan

Pemerintah Pusat dengan kebijakan MP3EI. Tiga daerah di Riau, masing-masing Dumai, Kuala Enok dan Buton menjadi kawasan ekonomi khusus.

Namun tak dipungkiri sektor perbankan memainkan peran yang besar yang harus tetap ditunjukan untuk mendorong ekonomi masyarakat. Mambang Mit berharap, seminar sehari ini akan melahirkan rekomendasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Riau lebih baik.

Ini pun diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Riau, Hari Utomo. Hari Utomo menyebutkan, dalam kuartal pertama ini, pertumbuhan ekonomi Riau tumbuh sekitar 7 persen

Di sektor perbankan Riau kuartal pertama mencapai Rp67,44 triliun atau tumbuh dua kalipat dibandingkan tahun lalu. Begitu juga dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp34 triliun.

Namun tidak ditampiknya ada beberapa tantangan dan hambatan. Misalnya, soal pertumbuhan penduduk Riau yang cukup tinggi, keterbatasan infrastruktur. Sebuah investasi, membutuhkan stabilitas dan perlu melihat kondisi internal dan global.

“Tapi sektor perbankan di Riau masih memiliki peluang yang besar,” sebutnya.

Namun pembenahan infrastruktur sangat penting. Karena itu bisa menghambat meningkatkan kapasitas untuk tumbuh. Apalagi tantangan ke depan semakin berat dengan persaingan yang ketat pula.(muh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook