Laporan Syahri Ramlan, Bagansiapi-api
Kepenghuluan Serembanjaya yang berada di wilayah Kecamatan Rimbamelintang, Kabupaten Rohil, memiliki potensi burung puyuh.
Dengan menggunakan dana bantuan dari Program Usaha Agrabisis di Pedesaan (Puap), Siwanto bersama rekannya mencoba mengembangkan usaha pertenakan dan budidaya burung puyuh.
Kegiatan peternakan burung puyuh yang dilakukan Siswanto terbagi dalam tiga tempat. Tempat pertama, berada dalam bangunan semi permanen dengan ukuran sekitar empat kali tujuh meter.
Dalam bangunan ini, terdapat beberapa los bertingkat dua yang telah diisi burung puyuh dewasa.
Di bagian bawah los ini, terdapat saluran yang mengantarkan telur berguling menuju ke tempat berkumpul untuk memudahkan prosesi pengambilannya.
Sedangkan di tempat kedua, yakni gudang yang terdapat di dalam rumah. Di gudang tersebut dimanfaatkan untuk prosesi penetasan telur burung puyuh. Terakhir berada di sebelah dapur yang hanya berupa kotak kecil.
Dalam kotak tersebut diperuntukan bagi burung puyuh yang barus saja ditetaskan dengan menggunakan bantuan cahaya panas lampu pijar dari aliran arus listrik.
‘’Setiap telur yang diambil, sebagiannya disisihkan untuk ditetaskan. Sebagiannya lagi dijual, supaya jumlah puyuhnya bertambah,’’ kata Siswanto.
Tahap awal kegiatan peternakan burung puyuh yang dilakukan Siswanto jumlahnya hanya sebanyak 300 ekor saja. Kegiatan awal ini dititikberatkan kepada budidaya.
Gilirannya, telur puyuh tidak langsung dilemparan kepasaran melainkan ditetaskan. Hanya dalam rentang waktu selama tiga bulan, jumlah burung puyuhnya sudah mencapai sekitar 800 ekor lebih.
Dari kegiatan ini, perharinya mampu menghasilkan rata-rata sebanyak 600 butir. Untuk satu butirnya dijual dengan harga Rp 200.
Dengan demikian, bila sebulan, maka usaha ini mampu menghasilkan sekitar 180.000 butir. Dengan nilai pendapatan perbulan rata-rata mencapai sekitar Rp3 juta lebih.***