April, Premium Diprediksi Rp6.500

Kriminal | Rabu, 25 Januari 2012 - 08:21 WIB

JAKARTA (RP)-  Pemerintah masih mencari formulasi yang tepat untuk menanggulangi beban subsidi terhadap kebijakan bahan bakar minyak (BBM).

Selain mempersiapkan konversi BBM kepada bahan bakar gas (BBG), alternatif melakukan kenaikan harga BBM secara bertahap, khususnya premium makin menguat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bila disetujui, diprediksi, terhitung April 2012 nanti, harga premium bakal naik menjadi Rp6.500. Angka ini akan naik secara berkala setiap tahunnya.  

Sinyal bakal naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi (premium) itu dibenarkan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Karena itu juga, saat ini ada wacana pembahasan kembali Undang-Undang APBN 2012 antara pemerintah dengan DPR sebagai langkah yang tepat.

‘’Saya kira sudah benar jika Komisi VII DPR ingin membahas itu kembali,’’ kata Hatta di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (24/12).

Pembahasan tersebut untuk mendapatkan opsi lain terkait dengan kebijakan pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi yang rencananya akan berlaku per 1 April 2012 nanti.

Seperti diketahui, UU APBN 2012 tidak memberikan ruang untuk diberlakukannya opsi kenaikan harga BBM. Sehingga, opsi yang tersedia adalah menggunakan pertamax atau beralih ke bahan bakar gas (BBG) seperti yang tengah disiapkan pemerintah.

Hatta berpendapat, dua opsi yang tersedia itu dirasa tidak cukup.

‘’Menurut saya, kalau tidak ada opsi (lain), masyarakat kita menggunakan pertamax atau menggunakan gas. Itu tidak pas juga,’’ katanya. Namun hal itu juga tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. ‘’Maka harus dilakukan bertahap pula,’’ sambungnya.

Rapat di Komisi VII

Pemerintah yang diwakili Kementerian ESDM dijadwalkan melakukan rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (26/1) besok. Agendanya antara lain membahas opsi terkait dengan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi.

Selama ini, banyak opsi yang muncul sebagai usulan. Antara lain penerapan harga tengah premium dan kenaikan secara bertahap. Dengan opsi kenaikan bertahap, harga premium bisa menjadi Rp6.500.

Perhitungannya, harga ekonomis premium Rp8.200 per liter dikurangkan biaya alpha dan pajak yang ditanggung pemerintah. Biaya alpha adalah biaya distribusi ditambah margin.

Kenaikan menjadi Rp8.200 per liter dilakukan bertahap. Misalnya, 1 April mendatang Rp6.500, kemudian 1 April 2013 menjadi Rp7.200 per liter dan tahun berikutnya Rp8.200 per liter.

Hatta mengatakan, apapun opsi yang akan diambil, strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM tetap harus dijalankan dengan mendorong penggunaan gas.  

‘’Jangan menunggu April. Sekarang saja mulai digerakkan untuk gunakan gas,’’ kata besan Presiden SBY ini. Terkait dengan infrastruktur konversi BBM ke BBG, seperti ketersediaan SPBG, Hatta mengatakan hal itu terus dilakukan persiapan. ‘’Makanya semuanya harus bertahap,’’ ujarnya.

PDIP Menolak

Sementara itu Fraksi PDI Perjuangan menyatakan sikap resminya menolak pemberlakuan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah yang akan dimulai 1 April 2012.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, terkait rencana kebijakan pembatasan BBM itu, pihaknya sudah membuat analisa dan survei yang dikerjakan oleh akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengkaji apa dampak positif dan negatifnya bagi rakyat.

‘’Tentu kami akan menolak, apalagi jika pemerintah memaksakan diterapkan pada 1 April 2012,’’ katanya, Selasa (24/1) kepada pers didampingi Tjahjo Kumolo.

‘’Kami merasa bahwa infrastruktur pembatasan BBM itu belum terealisasi. Gas belum ada. Alat belum ada, bahkan penampungan belum ada,’’ tambahnya.(boy/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook