Pertamina Hentikan Ekspansi ke Luar Negeri

Kriminal | Selasa, 22 Mei 2012 - 08:18 WIB

JAKARTA (RP) - Pertamina mulai menghentikan ekspansinya ke luar negeri. Ini terkait dengan program evaluasi efektifitas investasi di proyek-proyek yang ada di luar negeri.

Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Salis S Aprilian mengatakan, tahun ini PHE akan melepas penyertaan modal investasi di dua negara.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Kami akan divestasi di Australia dan Malaysia,” ujarnya Senin (21/5) kemarin. Saat ini, Pertamina memang sudah melebarkan sayap bisnisnya di tujuh negara, yakni Iraq, Qatar, Vietnam, Malaysia, Australia, Libya, dan Sudan.

Pertamina memiliki hak pengelolaan 1 lapangan migas di tiap negara, kecuali di Libya di mana Pertamina memiliki 2 lapangan Migas, sehingga total ada delapan aset lapangan Migas Pertamina di luar negeri.

Di Australia, Pertamina memiliki penyertaan 10 persen saham pada lapangan Migas BMG yang tingkat produksinya tak kunjung bisa ditingkatkan, yakni hanya sekitar 100 barel per hari. Apalagi, harga minyak dari lapangan tersebut juga tidak ekonomis. “Karena itu, 10 persen saham akan kami divestasi,” katanya.

Salis menyebut, saat ini ada lima pemegang saham dalam pengelolaan lapangan Migas tersebut. Karena itu, dalam divestasi, PHE akan menawarkan 10 persen sahamnya kepada salah satu partner dalam konsorsium tersebut. “Tapi kalau tidak ada yang berminat, kami akan tawarkan ke pihak luar,” ucapnya.

Salis menyebut, rencana divestasi juga akan dilakukan PHE untuk aset investasinya di Malaysia. Sebab, lapangan Migas di Malaysia tersebut tidak bisa memproduksi minyak, tetapi hanya gas.

“Saat ini divestasi sedang dalam tahap negosiasi harga,” ujarnya. Menurut Salis, sebenarnya, potensi besar cadangan migas justru ada di kawasan Timur Tengah dan Afrika, seperti di Iraq, Qatar, Libya, dan Sudan.

Namun, sayangnya situasi geopolitik di negara-negara tersebut masih belum stabil. “Jadi, untuk sementara kami tunggu dulu. Setelah ada lampu hijau (ijin, red) dari pemerintah setempat, kami akan aktif lagi,” ucapnya.

Salis mengatakan, untuk jangka panjang, ekspansi ke luar negeri memang menjadi strategi untuk mengamankan pasokan Migas, tidak hanya untuk Pertamina, tapi juga untuk Indonesia.

“Karena itu, meski saat ini kami masih fokus di operasi domestik, potensi di luar negeri tetap kami bidik,” ujarnya. Dibandingkan national oil company lain, seperti Petronas, Pertamina memang masih kalah dalam urusan ekspansi.(owi/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook